Langsung ke konten utama

Sudah Saatnya Nelayan Beralih ke Perikanan Budidaya

   Permintaan  pasar  terhadap ikan akan cenderung  menunjukkan  tren positif seiring  kesadaran masyarakat  tentang  nilai  gizi yang terkandung dalam daging ikan . Ikan adalah alternatif cerdas sebagai pengganti daging sapi yang semakin mahal.

   Selain ekonomis, kandungan gizi dalam daging ikan tidak bisa dikatakan remeh. Dikutip dari situs pertanian.magelangkota.go.id, ikan mengandung 18% protein terdiri dariasam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-20% lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah.

   Akan tetapi permasalahan baru muncul bagaikan dua sisi koin uang. Menurut teori ekonomi “Kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan tersebut terbatas”. Hal ini berakibat eksploitasi berlebihan ikan di laut yang mengakibatkan stok ikan di laut akan habis. Dari data hasil kajian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa stok ikan Indonesia saat ini mencapai 7,305 juta ton yang tersebar di 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP).

  Solusi sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. Terutama pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus turun tangan. Salah satu langkah konkret dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti adalah pengamanan wilayah territorial terhadap kapal asing penangkap ikan. Juga pelarangan beberapa alat tangkap ikan.


   Solusi lain adalah penggalakan perikanan budidaya. Peralihan perikanan tangkap ke budidaya  setidaknya akan mengurangi beban dari nelayan tangkap. Memang sampai saat ini kita lebih melihat menteri Susi cenderung memperhatikan perikanan tangkap saja. Padahal analisa logisnya, perikanan budidaya lebih bisa diharapkan karena kita bisa mengontrol ketersediaan stok. Pada akhirnya, sudah saatnya para stakeholder dan pelaku  perikanan mulai memperhitungkan perikanan budidaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...