Langsung ke konten utama

BERITA: POTENSI PERIKANAN DI PESISIR SELATAN JAWA TIMUR

POTENSI PERIKANAN DI PESISIR SELATAN JAWA TIMUR

Alexandre Saraiva Carniato_pexels.com
 

Malang, LPM AQUA-Senin (03/01/2022) LPM AQUA telah melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur yang membahas tentang potensi perikanan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur. Seperti yang kita ketahui bahwa Jawa Timur memiliki wilayah laut dan pesisir yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota dan memiliki potensi perikanan yang sangat besar serta beragam. Potensi perikanan yang dimiliki merupakan potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan nelayan atau pembudi daya perikanan ataupun masyarakat pada umumnya. Perikanan yang ada di Jawa Timur perlu pengelolaan yang menyesuaikan perkembangan zaman. Wilayah perikanan Jawa Timur, khususnya di Pesisir Selatan Jawa Timur mempunyai beberapa area budidaya, dan TPI di setiap wilayahnya.

Dilihat dari data penangkapan ikan yang dimiliki oleh Dinas Kelautan Perikanan Prov. Jawa Timur selama 5 tahun ke belakang terjadi adanya peningkatan yang tidak signifikan dalam jumlah hasil tangkapan. Namun, pada tahun 2020 terdapat adanya penurunan penangkapan ikan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan kegiatan atau PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah terkait dengan adanya covid-19 yang terjadi di Indonesia. Adanya PPKM tersebut menyebabkan terbatasnya nelayan yang bisa pergi untuk bekerja, pasar yang buka, serta nelayan yang berasal dari luar daerah tidak dapat masuk ke wilayah tempat menangkap ikan. Data tersebut kemudian menunjukkan adanya peningkatan kembali pada tahun 2021 bersamaan dengan dilonggarkannya kebijakan PPKM oleh pemerintah.

Komoditas hasil tangkapan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur tentunya akan berbeda dengan komoditas hasil tangkapan yang ada di pesisir utara Jawa Timur. Pesisir selatan Jawa Timur memiliki fisik lautan yang langsung terhubung dengan laut lepas atau Samudera Hindia, sedangkan pesisir utara Jawa Timur memiliki fisik lautan yang terhubung dengan perairan antar pulau atau perairan insular. Faktor tersebut yang menyebabkan daerah pesisir selatan Jawa Timur memiliki komoditas ikan hasil tangkapan berupa ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, tongkol dan seterusnya, sedangkan untuk pesisir utara Jawa Timur memiliki komoditas hasil tangkapan berupa ikan demersal dan pelagis kecil. Disamping itu, jenis ikan yang ada di pesisir utara Jawa Timur jauh lebih beragam namun lebih sedikit jumlahnya. Berbeda dengan ikan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur yang memiliki jumlah yang banyak namun lebih sedikit ragam jenisnya.

Jumlah ikan atau stok ikan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur menurut data DKP Prov. Jawa Timur didukung dengan beberapa penelitian akademisi yang sudah diterbitkan menunjukkan bahwa masih berada dalam level under exploited. Proses penangkapan ikan pun masih menggunakan alat tradisional seperti pancing ulur dan purse seine dan dibantu dengan rumpon. Ditambah lagi dengan jumlah armada (berukuran 11-20 GT) yang masih sedikit di pesisir selatan Jawa Timur dengan skala penangkapan yang medium.

Proses pendataan terkait dengan proses penangkapan ikan yang dilakukan oleh DKP Prov. Jawa Timur dilakukan dengan mendatangi Rumah Tangga Nelayan (RTN) untuk mendata sentra-sentra nelayan tentang hasil dari proses penangkapan ikan yang dilakukan. Proses pendataan dengan melakukan survey tersebut dilakukan untuk pelabuhan yang berada di luar Wilayah Kerja dan Operasional Pelabuhan Perikanan (WKOPP). Data yang didapatkan dari hasil pendataan RTN tersebut akan digabungkan dengan data dari Pelabuhan Perikanan yang ada di dalam WKOPP.

Tingkat penangkapan ikan menurut data dari DKP Prov. Jawa Timur dengan skala tinggi biasanya terdapat pada pelabuhan Pondokdadap (Malang), Tamperan (Pacitan), Puger (Jember). Sedangkan untuk pelabuhan dengan skala penangkapan ikan yang rendah biasanya terdapat pada pelabuhan Tambakrejo (Blitar), Sine (Tulungagung), dan Popoh (Tulungagung). Tingkat penangkapan ikan pada setiap wilayah tersebut dapat berubah-ubah setiap tahunnya. Faktor yang mempengaruhi berubahnya tingkat penangkapan ikan pada suatu daerah tersebut yaitu terletak pada keberadaan ikan, usaha untuk penangkapannya, dan masih banyak lagi.

Untuk saat ini, Pelabuhan Perikanan Nusantara atau PPN yang ada di pesisir selatan Jawa Timur hanya ada satu, yaitu PPN Prigi yang berada di bawah wewenang Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sedangkan pelabuhan yang lainnya masih masuk dalam kategori Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang berada di bawah wewenang DKP Prov. Jawa Timur. Pembentukan PPN diharuskan memenuhi beberapa kriteria. Kriteria tersebut meliputi luas lahan yang harus disiapkan, jumlah kapal yang harus dilayani nantinya, kapasitas kapal ikan, dan seterusnya. Setelah kriteria tersebut terpenuhi, proses pembentukan PPN akan dapat diproses oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Saat ini pihak DKP Prov. Jawa Timur tengah mengembangkan proyek pembangunan Ocean Farm ITS (OFITS). OFITS sendiri merupakan terobosan baru dengan menggabungkan aquaculture dengan aspek wisata sehingga menjadi objek ekowisata bahari bagi semua kalangan. Rencananya bagian bawah OFITS akan dijadikan lokasi untuk pembudidayaan ikan sedangkan bagian atasnya akan dibangun hotel dan resto yang nantinya akan ditempatkan pada Teluk Sidoasri. Perkembangan dari OFITS saat ini yaitu sudah dilakukan launching pada beberapa bulan lalu di PPP Pondokdadap. Adanya pembangunan OFITS dapat menjadi solusi bagi nelayan untuk menambah penghasilan terutama disaat musim paceklik.

Selain itu, DKP Prov. Jawa Timur memiliki beberapa program yang dapat menunjang proses penangkapan ikan. Program-program tersebut meliputi pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, menyediakan fasilitas pelengkap, memperbaiki sarana dan prasarana pengolahan ikan, penyuluhan tentang mutu ikan segar yang baik, serta membantu untuk pencapaian mutu produk olahan perikanan sesuai dengan standar mutu Indonesia.

Nyatanya pesisir selatan Jawa Timur memiliki banyak sekali potensi yang dapat dimanfaat dan dikembangkan. Tak hanya dari sektor perikanan tangkap, namun juga sektor budaya laut, wisata dan ekowisata. Dengan adanya pemanfaatan dan pengembangan yang berkelanjutan, diharapkan pesisir selatan Jawa Timur dapat menjadi lebih maju dari sebelumnya. (dnp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching leadership. In the last several years, I’ve thought about it on six continents. The subject is inexhaustible. Why? Because everything rises and falls on leadership. If you want to make a positive impact on the world, learning to lead better will help you do it.” -hlm. 7 The 5 Levels of Leadership merupakan salah satu dari sekian banyak buku karya John C. Maxwell, beliau merupakan penulis, pembicara, dan sekaligus pakar

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia.

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dilakukan se