Langsung ke konten utama

Tumbangnya Sang Raksasa

 

Tumbangnya Sang Raksasa

Sumber: detik.com


Sedih tentunya, mendengar mamalia laut yang berpengaruh langsung pada rantai ekosistem laut perlahan tumbang satu persatu. Seperti yang sudah terjadi di perairan laut Madura, Jawa Timur. Setidaknya sudah ada 49 paus dengan jenis paus pilot, terdampar di Madura dan hanya menyisakan 3 saja yang bisa dikembalikan di habitatnya. Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menduga bahwa paus-paus tersebut terdampar karena terseret arus.

Berikut merupakan peran paus untuk lingkungan:

1.    Dalam studi yang dipublikasikan pada 2010, diperkirakan paus-paus membawa 30 ribu ton karbon yang dibawa ke dalam laut ketika tubuh mereka mati dan tenggelam. Jika populasi paus-paus ini kembali ke jumlah sebelum era perburuan paus, diperkirakan penurunan karbon akan lebih besar menjadi 160.000 ton per tahun.

2.    Ketika paus-paus ini hidup, mereka bahkan menangkap lebih banyak karbon di atmosfer. Pasalnya, kotoran hewan ini melepaskan banyak nutrisi yang dibutuhkan plankton untuk menarik karbondioksida dari atmosfer lewat fotosintesis. Tahi Paus mengandung nitrogen, fosfor, dan zat besi ke laut.

3.    Kotoran paus dapat memberikan nutrisi penting yang menjadi bahan bakar rantai makanan laut. Bukan hanya itu, kotoran paus juga berkontribusi pada siklus karbon laut. Peran-peran penting tersebut sekarang memengaruhi argumen ilmiah dan ekonomi untuk melindungi paus.

4.    Dalam sebuah studi tahun 2010, tim Joe Roman, menemukan bahwa kotoran paus membawa 23.000 metrik ton nitrogen ke permukaan setiap tahun di Teluk Maine. Nitrogen tersebut menyuburkan laut dengan mempertahankan tanaman mikroskopis yang menjadi makanan plankton. Pada gilirannya, plankton menjadi makanan berbagai macam ikan dan hewan laut termasuk ikan paus itu sendiri.

Taufiq Hermawan, kepala BMKG Maritim Kelas II Tanjung Perak, menyebut habitat paus itu ada di Selat Madura. "Kalau disebabkan arus ada kemungkinan, fenomena cuaca berdasar arah arus ada. Dikaitkan arus di selat ada kemungkinan, karena arusnya cukup kuat 40-60 meter per sekon," kata Taufiq.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut petugas telah mengambil sampel bangkai untuk penyelidikan lebih lanjut penyebab kematian.

Puluhan paus pilot dengan ukuran 3 sampai 5 meter itu akan dikubur di bibir pantai saat air surut.

Penyebab lain, Sapto menyebut karena masalah pencemaran dari daratan seperti plastik. Sampah itu diduga turut membuat puluhan paus itu stres hingga akhirnya bermigrasi dan mencari daerah yang tenang dan aman sehingga terdampar di Bangkalan.

"Dengan kondisi sedimentasi yang tinggi dan pencemaran domestik berupa sampah dan plastik yang juga tersebar, ini menjadikan tingkat stres paus-paus yang terdampar sangat tinggi," jelas Sapto.

Terakhir, dugaan paus terdampar dan mati karena adanya aktivitas manusia yang berkerumun. Itu terbukti dari sejumlah video amatir warga di pantai tampak asyik berfoto bahkan dengan menunggangi paus-paus tersebut. Karena kondisi itu juga mampu membuat paus semakin stres dan menggangu lubang pernapasannya.

"Belum lagi warga yang berkerumun di sekitar paus yang mencoba memberikan pembasahan, namun kemungkinan dilakukan pada bagian dekat blow hole (Lubang pernapasan terletak berdekatan dengan bagian depan kepala dan condong ke kiri). Ini malah menyebabkan mamalia laut stres akibat sulit bernafas," tandas Sapto.

Bukan kali ini saja paus terdampar di pantai-pantai Indonesia. Pada Juli tahun lalu, 10 paus pilot ditemukan mati di dekat Kupang, NTT. Pada tahun 2018, seekor paus sperma ditemukan mati di Indonesia dengan lebih dari 100 gelas plastik dan 25 kantong plastik di dalam perutnya. Situasi itu meningkatkan kekhawatiran tentang masalah sampah laut besar-besaran di kepulauan Asia Tenggara.

 

Bumi Adalah Sahabat Kita

Tempat Berpijak Untuk Mensyukuri Nikmat Dari Yang Maha Kuasa

Yuk Sayangi Bumi

Kalau Bukan Kita Siapa Lagi

 

 

Sumber :

Detik.com.

Geographic.national.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching leadership. In the last several years, I’ve thought about it on six continents. The subject is inexhaustible. Why? Because everything rises and falls on leadership. If you want to make a positive impact on the world, learning to lead better will help you do it.” -hlm. 7 The 5 Levels of Leadership merupakan salah satu dari sekian banyak buku karya John C. Maxwell, beliau merupakan penulis, pembicara, dan sekaligus pakar

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia.

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dilakukan se