Langsung ke konten utama

HARIAN AQUA (Vol: 34): SUHU BUMI NAIK LEBIH 1,5°C, BISA GAWAT!

Suhu Bumi Naik Lebih 1,5°C, Bisa Gawat!

(Sumber: loïc-manegarium-pexels.com)

Malang, LPM AQUA-Selasa (20/09/2022) Bumi merupakan planet istimewa, disebut demikian karena bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, baik manusia, binatang dan tanaman. Letak bumi yang tidak terlalu jauh dengan matahari menyebabkan bumi mendapatkan sinar matahari yang cukup dan mendukung untuk kehidupan makhluk hidup. 

Suhu udara di Bumi cenderung tidak panas, tetapi juga tidak dingin. Bumi memperoleh perlindungan dari atmosfer sehingga suhu tidak terlalu panas, tetapi hangat. Namun peningkatkan suhu di permukaan bumi akan menyebabkan pemanasan global. Suhu bumi yang meningkat ini mengakibatkan dampak-dampak buruk terhadap ekosistem dan lingkungan karena perubahan iklim dunia.

Pada KTT iklim PBB COP26 di Glasgow, menegaskan perlunya untuk membatasi pemanasan global, atau kenaikan suhu bumi hingga 1,5°C saja. Menurut para ilmuwan dunia, suhu bumi yang melewati ambang batas kenaikan suhu rata-rata bumi 1,5°C memiliki risiko yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan dapat berdampak pada perubahan iklim yang sangat parah bagi kehidupan manusia, flora, fauna, dan ekosistem mahluk hidup.

Dampak kenaikan suhu bumi ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satunya kepada aspek air, dimana air merupakan sumber kehidupan mahluk hidup. Kualitas air dapat menurun karena curah hujan yang tinggi dan meningkatnya kadar klorin pada air bersih. Kuantitas air pun dapat berkurang karena curah hujan yang tinggi mengakibatkan air langsung kembali ke laut tanpa terserap dalam sumber air untuk hajat manusia.

Habitat yang mana mempunyai arti rumah atau tempat tinggal pun turut terkena dampak dari kenaikan suhu bumi. Perubahan habitat oleh pemanasan suhu bumi yang menaikkan batasan air laut. Tentunya kenaikkan permukaan air laut ini mengkhawatirkan karena mengakibatkan bergesernya batas daratan di daerah pesisir yang mana dapat menenggelamkan sebagian daerah pesisir. Es-es di kutub bumi yang mencair karena suhu bumi naik pun turut menaikkan permukaan air laut yang mana bisa berakibat bahaya, yaitu tenggelamnya pulau-pulau kecil.

Dampak lain pun menular ke aspek lainnya baik aspek flora, yang mana daerah hijau digunduli sehingga berkurangnya penyerapan karbondioksida yang meningkatkan gas rumah kaca. Aspek lain pun terdampak seperti menurunnya produktivitas pertanian karena perubahan iklim yang merubah masa tanam dan panen. Terutama kenaikan suhu bumi ini berdampak pula pada kesehatan, penipisan ozon mengakibatkan peningkatan intensitas sinar ultra violet yang langsung mencapai permukaan bumi bisa berdampak buruk pada kesehatan seperti kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan tubuh manusia.

Perlunya merawat tempat tinggal kita yaitu bumi dari kenaikan suhu bumi. Aksi-aksi peduli lingkungan dapat mencegah kenaikan suhu bumi seperti mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang menyebabkan tingginya kadar karbondioksida, menggalakkan reboisasi penanaman lingkungan hijau untuk penyerapan karbondioksida. Kalau bukan kita yang menjaga suhu bumi, siapa lagi? (anw)

 

Sumber :

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/pemanasan-global-dan-dampak-buruknya-bagi-kehidupan-bumi/. Diakses pada tanggal 19 September 2022 pukul 08.00

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/. Diakses pada tanggal 19 September 2022 pukul 08.00

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...