Langsung ke konten utama

Resensi Buku: Marketing 4.0

 

Gambar: medium.com

Oleh : Mutahassin Bilhaq

 

Identitas Buku

Judul               : Marketing 4.0

Penulis            : Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Iwan Setiawan

Penerbit          : Wiley

Tahun Terbit   : 2016

Halaman         : 169 halaman

Kategori          : Marketing

Bahasa            : Inggris

Harga              : $15.00

Ringkasan

Marketers need to embrace the shift to a more horizontal, inclusive, and social business landscape. The market is becoming more inclusive. Social media eliminate geographic and demographic barriers, enabling people to connect and communicate and companies to innovate through collaboration. Customers are becoming more horizontally oriented. They are becoming increasingly wary of marketing communications from brands and are relying instead on the f-factor (friends, families, fans, and followers). Finally, the customer buying process is becoming more social than it has been previously. Customers are paying more attention to their social circle in making decisions. They seek advice and reviews, both online and offline. -hlm. 14

Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, kali ini saya akan sedikit membahas lanjutan buku Marketing 3.0 yaitu Marketing 4.0. Penulisnya masih sama, untuk kalian yang belum mengenal latar belakangnya, berikut tiga orang luar biasa di balik Marketing 4.0: Philip Kotler: Father of Modern Marketing (Wall Street Journal), Hermawan Kartajaya merupakan salah satu dari “50 Gurus Who Shaped the Future of Marketing” (Chartered Institute of Marketing, Inggris). Marketing 4.0 sendiri merupakan buku ke-6 hasil kolaborasi dari keduanya, kali ini kembali berkolaborasi dengan Iwan Setiawan yang merupakan konsultan senior di MarkPlus, Inc. Mengingat kembali pada era marketing 1.0, perusahaan hanya fokus pada bagaimana menjual produk sebanyak mungkin, sisi pembeli atau konsumen tidak dipikirkan sama sekali. Sedangkan tahap marketing 2.0, sebuah merek diusahakan mempunyai ikatan emosional dengan konsumennya, tetapi hal tersebut hanya menganggap konsumen sebagai individu yang pasif. Selanjutnya di era marketing 3.0 konsumen tidak lagi dianggap sebagai individu yang pasif, mereka juga manusia yang punya akal, hati nurani, harapan, dll.

Kita juga mengenal adanya era revolusi industri, dimana revolusi industri 1.0 ditandai dengan ditemukannya mesin-mesin untuk industri. Revolusi industri 2.0 dimulai ketika manusia menemukan listrik dan menggunakannya dalam industri. Revolusi industri 3.0 diawali dengan munculnya teknologi informasi serta elektronik berbasis komputer dan robot di dunia industri. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan kemunculan artificial intelligence, internet of things, hingga machine learning, atau sesuai dengan judul buku Marketing 4.0 ini yaitu “Moving from Traditional to Digital”. Pada intinya pendekatan manusiawi pada pelanggan perlu dimutakhirkan seiring perkembangan teknologi yang kian pesat. Marketing tahap keempat atau pemasaran 4.0 memanfaatkan teknologi terkini untuk menyentuh pelanggan secara manusiawi. Didukung oleh analisa data raksasa (big data), produk dipasarkan untuk kebutuhan pribadi. Layanan pun jadi lebih pribadi. Secara garis besar buku ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

·         Fundamental Trends Shaping Marketing

·         New Framework for Marketing in the Digital Economy

·         Tactical Marketing Applications in the Digital Economy

Kelebihan

Penjelasan materi dari buku ini di dukung oleh gambar atau ilustrasi untuk memudahkan pembaca mengingat ilmu yang diberikan, walaupun saya sedikit kaget karena di awal buku sangat sedikit atau bahkan tidak ada ilustrasi sama sekali. Seperti yang sering saya sampaikan dalam beberapa kesempatan  sebelumnya, menurut sebuah penelitian otak manusia memproses gambar 60.000 kali lebih cepat daripada tulisan. Selain itu terdapat pertanyaan yang bisa kita jawab di setiap akhir bab, menurut saya ini akan sangat membantu pembaca untuk lebih memahami materi yang disampaikan.

Kekurangan

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi membuat buku ini seperti sudah ketinggalan zaman karena kita sudah memasuki era Society 5.0, mungkin orang akan lebih tertarik untuk langsung membaca buku Marketing 5.0 yang di tulis oleh orang-orang yang sama. Tetapi, menurut saya masih banyak ilmu di dalam buku ini yang masih relevan hingga sekarang. Terkait bukunya sendiri saya lebih suka format buku yang teksnya rata kanan kiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...