Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

CERPEN: RAKSASA

  RAKSASA Oleh: Puput Dwi Setyo Rini (Sumber: Andy Barbour-pexels.com) Hampir genap lima bulan lamanya aku tidak bisa tidur dengan tenang dan selalu terjaga ketika tengah malam. Malam hari terasa sangat sunyi, suara-suara menjadi tiada, kamar ini seolah berisi ruang hampa tanpa ada kehidupan lainnya. Ruangan ini terasa begitu menyesakkan, dinding-dinding kamar saling berhimpitan, benda-benda berbenturan, aku seperti melayang-layang, udara dalam dada ini kian menipis, rongga dadaku semakin sempit. Aku benar-benar tidak bisa bernapas. Seperti ada hal-hal mengerikan yang menutupi saluran pernapasan ini. Seperti aku begitu terasing dalam labirin mengerikan juga sedang berada di alam yang bahkan tak kumengerti sendiri. Apakah ini nyata ataukah aku sedang berada di alam mimpi?   Aku pernah bermimpi indah. Indah sekali hingga aku merasa impianku tercapai ketika aku mengalami mimpi itu sendiri. Aku merasa seolah-olah aku memang benarbenar bermimpi. Aku bermimpi aku bisa terbang. Terbang

HARIAN AQUA (Vol: 44): SERBA SERBI PEKAN UAS

  Serba Serbi Pekan UAS (Andy Barbour-pexels.com) Malang, LPM AQUA-Senin (19/12/2022) Pekan UAS saat ini tengah berlangsung di UB, termasuk FPIK. Tanda bahwa masa semester ganjil tahun ini sudah akan berakhir. Setelah 2 tahun akhirnya Ujian Akhir Semester (UAS) dapat dilaksanakan secara offline . Namun, bagaimana sistematikanya setelah 2 tahun UAS dilakukan secara online ? Ujian Akhir Semester ganjil tahun ini masih menggunakan sistem hybrid . Masih ada dosen yang menggunakan sistem UAS online , ada juga yang sudah menggunakan sistem offline . Diantara kedua sistem UAS tersebut apakah ada perbedaan yang signifikan? Pelaksanaan UAS dengan sistem offline mengharuskan mahasiswa untuk pergi ke kampus. Sedangkan pelaksanaan UAS dengan sistem online hanya perlu mengerjakan tugas di rumah atau kost saja. Namun, apabila dilihat lagi terdapat perbedaan besar dalam pelaksanaan UAS dengan sistem yang berbeda tersebut. Pelaksanaan UAS dengan sistem online dapat memicu tingkat kecurangan

RESENSI BUKU: MATAHARI

  Matahari (Sumber: gramedia.com) Judul                            : Matahari Penulis                         : Tere Liye Penerbit                        : Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit                  : 2016 Jumlah halaman          : 390 ISBN                            : 978-602-033-211-6 Novel Matahari adalah sekuel ketiga dari seri ‘Bumi’ yang ditulis oleh penulis terkenal Tere Liye. Melanjutkan kisah perjalanan dari tiga sahabat-Raib, Seli, dan Ali-yang telah bertualang berkeliling klan asal leluhur Seli berasal, yaitu Klan Matahari. Setelah menyelesaikan turnamen Bunga Matahari di klan Matahari, mencegah rencana jahat Ketua Konsil Klan Matahari, dan yang paling menyakitkan, menyaksikkan langsung kematian teman mereka Ily, ketiga sahabat tersebut akhirnya harus kembali menjalani kehidupan normal mereka. Namun bukan Ali namanya kalau tidak selalu ingin tahu banyak hal. Berkat informasi dan data yang Ia dapatkan, Ali dapat menemukan pintu masuk ke Klan Bintang.

CERPEN: BAHKAN JIKA AKU MENJADI ABU

Bahkan Jika Aku Menjadi Abu (Karya: Anisa Husna Alkautsar) (Sumber: Daffa Rayhan Zain-pexels.com) Bumi tak lagi bisa dikenali. Pemandangan di depanku bukan hal luar biasa di mana aurora menari-nari di langit malam yang membentang sejauh mata memandang, dilengkapi pula pernak-pernik dari cahaya bintang bak tinta putih yang memercik di atas cat hitam. Tubuhku cuma seukuran semut bila dibandingkan gerbang dari sayap kiri Federasi Garuda yang terlihat macam gajah saja. Ketimbang pemandangan malam di langit, aku malah bisa dibuat buta bila melihat hamparan salju tanpa batas. Ibuku yang telah menuju tempat penantian karena terjangkit hipotermia pernah bercerita sedikit tentang seratus tahun yang lalu. Di mana Bumi belum kehilangan identitas sebagai planet asri dan layak huni. Dikatakan tanah yang kita pijak ini disebut pulau Jawa, yah ... itu dulu. Dan di bawah hamparan salju masih ada jejak peradaban umat manusia, ada jalan raya, ruko, lalu monumen Monas yang tertulis dalam buku sejarah, ju

HARIAN AQUA (Vol. 43): PEKAN SUNYI FPIK

  Pekan Sunyi FPIK (Sumber: Pixabay-pexels.com) Malang, LPM AQUA -Senin (6/12/2022) Berdasarkan pengumuman No. 6090/UN10.F06.01/PP/2022 berkaitan dengan akan dilaksanakan Ujian Akhir Semester ganjil Tahun Akademik 2022/2023 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya terdapat kegiatan minggu tenang (pekan sunyi) semester ganjil Tahun Akademik 2022/2023 dilaksanakan pada tanggal 05 - 09 Desember 2022. Para mahasiswa pun turut memberikan beragam komentar mengenai pekan sunyi apakah hanya sekedar formalitas atau memang benar dibutuhkan oleh para mahasiswa. “Menurut saya sebagai mahasiswa, minggu tenang ini sangat saya butuhkan untuk sekedar rehat dari aktivitas perkuliahan dan tugas praktikum yang sangat banyak.” “Dibutuhkan, karena selama ada kegiatan belajar mengajar/kelas. Waktu menjadi padat dan fokus terbagi.” Dengan adanya pekan sunyi ini para mahasiswa berlomba-lomba memanfaatkan pekan sunyi sebelum menghadapi Ujian Akhir Semester ganjil Tahun Akademik 2

HARIAN AQUA (Vol. 42): DITERJANG BADAI, ATAP MASJID FPIK RUSAK

  Diterjang Badai, Atap Masjid FPIK Rusak (Sumber: Dok. LPM AQUA) Malang, LPM AQUA-Senin (28/11/2022) Jumat, 25 September 2022 Kota Malang diguyur hujan deras disertai dengan angin kencang dengan petir. Hujan deras tersebut berlangsung saat siang hingga sore hari selama kurang lebih 4 jam. Hujan deras yang disertai dengan angin kencang tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa fasilitas lalu lintas maupun gedung-gedung. Tak terkecuali FPIK. Hari Jumat setelah hujan deras disertai dengan angin kencang tersebut, mahasiswa FPIK diramaikan dengan kabar bahwa atap masjid FPIK terbang terbawa angin kencang saat hujan deras. Sontak kabar tersebut menyebar ke kalangan mahasiswa bahkan hingga sosial media twitter . Pada salah satu akun menfess di twitter , ada seseorang yang menuliskan bahwa atap masjid FPIK rusak karena hujan deras disertai angin kencang tersebut. “Gara-gara hujan badai angin ribut halilintar hari ini braw! Wkwkwk,” tweet seseorang pada akun  menfess  UB

OPINI: AKTIVIS MAHASISWA, BENERAN AKTIVIS ATAU CUMA NUMPANG EKSIS?

  AKTIVIS MAHASISWA, BENERAN AKTIVIS ATAU CUMA NUMPANG EKSIS? Oleh: Titis Dwi Andhani (Sumber: Dok. LPM AQUA) Katanya puncak tertinggi dalam status siswa adalah menjadi mahasiswa. Julukan mahasiswa secara umum digunakan pada saat sudah memasuki bangku perkuliahan. Serangkaian proses pengenalan mahasiswa dilakukan di setiap kampus, tanpa adanya diskriminasi dan polemik internal kampus yang menjadi bumbu-bumbunya. Menjadi mahasiswa sudah sepatutnya terbiasa bersuara untuk kepentingan masyarakat dan harapan masyarakat untuk memberi kritik seputar kebijakan-kebijakan blunder yang diresmikan pemerintah. Namun, apakah jiwa aktivis mahasiswa masih melekat kuat pada mahasiswa? Masuk dalam ranah aktivis mahasiswa menjadi sebuah kebangga a n sendiri. Sebenarnya apa tujuan mahasiswa menjadi aktivis? Kalau hanya numpang eksis lebih baik jadi selebritis. Menjadi aktivis tidak semudah hanya bersuara lantang dan kata penuh metafora lalu sudah di juluki aktivis. Aktivis harus bertanggung jawab ten

HARIAN AQUA (Vol. 41): KEAMANAN KURANG, BARANG BANYAK YANG HILANG

  Keamanan Kurang, Barang Banyak yang Hilang   (Sumber: Dok. LPM AQUA) Malang, LPM AQUA -Rabu (23/11/2022) Sudah hampir satu semester perkuliahan dilaksanakan secara offline atau luring (luar jaringan). Artinya, semakin banyak mahasiswa maupun civitas akademik yang beraktivitas di FPIK. Setiap hari pasti ada banyak maupun segelintir mahasiswa yang beraktivitas di FPIK, entah untuk praktikum, organisasi, UKM, rapat maupun hal yang lain. Namun, sudahkah aman FPIK kita ini? Melihat dari terlaksananya perkuliahan satu semester ini, ada beberapa kejadian terkait dengan kehilangan atau pencurian barang yang dimiliki oleh mahasiswa. Ternyata, FPIK masih belum cukup aman. Masih banyak mahasiswa FPIK yang kehilangan barang-barang mereka saat berada di FPIK. Mulai dari kotak pensil, helm, baju, tas, hingga laptop, dan masih banyak yang lainnya. Agaknya pihak dekanat kurang memperhatikan segi keamanan yang ada di FPIK.   (Sumber: Dok. LPM AQUA) Mari kita tinjau lagi, sudahkah FPIK memili