Langsung ke konten utama

Brawijaya Berprestasi Lagi

4 Mahasiswa Universitas Brawijaya Berlaga di International Student Week Jerman

Oleh:
Abdul Razak
(Mahasiswa Ilmu Kelautan 2013)


Malang, Jawa Timur – Empat mahasiswa Universitas Brawijaya bertandang ke Jerman untuk mengikuti rangkaian acara International Student Week in Ilmenau (ISWI) di Technische Universitat Ilmenau pada tanggal 12-21 Mei 2017. Sebanyak 2000 mahasiswa dari seluruh penjuru dunia mendaftarkan diri, setelah melalui seleksi oleh pihak ISWI terpilihlah 400 delegasi dari 80 negara untuk menjadi partisipan. Empat mahasiswa yang terpilih untuk mewakili Indonesia dari Universitas Brawijaya yaitu Ganis Shibarani (FISIP 2011), Abdul Razak (FPIK 2013), Annisa Dina (FISIP 2014) dan Handy Santoso (FISIP 2015).
International Student Week in Ilmenau, atau yang biasa disingkat sebagai ISWI, merupakan international student week terbesar di Jerman dan kedua terbesar di wilayah Eropa. Didukung penuh oleh Federal Ministry of Education and Research serta bekerja sama dengan German Academic Exchange Service (DAAD) juga Technische Universitat Ilmenau. Dilaksanakan setiap dua tahun sekali, ISWI bertujuan sebagai wadah bagi mahasiswa dari berbagai belahan dunia untuk berbagi pengalaman dan memperkaya perspektif terkait isu-isu global. Tahun ini menjadi kali ke-20 penyelenggaraan ISWI dengan mengusung tema Global Justice: A Fair(y) Tale? yang kemudian dipecah menjadi 28 working group dengan berbagai sub-tema terkait keadilan global seperti migration and integration, justice through human rights, dan gender movement. Para partisipan dapat memilih working group sesuai dengan minat mereka, duduk bersama, berdiskusi, mengaitkannya dengan isu keadilan global lalu membuat suatu framework yang akan dipresentasikan di penghujung rangkaian acara.
Selain diskusi dalam working group, ISWI pun menghadirkan berbagai kegiatan untuk menguatkan sense of belonging para partisipan sebagai citizens of the world melalui beragam program seperti World Food Festival yang mejadi ajang unjuk gigi budaya masing-masing perwakilan negara berupa kostum dan kuliner nasional serta Fair Fair yang mengajak para partisipan untuk berdiskusi langsung dengan Non-Governmental Organizations (NGOs) seperti Amnesty International dan International Peace Bureau mengenai praktik global justice di kehidupan nyata. Salah satu acara yang mengundang animo tinggi adalah pemutaran film The Act of Killing yang mengangkat salah satu masa penuh turbulens di Indonesia—dilanjutkan dengan diskusi dengan delegasi Indonesia mengenai film tersebut. ISWI tak luput untuk menyelipkan beberapa sesi dengan keynote speakers seperti Kumi Naidoo yang menjabat sebagai Greenpeace Executive Director tahun 2009 - 2015.
Di sela-sela padatnya rangkaian acara, delegasi dari Universitas Brawijaya berkesempatan untuk bertemu dengan Wakil Kepala Perwakilan KBRI Berlin Bapak Perry Pada, yang menempuh enam jam perjalanan darat dari Berlin demi bertemu dengan delegasi Indonesia, “Saya cukup surprised melihat mahasiswa kita (Indonesia-red) yang ikut dalam ISWI memiliki satu visi jauh kedepan dan pemahaman terkait keadilan global dengan cukup matang. ISWI diharapkan kedepannya dapat berkontribusi banyak untuk mahasiswa Indonesia dalam menyuarakan suara mahasiswa dan anak muda untuk ikut berkontribusi dalam kepentingan dunia, terutama kepada negara-negara yang tidak memiliki akses terhadap kemakmuran global,” ungkap beliau dengan antusias.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...