Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa?
Malang, LPM AQUA-Selasa (12/09/2022), BBM atau
singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan
dari suatu pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil).
Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu
untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu
BBM.
Pemerintah pada Sabtu, 3 September 2022, resmi menaikkan
harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan
dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150
menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per
liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya
Rp 12.500 per liter.
(Sumber: pertamina.com)
Berbagai respon pun tertuai
terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan
mengenai kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia.
“Adanya kenaikan BBM lumayan
memberatkan untuk mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian, karena mobilitas dengan jarak tempuh yang jauh,” tanggap Ayu.
“Perlu ditinjau kembali,
karena kenaikan BBM dapat berdampak pada harga bahan pokok sehari-hari,
kenaikan harga makanan dan kenaikan harga lainnya,” ungkap
Putri.
Pemakaian BBM akan terus
meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dan akan
berkurang dari waktu ke waktu sesuai dengan cadangan atau persediaan nasional Indonesia, kecuali ditemukan sumber
cadangan baru ataupun penggunaan energi baru terbarukan. Kenaikan BBM ini tentu
berdampak dan juga berpengaruh terhadap kehidupan sebagai mahasiswa terutama
dalam aspek finansial dan ekonomi.
“Yang paling terdampak adalah
adanya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok untuk sehari-hari,” terang Alvin.
“Ya, terdampak aspek uang jajan lumayan berkurang,” terang Dhea.
“Sangat berdampak pada harga makanan bagi mahasiswa
terutama mahasiswa yang merantau akan naik, sedangkan tidak semua mahasiswa
memiliki uang saku yang cukup tinggi,” jelas Putri.
Mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa juga menyampaikan pendapat tentang sikap yang dapat
dilakukan terhadap
kenaikan BBM yang terjadi.
“Mengurangi naik kendaraan
dan mulai mengatur keuangan agar lebih berhemat. Mengusahakan agar pendapatan
lebih besar daripada pengeluaran,” tutur
Alvin.
“Sebaiknya pemerintah lebih
konsen terhadap hal ini. Kita sebagai mahasiswa harus
memperjuangkan hak kita untuk hidup sejahtera sebagai rakyat Indonesia,” terang Putri. (anw)
Sumber :
http://feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/BAB-II-SENSITIVITAS-HARGA-DIESEL-OIL-MEANS-OIL-OF-PLATTS.pdf
Komentar
Posting Komentar