Langsung ke konten utama

6 Burung Ini Mampu Terbang Ratusan Kilometer dalam Sehari

6 Burung Ini Mampu Terbang Ratusan Kilometer dalam Sehari

    `         Bahkan ada yang lebih dari seribu kilometer!


Burung termasuk hewan bertulang belakang atau kita biasa menyebutnya vertebrata. Dengan bulu dan sayap yang mereka miliki, tentunya hewan yang satu ini sangat mudah untuk dikenali. Jenis burung yang ada di dunia sangatlah beragam, mulai dari burung kolibri yang kecil sampai burung albatros yang besar. Di antara banyaknya jenis burung, ada beberapa yang mampu terbang ratusan bahkan bisa lebih dari seribu kilometer dalam sehari. Berikut daftarnya!

1. Elang emas

Elang emas dapat dijumpai di banyak tempat di dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika Utara, hingga Afrika Utara. Jenis yang satu ini bisa mencapai kecepatan hingga 320 kilometer per jam saat menukik untuk menangkap mangsanya. Dalam berburu, elang tidak dapat menggerakkan bola matanya, sehingga untuk mendapat sudut pandang yang luas, mereka harus memutar kepalanya. Elang emas sendiri mampu terbang sejauh 360 kilometer dalam sehari.

2. Walet

Burung yang satu ini tidak asing lagi bagi kita, walet memang banyak dijumpai di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Habitat walet biasanya berada di pantai, gua, hingga pemukiman warga. Dalam sehari, burung ini mampu menempuh jarak hingga 677 kilometer. Fakta menarik lainnya, walet bisa tidur dan makan dalam keadaan terbang serta dapat mengudara 10 bulan tanpa henti.

3. Kolibri berleher rubi

Kolibri berleher rubi merupakan satu dari banyak jenis burung kolibri yang ada di dunia. Burung ini biasa menghabiskan waktu musim dinginnya di Florida, Amerika Tengah, hingga Meksiko sebelum melakukan migrasi ke Amerika Utara pada musim panas untuk berkembang biak. Walaupun bobotnya hanya sekitar berat uang logam, kolibri berleher rubi mampu terbang sejauh 800 kilometer dalam sehari.

4. Albatros

Albatros sendiri merupakan burung terbang yang terbesar, dengan bentang sayap lebih dari 3 meter. Burung yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di lautan ini banyak di jumpai di Samudra Pasifik Utara dan Antartika. Mereka biasanya akan membuat sarang di sebuah pulau terpencil yang terletak di tengah samudra. Memanfaatkan teknik terbang melayang, albatros bisa menghemat energi serta mampu terbang sejauh 800 kilometer sehari.

5. Peregrine

Peregrine falcon atau kita mengenalnya dengan sebutan alap-alap kawah ini dapat dijumpai di seluruh penjuru dunia kecuali Antartika. Burung ini juga dikenal sebagai yang tercepat di dunia, ia mampu mencapai kecepatan 200 kilometer per jam saat terbang horizontal serta 320 kilometer per jam saat menukik. Dalam sehari, peregrine falcon mampu terbang hingga sejauh 1.290 kilometer.

6. Bar-tailed godwit

Bar-tailed godwit merupakan burung yang biasa hidup di perairan dangkal, perairan pasang surut, hingga muara. Makanan dari burung ini sendiri biasanya mulai dari kepiting, cacing, sampai moluska. Bar-tailed godwit mampu terbang dengan jarak 1.450 kilometer dalam sehari, lebih hebatnya lagi, burung ini mampu mengudara sejauh 11.750 kilometer tanpa henti.


                 Oleh : Mutahassin Bilhaq-IDN Times 

                 Pernah diterbitkan di IDN Times

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH (Sumber: goodreads.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (08/04/2022) Buku dengan judul “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” merupakan karya Alfialghazi yang sukses menarik pembaca dalam tulisannya. Buku ini mengajarkan mengenai lika-liku kehidupan dengan surga sebagai akhir. Buku ini memberikan inspirasi serta motivasi bagi mereka yang terpuruk dan mendorong seseorang untuk bangkit kembali. Tidak semua hal dalam kehidupan berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saatnya harapan yang kita impikan serta langkah yang telah kita tuai dihentikan secara paksa. Rasa putus asa yang muncul dalam menjalani kehidupan hingga muncul keinginan untuk menyerah. Dalam buku ini dijabarkan bahwa setiap orang memiliki masalah serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Selain itu, buku “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” mengajarkan untuk beristirahat ketika lelah terhadap hiruk pikuk kehidupan, semangat untuk jangan menyerah, serta semangat untuk bangkit demi menc...

ESAI: The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education

  The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education By: Mutahassin Bilhaq mentatdgt_pexels.com Malang, LPM AQUA -Wednesday (29/12/2021) Since March 2020, Indonesia has been experiencing a Covid-19 pandemic. This condition undoubtedly has a significant impact on several sectors, including education. Regulations imposed by the government, such as the wearing of masks, the keeping of a safe distance, the prohibition of gathering, and so on, have caused many agencies, including educational institutions, to implement a variety of new policies in the conduct of their activities. At the start of the pandemic, the government instructed people to study for 14 days online from home, and it turned out that this instruction was extended into the following year. When we arrive in November 2021, the world has changed dramatically. Many schools and universities throughout this country have and will continue to have limited face-to-face teaching and learning processes with stri...