Langsung ke konten utama

CERPEN: THE SUNFLOWER

THE SUNFLOWER

Oleh: Rara Amerea A.

Doc. LPM AQUA

Bunga matahari, dia terlalu egois. Bunga di sekitarnya ia abaikan. Fokusnya hanya tertuju pada tuan matahari yang sulit digapai. Seakan buta akan sekitarnya, tidak memedulikan apapun. 

Cowok leo itu berhenti tersenyum, lambaian tangannya turun dengan canggung. Menyadari perempuan manis yang dia tunggu sedari tadi bergegas menuju seseorang. Tidak butuh perkataan, ia tahu janjinya telah dibatalkan secara sepihak tuk kesekian kalinya. Tiada kata maaf yang mengutarakan penyesalan.

Dan di sinilah dia, memandang hujan yang turun dengan tatapan kosong. Tangannya terulur merasakan tetesan air hujan. Sebuah perkataan ia coba tanamkan di dasar hatinya. Seekor lebah tidak akan pernah menjadi matahari. Tidak peduli seberapa banyak lebah berterbangan di sekitar bunga matahari, matahari tetaplah menjadi isi hati sang bunga matahari.

Hingga matanya menangkap siluet perempuan manis yang kehujanan. Dia segera turun dari mobilnya. Mempercepat langkahnya, tak ia pedulikan hujan yang membasahi tubuhnya. Digenggamnya tangan mungil itu, memberhentikan langkah kaki kedua insan tersebut. 

Hanya alasan klasik yang keluar dari mulut manis itu. Sebuah upaya demi menyenangkan hati tuan matahari. Kerutan alis menghiasi wajah cowo leo itu, dia tidak mengerti. Ah segitu inginnya kah menjadi sosok yang berarti di mata tuan matahari? Tapi kenapa? 

Perlahan perempuan manis tersebut melepas genggaman tangannya, berjalan pergi meninggalkan cowok leo itu. Tangannya menjadi hampa, kekosongan datang menyapanya. Seiring dengan langkah kaki perempuan manis yang semakin menjauh, dia sadar..

Tidak peduli seberapa banyak usaha sang lebah, tuan matahari akan selalu menjadi pusat perhatian bunga matahari.

Ia egois bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...