Fenomena La Nina, Bagaimana Dampak terhadap Kelautan dan Perikanan?
(Sumber: Polina Kovaleva_pexels.com)
Malang, LPM AQUA-Minggu (31/10/2021) Fenomena
dengan mendinginnya Suhu Muka Laut atau SML di Samudra Pasifik bangian tengah
dan timur hingga melewati batas normalnya
dikenal dengan sebutan fenomena
La Nina. La Nina ini dapat mempengaruhi sirkulasi udara secara global sehingga
dapat menyebabkan udara menjadi lembab mengalir cukup kuat dari Samudra Pasifik
menuju Indonesia, akibat dari kondisi tersebut di daerah Indonesia banyak
bermunculan awan-awan dan peningkatan curah hujan.
BMKG atau singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika mengimbau dan memperingatkan masyarakat untuk waspada dan bersiap
untuk menghadapi pengaruh dari fenomena La Nina,
diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun 2021 karena dari pemantauan data SML
di daerah Samudra Pasifik bagian tengah dan timur sedang menunjukkan nilai
anomali yang sudah
melewati ambang batas La Nina yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021 sehingga
terdapat potensi terjadi La Nina dengan intensitas lemah-sedang hingga Februari
2022. Peringatan dini dilakukan karena dampak dari fenomena ini terutama pada
sektor perikanan dan kelautan. Pengaruh La Nina dapat mengurangi
kualitas produk. Tingginya
kadar air menyebabkan pasokan
ikan akan berkurang secara drastis sehingga nelayan tidak bisa melaut
dan hasil tangkapan kurang maksimal karena tingginya laut. Kendati demikian
masih terdapat dampak positif fenomena La Nina. Salah satunya pada sektor
kelautan La Nina membuat perluasan area pasang surut di daerah pesisir sehingga dimanfaatkan para
nelayan untuk tambak budidaya dan garam. (anw)
Sumber
:
Kompas.com
Komentar
Posting Komentar