Seikhlas Awan Mencintai Hujan
Malang, LPM AQUA-Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.
Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?
Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dilakukan selain menerima. Mimpi-mimpi yang dirangkai berdua, keinginan untuk hidup bahagia hingga menua, harus rela pupus digerus pahitnya realita. Seingin apapun kamu ingin mendampingi, jika izin tuhan hanya sebatas mengagumi, sampai kapanpun tidak akan bisa dimiliki. Ternyata, bersama dalam waktu yang lama memang tidak akan bisa menjadi jaminan untuk selamanya. Semesta selalu punya cara menjauhkan dua hati yang memang tidak ditakdirkan untuk memiliki.
Jika bersamaku adalah luka, pamitlah, temukan dia yang kau sebut BAHAGIA. (fdp)
Komentar
Posting Komentar