Langsung ke konten utama

RESENSI BUKU: JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU: JEJAK LANGKAH

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Malang, LPM AQUA-Jumat (11/02/2022) Melanjutkan seri tetralogi Pulau Buru, Parmoedya Ananta Toer menuliskan lanjutan kisah Minke sebagai seorang pribumi terpelajar. Berangkatlah Minke menuju Betawi untuk melanjutkan sekolah dokternya. Perjalanannya berlangsung dengan lumayan lancar meskipun terdapat sedikit permasalahan.

Hingga pada akhirnya, teringatlah dia akan janjinya untuk bertemu seseorang yang nantinya akan menjadi seseorang yang penting di hidupnya. Disamping itu pula, Minke mulai mendapatkan pekerjaan di salah satu surat kabar. Namun, ternyata cobaan mendatanginya pula. Dikeluarkanlah dia dari sekolah dokter dikarenakan beberapa alasan.

Minke melanjutkan hidupnya dengan menekuni dunia jurnalistik, hingga akhirnya dia mampu untuk membentuk surat kabarnya sendiri. Atas namanya sendiri untuk membantu persoalan pribumi. Seiring dengan itu juga, Minke bertemu dengan seorang Prinses yang akan jadi calon istrinya.

Ternyata tak puas dengan hanya berkecimpung di dunia jurnalistik, Minke menghendaki untuk mendirikan sebuah organisasi seperti yang telah dikehendaki sahabat-sahabatnya. Dan akhirnya jadi dan berdirilah organisasi tersebut. Semakin besar organisasi yang dibentuk, semakin besar pula risiko yang ditanggung olehnya.

Buku ini pada akhirnya membawa kita pada peristiwa dimana semua kehidupan Minke berubah. Awal dari masa kelam yang akan dirasakan Minke. Pram berhasil menyuguhkan akhir sekaligus awal cerita baru yang sangat epik dan mengharukan.

Buku ini akan memberikan kalian pandangan tentang bagaimana surat kabar dan organisasi pertama Indonesia terbentuk, perkembangan peradaban yang dirasakan oleh pribumi dan Hindia. Semua itu diceritakan dengan apik oleh Pram.

Perjalanan Minke masih akan berlanjut pada buku terakhir sekaligus penutup tetralogi Pulau Buru.

Selamat membaca! (dnp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH (Sumber: goodreads.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (08/04/2022) Buku dengan judul “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” merupakan karya Alfialghazi yang sukses menarik pembaca dalam tulisannya. Buku ini mengajarkan mengenai lika-liku kehidupan dengan surga sebagai akhir. Buku ini memberikan inspirasi serta motivasi bagi mereka yang terpuruk dan mendorong seseorang untuk bangkit kembali. Tidak semua hal dalam kehidupan berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saatnya harapan yang kita impikan serta langkah yang telah kita tuai dihentikan secara paksa. Rasa putus asa yang muncul dalam menjalani kehidupan hingga muncul keinginan untuk menyerah. Dalam buku ini dijabarkan bahwa setiap orang memiliki masalah serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Selain itu, buku “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” mengajarkan untuk beristirahat ketika lelah terhadap hiruk pikuk kehidupan, semangat untuk jangan menyerah, serta semangat untuk bangkit demi menc...

ESAI: The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education

  The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education By: Mutahassin Bilhaq mentatdgt_pexels.com Malang, LPM AQUA -Wednesday (29/12/2021) Since March 2020, Indonesia has been experiencing a Covid-19 pandemic. This condition undoubtedly has a significant impact on several sectors, including education. Regulations imposed by the government, such as the wearing of masks, the keeping of a safe distance, the prohibition of gathering, and so on, have caused many agencies, including educational institutions, to implement a variety of new policies in the conduct of their activities. At the start of the pandemic, the government instructed people to study for 14 days online from home, and it turned out that this instruction was extended into the following year. When we arrive in November 2021, the world has changed dramatically. Many schools and universities throughout this country have and will continue to have limited face-to-face teaching and learning processes with stri...