Langsung ke konten utama

OPINI: BOM WAKTU SAMPAH MEDIS

BOM WAKTU SAMPAH MEDIS

(Sumber : kompas.com)

Malang, LPM AQUA-Rabu (23/03/2022) Permasalahan pandemi Covid-19 yang belum berakhir memunculkan persoalan lain yang perlu menjadi perhatian serius, yaitu pengelolaan limbah medis. Dibutuhkan pengolahan yang tepat agar tidak timbul medium baru penularan virus covid-19 dan mencegah dampak jangka panjang terhadap kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penanganan pandemi membutuhkan penanganan berlapis. Limbah medis yang tidak dikelola dengan baik dan aman dapat menyebabkan penyakit, karena mengandung zat berbahaya seperti patogen, genotoksik, bahan kimia atau obat beracun dan radioaktif.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama pandemi limbah medis mengalami peningkatan sebesar 30% hingga 50%. Apabila dikalkulasikan dari data 34 provinsi maka jumlah limbah medis per Oktober 2020 telah mencapai 1.662,75 tons. Angka limbah medis yang tinggi tersebut diperparah dengan pengelolaan limbah yang kurang terstruktur oleh pemerintah. Limbah medis sudah mencemari sungai, danau, laut, dan daratan pula. Apabila peningkatan limbah medis ini tidak ditanggulangi dan dikelola dengan serius maka akan menyebabkan degradasi lingkungan yang masif di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengelola limbah B3 maupun non B3 yang diakibatkan oleh adanya pandemi COVID-19 sesuai prosedur sehingga tidak menimbulkan degradasi lingkungan.

Ancaman bom itu sudah bisa dilihat dari sejumlah kasus pembuangan limbah medis secara ilegal. Tidak disangkal bahwa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) memiliki sifat akut dan kronis, karena itu dibutuhkan tata kelola yang ekstra ketat agar tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Mengingat sifatnya yang berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah B3 perlu dilakukan dengan seksama mulai dari hulu ke hilir yang wajib dilakukan oleh setiap orang atau pelaku usaha yang menghasilkan limbah B3.

Manusia yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan, maka manusia pulalah yang harus bertanggung jawab mencari solusinya.  Untuk beberapa tips menjaga kebersihan lingkungan dari limbah pademi dapat dilakukan dengan cara membuang masker dan alat medis lainnya ke tempat sampah yang dibungkus dengan plastik agar masker dan alat medis bekas tidak akan berceceran. Selain itu dengan mengolah limbah medis dengan baik tidak akan menimbulkan adanya pelaku kejahatan dengan memanfaatkan limbah pandemi untuk didaur ulang secara ilegal dan diperjualbelikan, mengingat saat ini masker sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. (gj)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...