Bijak Bersosial Media di Tengah Pesatnya Perkembangan Teknologi
(Sumber:
Magnus Mueller_pexels.com)
Malang, LPM AQUA-Senin
(14/03/2022) Sosial media telah menjadi salah satu media atau platform yang
banyak digunakan oleh masyarakat. Tak hanya kalangan dewasa bahkan anak-anak
pun sudah mahir untuk menggunakan sosial media. Penggunaan yang marak ini lah
yang terkadang mengakibatkan kurang bijaknya masyarakat dalam bersosial media.
Banyak orang termasuk
mahasiswa menganggap bahwa sosial media merupakan hal yang penting untuk
dimiliki saat ini. Terlebih lagi saat ini perkembangan teknologi sudah sangat
pesat. Sudah banyak pihak yang menggunakan sosial media untuk dalam
kesehariannya, seperti yang diungkapkan oleh beberapa mahasiswa FPIK.
“Sosmed penting ya, apalagi di
zaman sekarang ini teknologi udah trending banget dan juga sosmed ga cuma buat
komunikasi gitu, juga bisa buat cari info-info terupdate gitu, buat cari
relasi,” ungkap Azzahidatul Husna, salah satu mahasiswi FPIK program studi MSP.
“Penting sih (menurutku), tapi
tergantung gimana cara gunainnya aja,” ungkap Revinda Septia, mahasiswi FPIK
program studi THP.
Pernyataan-pernyataan tersebut
membuktikan pentingnya sosial media saat ini. Pemanfaatan sosial media tak
hanya sebagai media untuk mencari hiburan, namun sebagai media komunikasi yang
penting saat ini. Dibalik itu semua nyatanya, seiring dengan perkembangan media
sosial tersebut, nampaknya belum diiringi dengan sikap bijak dalam bersosial
media. Masih banyak orang-orang yang menggunakan sosial media dengan sangat
bebas tanpa mengetahui norma-norma atau aturan-aturan yang seharusnya
diterapkan.
Pemahaman beberapa teman
mahasiswa tentang bijak dalam bersosial media pun juga beragam.
“Kalau nonton-nonton apa gitu
kan kayak liatnya itu dijaring lagi, terus kalau komen-komen (berkomentar) itu
juga dijaring juga, ga asal komen. Pokoknya dalam menggunakan media sosial itu
ga gampang langsung percaya, kayak isu-isu yang lain yang lagi booming
atau apa itu ga langsung dipercaya atau ga langsung diterima mentah-mentah gitu
lo istilahnya,” jelas Revinda.
“Bijak bersosial media
menurutku itu mematuhi akan norma-norma dalam bersosial media, tidak
menggunakan peri kejempolan tetapi menggunakan peri kesopanan dalam berbahasa
dalam jejaring sosial media, karena apa yang kita tulis dalam sosial media juga
merupakan cerminan dari diri kita jadi apa yang kita ungkapkan melalui sosial
media dapat mencerminkan seberapa bijak kita dalam bersosial media,” ungkap
Alifya, mahasiswi program studi MSP.
Dapat disimpulkan bahwa
beberapa mahasiswa mengerti dan paham tentang bijak dalam bersosial media. Bijak
dalam memilih konten atau informasi yang ingin dilihat serta bijak dalam
menyuarakan pendapat. Pesatnya perkembangan sosial media serta adanya kebebasan
berpendapat bukan berarti semua orang bebas menyuarakan pendapatnya tanpa
memperhatikan norma yang beredar dalam masyarakat.
Sering kali juga dengan tidak
bijaknya dalam bersosial media banyak informasi yang cenderung salah atau hoax.
Oleh karena itu perlu adanya sikap untuk mem-filter semua informasi yang
didapatkan dari sosial media. Sikap menyaring terlebih dahulu semua informasi
ini berguna untuk mencegah adanya hoax atau kesalahan informasi. Terdapat
banyak cara yang berbeda-beda untuk menyaring informasi yang didapatkan dari
sosial media atau internet, seperti yang dikatakan oleh Revinda bahwa dengan
memilah konten apa saja yang bisa dilihat di sosial media.
“Kalau ga terlalu
penting-penting banget nih yaudah skip aja gitu, ga usah terlalu dihiraukan
gitu, kecuali kayak yang mungkin ada masalah mental health, kekerasan seksual,
itu kayak harus bener-bener diperjuangin,” ungkap Revinda.
Pendapat lain juga diutarakan
oleh Adit, salah satu mahasiswa program studi IK yang mengungkapkan bahwa cara
mem-filter sosial media bisa dilakukan dari hal kecil.
“Sebenarnya tergantung wawasan
kita gitu, kita maunya mem-filter sampai sebatas apa. Sekedar ada teman
yang mungkin postingannya mengganggu atau kita ga sependapat tapi kita malas
untuk debat sama dia, terus kita diemin atau kita mute itu juga salah
satu filter menurutku. Itu tadi balik lagi, tergantung sama orang wawasannya
bagaimana,” jelas Adit.
Bijak dalam bersosial media sangat diperlukan dikalangan masyarakat. Terlebih lagi dengan pesatnya teknologi yang saat ini disediakan. Tak menutup kemungkinan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi-informasi yang ada bisa disalah gunakan atau diputar balikkan faktanya. Bijak menggunakan sosial media merupakan solusi yang saat ini dapat diterapkan oleh masyarakat, demi terbentuknya lingkungan yang sehat sosial media. (dnp)
Komentar
Posting Komentar