Langsung ke konten utama

RESENSI BUKU: RAKSASA DARI JOGJA


Raksasa dari Jogja

(Sumber: Gramedia digital)


Judul               : Raksasa dari Jogja

Pengarang      : Dwitasari

Penerbit          : Plotpoint Publishing

Tebal buku      : 270 halaman

Cetakan          : Cetakan kedua, Bulan November tahun 2012

ISBN               : 9786029481235

 

Bianca seorang wanita yang kuat dan sabar dalam menjalani hidupnya, akan tetapi ia tidak mempercayai cinta. Terkenal tidak memiliki keluarga yang tidak harmonis, dimana seorang ayah yang selalu menyiksa mamanya, memiliki sikap emosianal, selalu melempar piring ketika marah. Bianca pernah ingin menyerah, akan tetapi dia berusaha untuk tetap bertahan. Bianca tidak mempercayai cinta, namun ia sering mencari jawaban atas pertanyaan itu. Namun, ketika melihat pandangan cinta dari mama dan ayahnya, ia semakin tidak mengerti cinta itu  apa. Satu hal yang ia pelajari dari kedua orang tuanya bahwa cinta itu omong kosong. Bianca tidak paham cinta, namun di setiap sudut dindingnya penuh dengan cerita, penuh dengan fantasi tempat tinggal seorang Joshua Prasetia Hutomo. Bianca memiliki seorang sahabat bernama Letisha Ananda, sahabatnya ketika SMA. Mereka memiliki nasib yang sama dan mereka sering berbagi cerita. Bianca kembali tidak mempercayai cinta, ketika Letisha merebut cinta pertamanya yaitu Joshua Prasetia Hutomo. Patah hati membuat Bianca memutuskan untuk pindah ke Jogja, melupakan semuanya, dan membuka lembaran baru. Ia melanjutkan kuliah di Universitas Swasta terbaik di Daerah Istimewa Jogjakarta. Kehidupan Bianca di Jogja berubah, ia bertemu dengan seorang cowo yang membawa kebahagian, namanya Gabriel. Awal pertemuan mereka terjadi secara tidak sengaja dan terdapat beberapa konflik hingga akhirnya mereka dekat. Pada akhirnya ayah dan mamanya bercerai, Bianca memaafkan Letisha dan mereka berteman kembali.

 

Kelebihan

Buku ini menggunkan bahasa yang cukup mudah dimengerti, tidak menggunakan bahasa yang terlalu baku sehingga pembaca tidak bosan saat membaca novel ini. Dalam novel ini terdapat untaian kata kata yang indah dan menarik. Novel ini juga memberikan gambaran kota Jogja secara terperinci sehingga pembaca mendapatkan gambaran dari lokasi. Gambar pada sampul novel sangat menarik dan unik.

 

Kekurangan

Novel ini menggunakan beberapa kalimat majas yang cukup bagus, akan tetapi cukup sulit untuk dipahami. Beberapa kalimatnya juga kurang efektif dan akhir dari ceritanya juga menggantung. (rlp)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...