Langsung ke konten utama

OPINI: KECURANGAN UTBK SBMPTN SERING TERJADI TIAP TAHUNNYA, BENARKAH SUATU PERTANDA KRISIS KEJUJURAN?

Kecurangan UTBK SBMPTN Sering Terjadi Tiap Tahunnya, Benarkah Suatu Pertanda Krisis Kejujuran?

 Oleh: Mayla Agustin Andreana

"Suatu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan strategi tepat demi meningkatkan mutu kualitas generasi bangsa yang cerdas, jujur dan kompeten."

(Sumber: Rodnae Production-pexels.com)

Persoalan kecurangan UTBK SBMPTN ramai diperbincangkan ketika menjelang waktu pengumuman penerimaan tiba, beberapa kasus yang belakangan ini terjadi dan beredar di media sosial twitter mengenai kasus "Soal UTBK SBMPTN bocor” ramai dibicarakan publik. Akun @chanecha022 mengunggah tangkapan layar file berisi dokumen yang diduga berupa foto soal UTBK dan nama peserta UTBK. Kasus kecurangan pun pernah terjadi pada pelaksanaan UTBK bulan Mei 2022 lalu. Panitia Pusat UTBK Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menemukan empat peserta UTBK yang bertindak curang dengan modus menggunakan alat bantu pendengar. Tak hanya itu beberapa peserta UTBK pada 2021 didapati membawa ponsel secara diam diam ke dalam ruang ujian. Direktur Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto memastikan, pihaknya akan menindak tegas peserta yang melakukan kecurangan saat melakukan UTBK, seperti diskualifikasi dan tidak memiliki nilai UTBK yang akan digunakan pada pendaftaran Perguruan Tinggi Negeri.

Pertanyaanya ialah mengapa hal ini sering terjadi? Apa yang melandasi para pihak melakukan kecurangan? Padahal seperti yang kita ketahui terdapat sanksi tegas yang dikeluarkan LTMPT untuk memberikan efek jera kepada pelaku kecurangan tersebut. Menurut saya bukan tidak mungkin sudah menjadi tabiat serakah manusia, apabila menginginkan sesuatu hal pasti akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Sama halnya ketika untuk bisa lolos di jurusan dan universitas favorit, ada saja orang yang nekat melakukan kecurangan. Hal tersebut merupakan hal yang tidak bisa disepelekan. Kita melihat ini sebagai pertanda bahwa masih terdapat krisis kejujuran di negara kita. Kecurangan seperti ini dapat terjadi karena adanya kesempatan yang luas. Mulai dari kurang tegasnya panitia dalam melakukan penjagaan, peserta yang memiliki keberanian tinggi melakukan kecurangan seperti membawa alat elektronik di tempat tersembunyi, menggunakan joki sebagai pengganti, memotret soal, dan juga membawa contekan.

Persoalan ini menjadi hal penting karena menyangkut tentang moralitas dan integritas dari siswa maupun dari pihak penyelenggara dalam pelaksanaan UTBK ini sendiri. Kita bisa menilai bahwa nilai kejujuran merupakan salah satu hal yang fundamental dalam pembenahan negeri ini, bila dari hal kecil seperti UTBK saja sudah tidak jujur, bagaimana nantinya ketika seorang memegang amanah besar yang langsung bersinggungan dengan kepentingan seluruh rakyat Negara Indonesia. Kondisi tentang krisis kejujuran yang kita hadapi dalam kehidupan berbangsa tentu membutuhkan solusi yang strategis dan sistematif.

Lalu bagaimana solusinya? Saya berpikir bahwa dalam kehidupan sikap jujur menjadi suatu hal penting yang patut dimiliki oleh setiap orang. Menurut Pusat Pengkajian Pedagogik Universitas Indonesia (P3 UI) nilai yang perlu diperkuat untuk pembangunan bangsa saat ini salah satunya adalah nilai kejujuran (Kesuma et al., 2012). Suatu kejujuran itu sendiri sudah sering diajarkan sejak awal kita menginjak bangku taman kanak-kanak maupun di sekolah dasar. Ketika dihadapkan dengan PR (pekerjaan rumah) ataupun ujian sekolah, kita dituntut untuk dapat mengerjakan dengan jujur apa adanya. Ketika kita tertangkap basah melakukan kecurangan maka kita pasti mendapat suatu hukuman yang diberikan oleh guru kita. Hal tersebut tentunya harus diterapkan di kehidupan bermasyarakat apabila kita berbuat curang. Selain kita merugikan diri sendiri, kita juga merugikan orang lain. Ketika kita tidak jujur dalam mengerjakannya dan mengandalkan kecurangan, maka tidak ada ilmu yang masuk ke dalam otak kita dan kita tidak mengetahui apa pelajaran yang telah dipelajari. Ketika kita tidak cukup memiliki ilmu yang telah kita pelajari dulu, maka dalam dunia kerja pun seseorang tidak bisa maksimal sebab banyak hal yang tidak diketahui karena kecurangan yang diandalkan. Sangat disayangkan apabila banyak orang yang seperti itu suatu saat nanti ditugaskan untuk mengisi suatu pekerjaan atau amanah yang penting di dalam tata negara. Kita bisa memulai dari diri sendiri niat untuk selalu ingin belajar dan membangun negeri dengan ilmu yang dilandasi kejujuran dan amanah.

Bila melihat kasus kecurangan yang terjadi sekarang, strategi yang dapat dimulai dan paling mendasar ialah dari diri sendiri. Siswa harus menanamkan niat dalam diri untuk mengerjakan dengan baik dan jujur demi kebaikan diri sendiri dan kemajuan generasi bangsa. Lalu apa yang dapat dilakukan pihak LTMPT dengan adanya kasus tersebut? Pihak LTMPT bisa memberikan suatu hukuman yang membuat lebih jera kepada pelaku yang melakukan kecurangan, agar peserta yang telah memiliki keinginan untuk mengerjakan dengan jujur ataupun yang mau berbuat curang lebih yakin bahwa hukuman tersebut dapat merugikan dirinya kedepan. Mungkin dengan merevisi peraturan yang ada dibuatkannya surat edaran peraturan terbaru tentang pelaksanaan UTBK dengan ditambahnya hukuman blacklist untuk tidak dapat mengikuti UTBK selama periode tertentu. Strategi tersebut dirasa cocok karena memiliki hukuman yang lebih berat. Tidak sampai disitu, dengan adanya sanksi berat terhadap kelalaian petugas pengawas UTBK dapat lebih dikuatkan agar bersama-sama bisa mencegah terjadi kecurangan yang terjadi selama ini. Karena selain dari diri sendiri dengan diberlakukan peraturan hukum yang  lebih kuat dan mengikat, diharapkan bisa menanggulangi dan menghilangkan masalah kecurangan UTBK ini sendiri.

Pendapat saya, bila kejujuran tersebut telah dilaksanakan dengan baik, maka ke depannya apapun yang akan dilakukan dan apapun yang akan dihasilkan juga baik. Saat siswa mengerjakan dengan jujur dan ia sudah menjadi mahasiswa yang telah menanamkan jiwa kejujuran dan integritas tinggi, maka ia dapat sangat berkontribusi dalam pembenahan bangsa Indonesia. Sesuai dengan peran mahasiswa sebagai agent of change. Predikat mahasiswa sendiri merupakan tanggung jawab yang besar dan diharapkan dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Fungsi agent of change sebaiknya bukan hanya tempelan saja, namun diimplementasikan dengan sikap peka terhadap permasalahan yang ada dan dapat mengabdikan diri pada masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia membutuhkan generasi bangsa yang jujur, cerdas dan kompeten.

Oleh karena itu, menurut saya sikap ini dapat menjadi tolak ukur tentang baik dan tidaknya sikap seseorang tersebut. Dalam situasi apa pun seseorang patut berpegang teguh pada kejujuran. Jujur itu mahal karena hal tersebut sangatlah berharga. Kejujuran merupakan salah satu  tonggak utama dalam mengatasi krisis kejujuran yang terjadi di negeri kita dan membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Bangsa yang berpegang teguh pada kejujuran adalah bangsa yang memiliki standar moralitas tinggi.

 

 

Daftar Pustaka

Kesuma, D., Triatna, C., Permana, J. (2012). Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saeful, A. (2021). IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DALAM PENDIDIKAN. Tarbawi: Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam, 4(2), 124-142.

Sulastri, S., & Simarmata, M. Y. (2019). Penanaman Nilai Pendidikan Karakter Jujur dalam Aspek Keterampilan Berbicara dan Menulis. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia II (Vol. 2, pp. 108-110). FBS Unimed Press.

Syarbaini, S. (2009). Pendidikan Pancasila: Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa. Bogor: Ghalia.Indonesia.

-   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching leadership. In the last several years, I’ve thought about it on six continents. The subject is inexhaustible. Why? Because everything rises and falls on leadership. If you want to make a positive impact on the world, learning to lead better will help you do it.” -hlm. 7 The 5 Levels of Leadership merupakan salah satu dari sekian banyak buku karya John C. Maxwell, beliau merupakan penulis, pembicara, dan sekaligus pakar

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia.

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dilakukan se