Literasi di Kalangan Mahasiswa
(Sumber: Karolina Grabowska-pexels.com)
Malang – LPM AQUA-Senin (28/02/2022) Ditinjau semenjak 23 Maret 2021, Indonesia menempati ranking ke-52 dari 70 negara, dengan demikian literasi di negara kita masih tergolong kecil. Dari kalangan mahasiswa terutama rekan-rekan LPM AQUA rata—rata cukup gemar dalam membaca buku, baik itu novel fiksi, ataupun buku dengan genre lainnya.
“Lumayan sering membaca, ada juga buku di kosan, kalau lagi ingin membaca ya membaca gitu” Ujar Kak Adit, anggota LPM AQUA.
Dalam meningkatkan suatu minat baca diperlukan rasa keingintahuan ataupun rasa penasaran dalam diri seseorang. “Lama-lama kayak ingin mendalami suatu hal.” Tutur Kak Adit.
Juga dalam minat baca buku agar meningkat dapat dimulai dari menonton film. “Banyak film yang diangkat dari buku ataupun novel. Itu juga bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan minat baca buku.” Ujar Kak Dian, anggota LPM AQUA. “Pasti ada beberapa part yang tidak dijelaskan di film namun dijelaskan dalam novel, dari rasa penasaran itu dapat memicu untuk membaca buku,” sambung Kak Dian.
Terkadang
ada saat dimana rasa atau minat baca buku berkurang, salah satu cara untuk
mengatasinya dengan mendengarkan lagu seperti yang dilakukan salah satu mahasiswa
THP FPIK UB, Kak Fatma “Lagu yang pas dengan suasana yang mendukung untuk
membaca buku,” ungkap Kak Fatma.
Kak Fatma juga memberikan tips untuk teman-teman yang ingin mulai menerapkan suka baca buku, yaitu dengan membuat target terlebih dahulu. “Bikin target dahulu, memaksakan diri dari hal kecil yang mana nanti akan terbiasa. Kemudian pilih buku yang menurut kita menarik,” ujar Kak Fatma.
Pada film umumnya juga terkadang pendekatan karakter dari tokoh yang diangkat masih terasa kurang apabila dibandingkan dengan novel yang pembangunan karakter tokohnya lengkap sehingga dapat menambah minat baca seseorang. “Kalau ada film yang diadaptasi dari novel, pembangunan karakternya kurang kuat jadi kita terkadang terasa kurang dekat,” tutur Kak Vena, anggota LPM AQUA. “Jadi jika mau lebih rinci cerita tentang sebuah film lebih baik juga membaca novelnya,”sambungnya.
Buku dengan berbagai genrenya siap untuk dijelajahi. Salah satunya genre sejarah terdapat buku fiksi sejarah sepert karya Tere Liye dengan judul Bumi Manusia, Biografi atau Syair Lama. Buku sejarah tidak hanya dikemas dalam bentuk buku tetapi juga komik seperti komik serial Mahabharata karya R. A. Kosasih.
Dari sekian banyak jenis dan genre buku tentu ada buku yang terfavorit seperti Kak Nurul, anggota LPM AQUA menyukai buku Insecurity “Buku yang mengisahkan insecure penulis nya sendiri kemudian cara penulis menghadapi itu semua. Kalimat-kalimat dalam buku tersebut menginspirasi,” tutur Kak Nurul.
Genre
misteri yang menegangkan pun tak luput masuk ke dalam favorit dari Kak Felyta,
salah satu Angggota LPM AQUA. Buku favorit juga dapat berasal dari sebuah film
yang mana film tersebut merupakan adaptasi dari sebuah novel.
“Film Wedding Agreement adaptasi dari novel, gimana kita menjadi perempuan independent,” ujar Vena, anggota LPM AQUA.
Paling banyak digemari dikalangan umum yaitu genre romance, salah satu genre kesukaan Kak Grace salah satu anggota LPM AQUA. “terutama novel Mariposa, ceritanya menarik ga ngebosenin,” ungkap Grace.
Tidak hanya dari genre, dari penulisan gaya bahasanya pun dapat menimbulkan kekhasan dari suatu buku, termasuk Kak Adit yang menggemari buku melihat dari gaya penulisan dan Kak Dian yang lebih menyukai buku bergenre petualangan.
“Entah kenapa aku suka buku seperti itu, bergenre petualangan, cerita nya tidak membosankan. Salah satunya dari buku Tere Liye yang series Bumi Bulan,” ungkap Kak Dian.
Salah
satu mahasiswa, Kak Fatma menuturkan menyukai genre fantasi, sejarah dan genre
sastra seperti Andrea HiHirata.
“Buku
yang paling aku suka itu Rembulan Tenggelam di Wajah, sarat akan makna
kehidupan, kayak aku banyak berlajar dari situ,” tutur Kak Fatma.
“Kemudian satu lagi Filosophi Teras, di salah satu bab nya, kalau tidak salah bab 4 disebutin segala sesuatu itu kadang terserah kita tapi segala sesuatu itu juga tidak terserah kita. Disitu ngajarin bahwa segala sesuatu tidak bisa kita handle dan belajar ikhlas, sabar gitu,” sambung Kak Fatma
Pernyataan-pernyataan di atas nyatanya membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang peduli dengan tingkat literasi di lingkungannya. Beberapa mahasiswa pun berpendapat jika literasi itu penting di kalangan mahasiswa. Seperti yang di sampaikan oleh Kak Adit tentang pentingnya literasi yang sangat penting. Kak Adit mengatakan bahwa buku adalah informasi dunia. “Membaca buku suatu keterampilan yang harus dimiliki. Dari membaca buku dapat mengetahui kosakata yang baru dapat diterapkan sehari-hari ataupun karya tulis.”
Kak Vena menambahi juga bahwa literasi itu penting. “Terutama dalam menimba ilmu diperlukan banyak membaca,” ungkap Kak Vena.
Literasi bagi Kak Grace merupakan pondasi dasar untuk berinteraksi “Sebagai mahasiswa yang menimba ilmu, bagaimana kita bisa belajar kalau tidak berliterasi. Oleh karena itu literasi penting.”
Literasi itu penting diungkapkan juga oleh Kak Nurul “Kita sebagai mahasiswa dituntut akan rasa ingin tahu, bagaimana kita mengetahui dunia luar jikalau dimulai dari hal kecil seperti literasi kita kurang. Meskipun literasi tidak melulu dari buku dapat dari berita ataupun media elektronik.”
Literasi
itu penting menurut Kak Fatma agar kita bisa berbicara dengan diri kita
sendiri, seperti memberi makan jiwa. “Seperti kita bertemu orang dalam buku,
buku itu bisa kita baca berkali-kali. Semisalkan kita ketemu orang bisa sehari
sekali ataupun seminggu sekali,” tutur Kak Fatma
“Memberi
makan jiwa kita dengan pola pikir di luar sana. Kita bisa belajar lebih bijak,
dari cerita buku itu kita bisa ambil sisi positif pola pikir juga imajinasi
lebih dalam problem solving, impilkasi dalam pertemanan ataupun kehidupan.” (anw)
Rekomendasi buku:
Komentar
Posting Komentar