Langsung ke konten utama

Terumbu Karang Sebagai Hutan Hujan Tropis di Laut

 Terumbu Karang Sebagai Hutan Hujan Tropis di Laut

(Doc. Francesco Ungaro.pexels)

Malang, LPM AQUA-Sabtu (23/10/2021) Hutan hujan tropis sebagai surganya bagi sebagian dari seluruh filum hewan darat di dunia, begitupun dengan terumbu karang, yang berperan sebagai hutan hujan tropis di dasar laut. Terumbu karang juga sebagai surganya berbagai filum hewan yang lebih banyak dibanding hutan hujan tropis daratan. Hal ini diperkuat dengan fakta terumbu karang kaya akan keanekaragaman hayati dengan ratusan ribu spesies yang teridentifikasi, juga sebagai tempat berlindung dan mencari pakan bagi biota perairan. Terumbu karang jura berperan sebagai pelindung dari terjangan sang ombak.

Berdasarkan pengertian, terumbu merupakan jutaan koloni dari hewan karang yang menghasilkan batuan kapur. Bersama biota perairan lainnya sehingga membentuk ekosistem unik dalam perairan. Sedangkan karang adalah hewan kecil yang tidak bertulang belakang, hewan karang tersebut bersimbiosis dengan alga zooxanthellae, yang memberikan warna dan energi pertumbuhan pada terumbu karang. Pusat sebaran terumbu karang berlokasi di segitiga terumbu karang, dan Indonesia mempunya area coral triangle, yang mana Indonesia memiliki 67% jenis terumbu karang di dunia.

Kendati demikian permaslahan seperti pemanasan global menyebabkan pemutihan pada terumbu karang, bomb ikan ataupun penggunaan sianida mengakibatkan kerusakan terumbu karang. Hal tersebut dapat mengancam ekosistem perairan dan sumber pangan manusia (anw).


Sumber : https://youtu.be/nBxcwBge1co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

Lagi dan lagi serangan KKB di Yahukimo : Pembunuhan Guru dan dan Serang Nakes 2 hari berturut-turut

Pada Jumat, 21 Maret 2025, serangan brutal oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diklaim oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua pegunungan, terhadap para guru honorer dan tenaga kesehatan (Nakes) di daerah tersebut, berdasarkan hasil olah TKP serangan itu dilakukan oleh para kelompok pelaku selama 2 hari berturut-turut serta dilakukan oleh 15 orang memakai penutup wajah dan bersenjata tajam. Dalam kejadian ini menewaskan seorang guru honorer yang bernama Rosalia Rerek Sogen serta 7 orang lainya mengalami luka-luka. Selain itu fasilitas sekolah dan rumah para guru tersebut ikut dirusak oleh para pelaku penyerangan. "Dari hasil olah TKP, diketahui bahwa kejadian berlangsung selama dua hari berturut-turut. Kelompok pelaku yang berjumlah sekitar 15 orang menyerang guru-guru honorer menggunakan senjata tajam," tutur Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhanidi dikutip da...