Langsung ke konten utama

RESENSI BUKU: ALPHA

 Resensi Buku: ALPHA

oleh: Putri Kencono

(Sumber: Goodread.com)


JUDUL : Alpha

PENULIS : Nathalia Theodora

PENERBIT : Moka Media

TAHUN TERBIT : 2014

JUMLAH HALAMAN : 263 halaman

ISBN : 979-795944-9



Selama ribuan tahun, Suku Makaros dan Suku Gruev terlibat dalam konflik yang berkepanjangan dalam memperebutkan kekuasaan. Suku Gruev memiliki ambisi untuk menguasai dunia dengan membangkitkan seekor monster raksasa yang tertidur, sementara Suku Makaros memiliki kekuatan untuk menahan monster tersebut dengan memilih tiga belas orang Makary setiap generasi.

Dalam upaya untuk mengalahkan Suku Makaros, Profesor William, pemimpin Suku Gruev, menciptakan android yang sangat canggih, dikenal sebagai Alpha dan Beta. Salah satu Alpha, Jesse, bertemu dengan seorang Makary bernama Violet saat Hari Hutan. Meskipun Violet seharusnya menjadi musuhnya, Jesse justru tidak membunuhnya. Mereka kemudian bertemu lagi dan jatuh cinta, tanpa menyadari bahwa hubungan mereka seharusnya tidak mungkin. Dalam pertarungan antara cinta dan takdir, mereka harus memilih jalan mereka sendiri, yang mungkin mengubah nasib dunia mereka.

Kelebihan Buku

Penulis menghadirkan novel ini dengan gaya yang ringan namun tetap menarik, menghindari kesan klise namun tidak terlalu rumit untuk dipahami oleh pembaca. Karakter-karakter utama, seperti Violet yang berani dan Jesse yang merupakan android dengan kemampuan belajar emosional, digambarkan dengan baik, sehingga pembaca dapat dengan mudah terhubung dengan mereka. Selain itu, penulis juga memberikan perhatian yang cukup pada karakter-karakter pendukung, sehingga setiap tokoh memiliki peran yang relevan dalam cerita ini. Dengan demikian, penulis berhasil menghadirkan sebuah cerita yang menarik dengan karakter-karakter yang hidup dan beragam.

Kelemahan Buku

Penyajian latar tempat dan latar waktu dalam novel ini kurang tergambarkan dengan jelas. Selain itu, paduan kata yang digunakan terasa kurang tepat disertai beberapa kesalahan penulisan.


Secara keseluruhan novel ini menarik, cocok bagi remaja yang mencintai novel genre fantasi - romantis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...