Langsung ke konten utama

PUISI: DIKALUNGINYA SEMANGAT

 Dikalunginya Semangat

Oleh: Ryhan Rahma Aulia Martono (Juara Terbaik 1 Musikalisasi Puisi)

pexels.com

Tepat di sana, di peron ketiga ku berdiri
Di rasa ku ingin mati, tercekik penuh pilu
Dipaksa merangkak hingga garis tepi
Dibuat lumpuh oleh pandemi

Tertampar, tersadar bahwa makna ku temukan dalam pergerakan
Di buat kuat dan bertumbuh
Menjadi berani untuk kesempatan di masa transisi
Berdamai dengan diri untuk beradaptasi dengan pandemi

Seakan menjadi kesempatan dari Tuhan, untuk kita si pendosa.
Diharap disambut dengan menggebu haru.
Berbekal iman dan secerah harapan.
Tuhan beri kami semangat yang tak akan padam.

Semangat baru yang terbentur, terbentuk dari luka.
Semangat baru yang tak akan ku biarkan dierosi.
Semangat baru yang lebih tulus dan bermakna.
Yang tetap selembut sutra namun kokoh bak tiang agama.

Ku langkahkan kaki dengan berani
Meredam ketakutan, menerima kenyataan era baru telah dimulai.
Yang tak akan lagi menjadi ruangan berdimensi sepi namun bising, atas rintihan keterpurukan banyak insan berpulang.
Biarkan Tuhan menjadi saksi, Semangat baru dikalungi terkendali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: BUNGA YANG TERINJAK

  Bunga yang Terinjak (karya: Najla Kamiliya Gunawan ) (sumber: pinterest) Jam berdetak dengan keras mengikuti irama jantung. Dalam lorong yang gelap, beberapa wanita duduk dengan penuh ketegangan. Mereka duduk berjejer di lorong, tatapan yang penuh kecemasan saling bertaut dalam keheningan yang mencekam. Udara terasa beku, seolah lorong itu menjadi panggung bagi pertunjukan ketidakpastian. Setiap napas terasa berat, seakan-akan mereka menanti waktu yang akan mengguncang fondasi kehidupan mereka.  Dahinya basah berkeringat meskipun udara malam dingin menusuk panca indra. Dengan susah payah, ia kembali menelan salivanya. Bola matanya bergetar memancarkan ketakutan tatkala memandang kejadian mengerikan itu dari balik tirai, hatinya berdebar-debar di tengah ketakutan. Kegelapan malam menyaksikan bayangan-bayangan kekerasan, dan ia merasa terjebak dalam dunia gelap yang tak bisa diubah. Ia sontak menundukkan pandangannya, membiarkan rambutnya menutupi wajahnya, karena tak...