Langsung ke konten utama

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa?

(Sumber: garta.com)

Malang, LPM AQUA-Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM.

Pemerintah pada Sabtu, 3 September 2022, resmi menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.

(Sumber: pertamina.com)

Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia.

“Adanya kenaikan BBM lumayan memberatkan untuk mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, karena mobilitas dengan jarak tempuh yang jauh,tanggap Ayu.

“Perlu ditinjau kembali, karena kenaikan BBM dapat berdampak pada harga bahan pokok sehari-hari, kenaikan harga makanan dan kenaikan harga lainnya,ungkap Putri.

Pemakaian BBM akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dan akan berkurang dari waktu ke waktu sesuai dengan cadangan atau persediaan nasional Indonesia, kecuali ditemukan sumber cadangan baru ataupun penggunaan energi baru terbarukan. Kenaikan BBM ini tentu berdampak dan juga berpengaruh terhadap kehidupan sebagai mahasiswa terutama dalam aspek finansial dan ekonomi.

“Yang paling terdampak adalah adanya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok untuk sehari-hari,” terang Alvin.

“Ya, terdampak aspek uang jajan lumayan berkurang,” terang Dhea.

“Sangat berdampak pada harga makanan bagi mahasiswa terutama mahasiswa yang merantau akan naik, sedangkan tidak semua mahasiswa memiliki uang saku yang cukup tinggi,” jelas Putri.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa juga menyampaikan pendapat tentang sikap yang dapat dilakukan terhadap kenaikan BBM yang terjadi.

“Mengurangi naik kendaraan dan mulai mengatur keuangan agar lebih berhemat. Mengusahakan agar pendapatan lebih besar daripada pengeluaran,” tutur Alvin.

“Sebaiknya pemerintah lebih konsen terhadap hal ini. Kita sebagai mahasiswa harus memperjuangkan hak kita untuk hidup sejahtera sebagai rakyat Indonesia,” terang Putri. (anw)

 

Sumber :

https://www.um-surabaya.ac.id/homepage/news_article?slug=bbm-naik-pakar-ekonomi-um-surabaya-ini-dampaknya-bagi-masyarakat-menengah-ke-bawah#

http://feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/BAB-II-SENSITIVITAS-HARGA-DIESEL-OIL-MEANS-OIL-OF-PLATTS.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dil...