Limbah Sampah Membawa Berkah
(Sumber: Catherine Sheila-pexels.com)
Malang, LPM – AQUA (21/02/2022), Bertepatan
pada hari ini tanggal 21 Febuari yang diperingati sebagai Hari Sampah Nasional
yang mana bertepatan juga pada tanggal tersebut mengenang peristiwa tragis
dengan pelaku tidak lain limbah sampah yang merenggut nyawa sekitar 100 jiwa di
Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.
Tentu
kejadian tragis itu tidak ingin terulang kembali, oleh karena itu berbagai
upaya dilakukan untuk mengubah dampak buruk limbah sampah menjadi dampak baik bagi
lingkungan yang membawa berkah, baik dari segi sosial maupun ekonomi dan
kelestarian lingkungan. Salah satu upaya pengelolaan limbah sampah di
lingkungan FPIK berasal dari BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya.
Program-program
kerja yang telah dilakukan khusus untuk pengelolaan limbah sampah yang pertama
ada Eco Thrift. Eco Thrift ini
memiliki dua kegiatan yaitu pembuatan video yang diunggah ke sosial media. Video
dibuat dengan tema yang berbeda-beda supaya masyarakat menerima berbagai macam
informasi serta memberikan edukasi mengenai pengelolaan limbah sampah yang benar,
diwujudkan dengan adanya pengabdian yang berkolaborasi dengan Sosial Masyarakat
BEM di Desa Sengkrakan Bedali, Kec. Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Disana
kami melakukan pengelolaan limbah anorganik dan organik, untuk limbah organik
kami mengolah kotoran sapi menjadi pupuk. Kemudian ada kegiatan penukaran
sampah tetapi disertai dengan edukasi bagaimana mengolah sampah dengan tepat.”
Jelas Kak Putri Yoga selaku Menteri Lingkungan Hidup BEM FPIK UB 2021.
Program
kerja selanjutnya yaitu Sahabat Lingkungan. Berada di tengah pandemi tidak
menyurutkan upaya dalam pengelolaan limbah sampah, untuk itu program Sahabat
Lingkungan diselenggarakan Talk Show berkolaborasi dengan Komunitas Ecoton.
Setelah edukasi terpenuhi selanjutnya melakukan aksi dengan Trash Hunter
melalui Kusamparah (Kumpul Sampah dari Rumah) yang mana tujuannya untuk
mengajak masyarakat peduli akan sampah di lingkungan rumah masing-masing dengan
menukarkan sampah di daerah sekitar rumah dan Karung (Tukar Langsung) yang mana
kegiatannya dapat menguhubungi BEM langsung untuk penukarannya di wilayah
Malang.
“Kita
tidak bisa menutup mata jika kita saat ini berada ditengah-tengah pandemi, kami
ingin teman-teman dari rumah dapat (tetap) berkontribusi dalam program
penukaran sampah ini,” ujar Kak Putri.
Masih
dalam program Sahabat Lingkungan, langkah selanjutnya yaitu Environment
Donation. “Hasil uang yang telah dikumpulkan dari Kusampara dan Karung, itu
akan kami donasikan kepada teman-teman FPIK yang membutuhkan, sehingga
berhubungan sekali dengan limbah sampah membawa berkah,” ujar Kak Putri.
Proker
selanjutnya yaitu Aksuara yang merupakan kolaborasi Aksi Sehat, Ramah
Lingkungan dan Suara Alam. Melalui proker ini telah mengadakan podcast
dengan dekan dan para jajaran nya untuk membahas tentang permasalahan
lingkungan di FPIK UB, salah satunya yaitu permasalahan mengenai tempat sampah,
kemudian solusi dari permasalahan tersebut yaitu pembuatan tempat sampah Ecobrick
yang tebuat dari limbah sampah. “Kami ingin mengatasi permasalahan sampah
dengan menggunakan sampah, sehingga sampah tersebut berguna,” tutur Kak Putri. “Yang
mana rencana penempatan tempat sampah Ecobrick ini pada tahun 2022
supaya pemanfaatannya lebih maksimal.”
Gagasan
utama dari proker ini melihat permasalahan utama melalui survey google form,
survey lapangan dan survey langsung ke Desa Sengkrakan. Permasalahan yang
ditemui diantaranya sampah plastik, ataupun permasalahan yang ditemui di Desa
Sengkrakan adalah menumpuknya kotoran sapi dan pengelolaan sampah yang kurang
tepat.
Selain
itu membuat survey dan mengajak juga kepada warga FPIK UB sebagai wujud
aspirasi warga FPIK UB. ”Kita membuka open recruitment atau volunteer
kepada teman-teman warga FPIK yang ingin bergabung dan alhamdulillah kontribusi
dan antusiasnya luar biasa hingga proker selesai,” tutur Kak Putri.
Kegiatan
Taruna Desa di Desa Sengkrakan juga melakukan edukasi pengelolaan sampah
anorganik yang tepat selain itu juga berkolaborasi dengan salah satu mahasiswa
Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya dalam pengelolaan limbah organik
kotoran sapi menjadi pupuk.
“Setiap
teman-teman warga desa mengumpulkan 10 kg sampah (yang) dapat ditukar dengan
sembako,” jelas Kak Putri “Alhamdulillah setiap kunjungan ke desa satu minggu
sekali, tidak pulang dengan tangan kosong. Antusias warga disana sangat luar
biasa,” sambung Kak Putri
Dibalik
kesuksesan tentu ada tantangan dalam program kerja tersebut seperti perizinan
dan pemenuhan syarat serta protokol kesehatan. “Protokol kesehatan yang
diterapkan bukan semata-mata memenuhi persyaratan tersebut tetapi memang
betul-betul kami ingin menerapkan protokol kesehatan demi kebaikan kita bersama,”
tutur Kak Putri.
Program
lain yang digagas oleh BEM FPIK UB adalah Sahabat Lingkungan. Tantangan yang dirasakan
dari program Sahabat Lingkungan yaitu meyakinkan para kolaborator kafe ataupun tempat
fotokopi untuk dapat bekerja sama.
“Kadangkala kurang megerti maksud dan tujuan kami, sehingga kami perlu
meyakinkan tentang maksud dan tujuan kami,” terang Kak Putri.
Tak
dipungkiri ditengah PPKM ini, kegiatan Taruna Desa terbatas sehingga solusinya
dengan bekerja sama dengan pihak desa. “Membuat sebuah grup Whatsapp dan
kami tetap mengunggah konten-konten yang berhubungan dengan pengelolaan limbah
sampah,” ujar Kak Putri.
“Membuka
mata lihat lingkungan kita, banyak limbah sampah yang membutuhkan aksi kita,
supaya sampah tersebut tidak membawa dampak buruk dikemudian hari. Intinya aksi
kita ini dibutuhkan, kita tidak hidup di hari ini saja. jangan takut dan malu
untuk memulai. Ubah sampah menjadi sebuah kebekahan. Sampah yang dikelola
dengan baik akan membantu kita menyelesaikan masalah bukan membuat masalah,” harapan
Kak Putri mengenai pengelolaan sampah untuk lingkungan sekitar. (anw)
Komentar
Posting Komentar