Langsung ke konten utama

RESENSI BUKU: BUMI

BUMI

Oleh: Dian Nisa Pristasari

(Sumber: gramedia.com)


Judul: Bumi

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit: 2014

Jumlah halaman: 440 halaman

ISBN: 978-602-030-112-9

 

Buku Bumi merupakan buku pertama dari serial Bumi karya Tere Liye. Buku inj menceritakan tentang petualangan dari tiga remaja yang memiliki kekuatan super. Kekuatan super yang dimiliki oleh ketiga remaja tersebut berkaitan dengan nenek moyang dan kebenaran dari misteri salah satu tokoh yang nantinya akan menjadi salah satu tujuan utama dari petualangan mereka. Dibalik serunya petualangan yang mereka alami, mereka juga dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dan musibah yang menimpa mereka. Mereka harus berdamai dengan ego masing-masing, saling menguatkan dan bekerja sama untuk menyelesaikan misi pertama mereka.

Tere Liye mampu menyajikan petualangan yang apik dan menantang lewat buku Bumi. Penjelasan dari setiap aspek dapat dimengerti dengan jelas oleh pembaca. Alur yang dibawa pun tidak begitu terburu-buru sehingga pembaca dapat semakin masuk ke dalam alur cerita yang disajikan. Meskipun buku ini termasuk dalam kategori novel petualangan yang berkisah tentang sekelompok remaja, namun buku ini juga masih bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Petualangan-petualangan ketiga remaja tersebut akan terus berlanjut, bahkan hingga sekarang serial Bumi sudah mencapai buku yang ke-13. Tak menutup kemungkinan bahwa serial Bumi ini masih akan berlanjut dengan petualangan-petualangan menarik lainnya.

Kelebihan:

  1. Penggunaan kosakata maupun penyusunan kalimat mudah untuk dipahami
  2. Terdapat catatan untuk beberapa istilah asing atau jarang diketahui oleh pembaca yang terletak di bawah halaman
  3. Penyajian alur cerita yang menarik

Kekurangan:

1.       Kurangnya ilustrasi sehingga terkadang penulis merasa bingung untuk menggambarkan beberapa objek penting yang dijelaskan di dalam buku

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...