Langsung ke konten utama

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

 Jejak di Ujung Senja 

karya: Yahya Ahmad Kurniawan


Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup. 

Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya. 

“Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan. 

Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.” 

Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi danau, berbagi cerita, dan menggambar bersama. 

Hari-hari berlalu, dan perasaan Arif terhadap Lila semakin dalam. Ia menyukai cara Lila tertawa, cara dia berbicara tentang impian dan harapannya. Namun, di balik kebahagiaan itu, Arif merasakan ketakutan. Lila hanya tinggal sementara di desa itu, dan suatu saat dia pasti akan pergi. 

Suatu sore, saat senja mulai menyelimuti danau dengan warna oranye keemasan, Arif memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. “Lila, aku… aku suka padamu. Aku tahu kita baru bertemu, tapi aku merasa ada sesuatu yang istimewa di antara kita.” 

Lila terdiam sejenak, lalu menatap Arif dengan mata yang penuh harapan. “Aku juga merasakan hal yang sama, Arif. Tapi aku harus kembali ke kotaku setelah liburan ini berakhir.” 

Hati Arif hancur mendengar itu. Namun, ia tahu bahwa cinta sejati tidak selalu memiliki. “Aku akan selalu mengingatmu, Lila. Setiap kali aku melihat danau ini, aku akan mengingat semua kenangan kita.” 

Hari-hari terakhir liburan berlalu dengan cepat. Arif dan Lila menghabiskan waktu bersama, menciptakan kenangan yang akan mereka bawa selamanya. Saat hari perpisahan tiba, mereka berdiri di tepi danau, di bawah langit yang berwarna merah jambu. 

“Jangan lupakan aku, ya?” tanya Lila dengan suara bergetar. 

“Tidak mungkin. Kamu akan selalu ada di hatiku,” jawab Arif, berusaha tersenyum meski hatinya terasa berat.

Lila mengangguk, dan mereka berpelukan erat. Saat Lila pergi, Arif merasa seolah separuh jiwanya hilang. Namun, ia tahu bahwa cinta mereka akan selalu hidup dalam kenangan. 

Bertahun-tahun kemudian, Arif masih datang ke tepi danau itu. Setiap kali ia melihat air yang tenang, ia teringat pada Lila. Meskipun mereka terpisah oleh jarak, cinta mereka tetap abadi, seperti jejak di ujung senja yang takkan pernah pudar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

Lagi dan lagi serangan KKB di Yahukimo : Pembunuhan Guru dan dan Serang Nakes 2 hari berturut-turut

Pada Jumat, 21 Maret 2025, serangan brutal oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diklaim oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua pegunungan, terhadap para guru honorer dan tenaga kesehatan (Nakes) di daerah tersebut, berdasarkan hasil olah TKP serangan itu dilakukan oleh para kelompok pelaku selama 2 hari berturut-turut serta dilakukan oleh 15 orang memakai penutup wajah dan bersenjata tajam. Dalam kejadian ini menewaskan seorang guru honorer yang bernama Rosalia Rerek Sogen serta 7 orang lainya mengalami luka-luka. Selain itu fasilitas sekolah dan rumah para guru tersebut ikut dirusak oleh para pelaku penyerangan. "Dari hasil olah TKP, diketahui bahwa kejadian berlangsung selama dua hari berturut-turut. Kelompok pelaku yang berjumlah sekitar 15 orang menyerang guru-guru honorer menggunakan senjata tajam," tutur Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhanidi dikutip da...