Langsung ke konten utama

OPINI: SEEKING VALIDATION

Seeking Validation


(Sumber: Cottonbro-pexels.com)

Malang, LPM AQUA-Rabu (16/03/2022) Validasi merupakan keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain terkait aksi atau tindakan yang telah dilakukan. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia memiliki keinginan kuat untuk mencari validasi atas dirinya sendiri. Dalam tahap wajar pencarian validasi merupakan hal normal yang dilakukan oleh manusia.

Dewasa ini, validasi untuk mencari pengakuan dari orang lain kian menjadi ekstrim. Validasi yang berawal hanya untuk kepuasan diri kini dipertontonkan melalui konten-konten sosial media. Sosial media yang telah menyatu dengan kehidupan saat ini tidak lupa dimanfaatkan untuk mengais validasi. Pencarian validasi tentu menjadi tidak sehat apabila dilakukan secara terus menerus. Pencarian validasi melalui sosial media tidak akan mendapatkan perasaan puas tetapi membuat diri menginginkan pengakuan yang lebih. Mengunggah keseharian hingga menjadi oversharing hanya untuk mendapat pengakuan orang lain bukankah ide yang buruk? Oversharing sendiri merupakan suatu tindakan seseorang yang menginformasikan secara berlebihan, bahkan dapat menginformasikan informasi pribadi. Informasi pribadi yang telah terbagikan ke publik dan sosial media tentu tidak dapat ditarik atau dihapus begitu saja. Pencarian validasi yang berujung oversharing ini tentu merugikan diri sendiri.

Sisi negatif dari pencarian validasi dari orang lain tidak hanya berhenti disitu saja. Demi sebuah pengakuan dari orang lain, seseorang dapat mengeluarkan uang di luar kemampuannya. Seperti membeli handphone rilisan terbaru dengan harga menyentuh langit demi mendapatkan cap si paling gercep dari orang lain. Tidak hanya uang yang dapat dikorbankan untuk mengais validasi ini. Seseorang yang mencari validasi dari orang lain dapat mengorbankan sesuatu di luar kemampuannya.

Pencarian validasi melalui orang lain dilansir dari Pschology Today dapat menyebabkan anxiety, depresi, harga diri yang rendah, dan membuat seseorang menjadi ketagihan untuk mendengar pujian. Oleh karena itu, kita hendaknya bijak dalam mencari validasi. (raa)

 

Sumber:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/addiction-and-recovery/201907/stop-seeking-validation-others

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...