Langsung ke konten utama

OPINI: Peran Generasi Z dalam Menentukan Nasib Bangsa Indonesia

Peran Generasi Z dalam Menentukan Nasib Bangsa Indonesia

Oleh: Ikra


Sumber: natastudio8

Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan perwujudan dari kedaulatan mutlak rakyat bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi. Nilai demokrasi pada pemilu antara lain setiap tahapan penyelenggaraan pemilu sesuai mengandung kepastian hukum. Agar tercipta derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, dan mempunyai derajat keterwakilan yang lebih tinggi, serta memiliki mekanisme pertanggungjawaban yang jelas, maka penyelenggaraan pemilihan umum harus dilaksanakan secara lebih berkualitas dan berintegritas dari waktu ke waktu.

Perhelatan kontestasi politik jelang pemilu 2024 semakin memanas. Partai Politik berbondong-bondong berkoalisi demi dapat berkontribusi besar pada misi membangun Bangsa Indonesia yang lebih baik. Berbagai macam cara dilakukan oleh partai politik demi mendulang banyak atensi dan suara masyarakat. Dimulai dari generasi tua sampai generasi z mempunyai andil besar dalam penentuan masa depan Bangsa Indonesia. Tidak heran berbagai macam cara pendekatan dilakukan partai politik dengan menyesuaikan golongan umur masyarakat agar bias memenangkan kepercayaan masyarakat sebanyak mungkin. Dimulai dengan adanya konten persuatif secara online melalui Video atau narasi interaktif seperti isu ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat saat ini dan disertai janji janji solutif yang akan dilaksanakan jika terpilih kelak.

Pada Pemilihan Umum 2024 ini akan menjadi panggungnya para pemuda terutama ialah Generasi Z dalam menentukan pemimpin Indonesia masa depan. Hal ini karena mereka yang masuk generasi Z akan bertindak sebagai pemilih mayoritas. Secara pengertian range umur untuk generasi Z ini berkisar pada tahun kelahiran yakni 1997-2012. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penduduk Generasi Z adalah sekitar 68 juta orang. Data ini tertuang dalam publikasi BPS bertajuk Statistik Indonesia 2023 yang diterbitkan pada Februari 2023 lalu. Hal ini berarti ada sekitar 25% Penduduk Indonesia diisi oleh Generasi Z itu sendiri.

Sebagai Generasi Z yang masih memiliki energi lebih dalam mengamati, memahami dan mengawasi jalannya dinamika hukum dan jalannya roda pemerintahan. Jangan sampai Generasi Z hanya menjadi penonton dan jangan hanya melaksanakan haknya saja Generasi muda generasi Z harus mampu menebar energi positif, menebarkan virus-virus kebaikan, khususnya dalam hal pelaksanaan pengawasan pemilu partisipatif. Dari segi partisipasi politik, generasi muda sangat signifikan, karena  generasi Z akan memberikan suara terbanyak sebagai persentase pemilih pada pemilu 2024. Generasi muda mempengaruhi pemilu dengan caranya masing-masing, begitu pula generasi muda dengan cara mereka sendiri. cukup besar, hidup juga di era informasi dimana semua orang menggunakan internet atau media online.

Seperti hal yang sudah dijelaskan di awal paragraf, Tahun 2024 akan menjadi tahun yang panas bagi para politisi, anggota parlemen dari berbagai partai akan bersaing memperebutkan kursi  parlemen. Calon presiden  maupun calon legislatif  saling bersaing untuk mendapatkan ide mengenai pembangunan berkelanjutan Indonesia di masa depan. Media sosial penuh dengan tweet dan opini yang berbeda. Disinilah peran Generasi Z dalam memilih dan memilah informasi yang diperlukan untuk bahan pertimbangan dalam memilih pada perhelatan pemilihan umum 2024.

Generasi Z dapat lebih aktif menjadi pembina pilihan komunitas. Generasi Z dapat memenuhi peran ini dengan membentuk lembaga demokrasi atau pemantau pemilu yang independen. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ada generasi muda di luar lingkaran saling mendukung para kandidat. Dengan cara ini, generasi muda dapat mengambil jarak untuk melihat  dinamika dan realitas politik yang sangat berbeda.

Penting untuk generasi z sebagai kaum muda juga melihat dinamika pemilu dari berbagai sudut pandang. Besar harapan seluruh peran tersebut dapat membentuk  idealisme sebagai ekspresi yang identik dan wajar bagi generasi muda di tengah tantangan dan dinamika tahun politik. Selain itu, fakta bahwa generasi Z merupakan mayoritas pemilih membuat banyak partai menarik perhatian kelompok generasi ini.

Tantangan dan godaan juga bisa muncul, elit politik bisa  memanfaatkan momentum pemilu untuk membuat pernyataan politik guna melibatkan generasi muda dalam pemberdayaan politik, yang dengan sengaja mempersempit perspektif dan objektivitas pemilih pemula. Sebab pada akhirnya generasi muda, khususnya yang baru pertama kali memilih, masih belum memiliki landasan yang kuat.

Generasi Z tidak jarang dipandang sebagai batu loncatan bagi politisi untuk memperoleh suara, terutama karena banyak generasi Z yang tidak memiliki hubungan langsung dengan keanggotaan partai politik. Bahwa generasi muda diperlakukan sebagai kelompok yang bisa didorong untuk mendukung partai politik tertentu. Oleh karena itu generasi muda harus mampu berpikir kritis, agar tidak memilih karena kehadiran aktor politik yang tidak bertanggung jawab.

Anak muda generasi Z yang belum mempunyai pengalaman hidup politik perlu tahu bahwa mereka dibombardir dengan berbagai berita tanpa harus mencarinya. Halaman beranda media sosial dipenuhi berbagai postingan partai dan berita-berita heboh yang semakin memanaskan media sosial. Perbincangan di kolom komentar dan para buzzer-buzzer bayaran berkeliaran yang membuat suasana semakin memanas, keikutsertaan anak muda generasi z dalam adu karakter di kolom komentar tentunya menjadi hal yang sulit untuk dihindari. Dengan segala idealismenya, generasi Z harus memahami bahwa seiring berjalannya tahun politik, subjektivitas terhadap tokoh politik adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Generasi muda harus sadar bahwa tahun politik adalah masa dimana berbagai dinamika sosial terjadi di berbagai sektor. Di banyak tempat terdapat berbagai bentuk dukungan atau penolakan. Perlunya kita memhamai isu permasalahan yang terjadi di masyarakat dan wawasan pengetahuan seluasnya mencakup juga berupa kondisi politik di Indonesia terkait partai dan kadernya, demi memenuhi kebutuhan yaitu menjawab tiap isu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan menjadi bekal kuat pegangan generasi Z dalam memilih calon ekskutif dan calon legislatif yang baik dan amanah.

Dengan dimilkinya energi positif yang menggelora, kemauan tinggi dalam ikut serta menentukan nasib Bangsa Indonesia, tidak mudah termakan hoax, kritis dalam mengawasi dan memberikan aspirasi kepada pemangku kewajiban. Hal itu membuat seluruh partai politik yang akan berlomba pada pemilihan umum nanti akan berlomba membuat gagasan sebaik mungkin agar dapat bias menarik suara dari masyarakat terutsama pada masa ini ialah generasi Z. dengan bekal yang pengetahuan dan idealism yang kita miliki agar sebaiknya bias dimanfaatkan semaksimal mungkin dala  mempertimbangkan piloihannya kelak di masa pemilihan umum mendatang. Hal itulahi yang menunjukkan bahwa Generasi z juga memiliki peran dalam mensukseskan Pemilu 2024 untuk menentukan masa depan Bangsa Indonesia yang lebih baik lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching leadership. In the last several years, I’ve thought about it on six continents. The subject is inexhaustible. Why? Because everything rises and falls on leadership. If you want to make a positive impact on the world, learning to lead better will help you do it.” -hlm. 7 The 5 Levels of Leadership merupakan salah satu dari sekian banyak buku karya John C. Maxwell, beliau merupakan penulis, pembicara, dan sekaligus pakar

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia.

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dilakukan se