Langsung ke konten utama

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI


(Sumber: bukabuku.com)

A.              Identitas Buku

a)                 Judul Buku                 : Pertemuan Dua Hati

b)                 Pengarang                 : Nh. Dini

c)                  Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama Jakarta

d)                 Tahun Terbit               : 1995

e)                 Tebal Halaman           : 87 halaman

 

B.              Sinopsis Buku

            Bu Suci merupakan guru baru di SD yang berlokasi di Semarang. Sebelumnya ia telah memiliki pengalaman mengajar di daerah tempat tinggalnya dahulu, yaitu Purwodadi. Hari pertama Bu Suci mengajar di sekolah barunya, ada tiga orang yang tidak hadir salah satunya adalah Waskito. Waskito dikenal sebagai murid yang gemar membuat keributan, teman-teman kelasnya tidak menyukai kehadiran Waskito dan berharap agar dia tidak perlu masuk kelas. Bukan hanya teman-temannya, guru-guru lain pun berharap agar Waskito dikeluarkan saja dari sekolah karena sifatnya yang pemarah dan benar-benar tidak dapat dinasihati. Mengetahui hal itu, Bu Suci berusaha meyakinkan kepala sekolah bahwa Waskito tidak perlu dikeluarkan dan Bu Suci berusaha mendekati Waskito agar dia berubah menjadi anak yang baik. Banyak hal dilakukan Bu Suci untuk akhirnya memahami apa yang menyebabkan Waskito menjadi murid yang sulit diberi nasihat. Hingga akhirnya Bu Suci berhasil menemukan kunci permasalahan dan perlahan membuat Waskito berubah menjadi murid yang baik.

 

C.              Kelebihan:

        Novel Pertemuan Dua Hati hadir dari seorang penulis wanita yang lahir pada tahun 1936. Nh. Dini berhasil membuat buku ini menjadi buku yang laris dipasaran pada zamannya. Keunikan tema, alur, kisah dan nasihat yang disampaikan dalam novel ini menjadikan novel ini seakan memiliki tempat dihati para penikmatnya. Halamannya yang tidak terlalu banyak menjadi salah satu nilai jual yang bagus, khususnya bagi para pembaca yang kurang menyukai buku tebal. Cover berwarna hijau dengan ilustrasi ibu dan anak yang saling berhadapan seakan memberikan kesan bahwa novel ini mengandung pelajaran dan gambaran mengenai kisah hubungan orang tua dan anak. Dan benar saja, amanat yang terkandung dalam novel ini sangat banyak, khususnya amanat mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para guru maupun orang tua dalam menghadapi anak yang bertingkah seperti Waskito. Itupula yang menjadikan novel ini buah bibir dikalangan guru. Istilahnya, buku ini seperti buku wajib yang perlu dibaca minimal sekali sebelum terjun menjadi seorang guru.

 

D.          Kekurangan:

             Meskipun pada buku ini jumlah halaman menjadi salah satu nilai jual, nyatanya hal itu berdampak pada ukuran huruf dan kerapatan jarak antar kalimat yang tersaji. Bagi sebagian orang mungkin akan merasa tidak nyaman dengan tampilan seperti ini, perasaan bosan dan mudah lelah  akan cepat menjangkit para pembaca. (dh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

Lagi dan lagi serangan KKB di Yahukimo : Pembunuhan Guru dan dan Serang Nakes 2 hari berturut-turut

Pada Jumat, 21 Maret 2025, serangan brutal oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diklaim oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua pegunungan, terhadap para guru honorer dan tenaga kesehatan (Nakes) di daerah tersebut, berdasarkan hasil olah TKP serangan itu dilakukan oleh para kelompok pelaku selama 2 hari berturut-turut serta dilakukan oleh 15 orang memakai penutup wajah dan bersenjata tajam. Dalam kejadian ini menewaskan seorang guru honorer yang bernama Rosalia Rerek Sogen serta 7 orang lainya mengalami luka-luka. Selain itu fasilitas sekolah dan rumah para guru tersebut ikut dirusak oleh para pelaku penyerangan. "Dari hasil olah TKP, diketahui bahwa kejadian berlangsung selama dua hari berturut-turut. Kelompok pelaku yang berjumlah sekitar 15 orang menyerang guru-guru honorer menggunakan senjata tajam," tutur Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhanidi dikutip da...