Langsung ke konten utama

Ngopi Santuy #14: Kenapa Sih Harus FPIK?

 Ngopi Santuy #14: Kenapa Sih Harus FPIK?

Doc. LPM AQUA

Malang, LPM AQUA-Selasa (23/11/2021), Ngopi Santuy edisi keempat belas kali ini kembali dengan bahasan spesial yang baru, yakni “Kenapa Sih Harus FPIK?” berbincang spesial dengan narasumber Kak Patra alumni FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2008 dan Kak Dian mahasiswa FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2019.

Banyak sekali momen berkesan bagi Kak Patra yaitu bersama teman-teman seperjuangan yang hingga sekarang masih tetap bersilahturahmi walau lebih dari sepuluh tahun. Kak Dian memaparkan pengamalan berkesan mendapat keluarga baru dari FPIK dan LPM AQUA.

Kak Dian memberi motivasi juga dalam berkegiatan kuliah seperti tugas, sebisa mungkin mengerjakan tugas jangan sampai ditumpuk, karena dapat berakibat kepada tugas yang lain maupun teman kerja sekelompok.

Kak Patra juga menuturkan prospek kerja sangat luas, karena dalam dunia kerja lebih kearah ilmu dan intisari selama berproses dalam kuliah. Kak Dian menambahi dalam kuliah kita mengatur waktu dan mengatasi suatu masalah.

Sosok yang menginspirasi Kak Patra yaitu sosok yang bekerja yang mengerti pekerjaan lapang ataupun para dosen yang telah membimbing dan mengajarkan.

Kak Patra dan Kak Dian berharap keadaan akan normal kembali sehingga dapat beraktivitas kuliah seperti biasa. Lebih mengasah empati, menambah skill, memupuk rasa sosial dan mengeratkan tali persaudaraan. Tetap semangat dan tetap dijaga silahturhaminya. (anw)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: BUNGA YANG TERINJAK

  Bunga yang Terinjak (karya: Najla Kamiliya Gunawan ) (sumber: pinterest) Jam berdetak dengan keras mengikuti irama jantung. Dalam lorong yang gelap, beberapa wanita duduk dengan penuh ketegangan. Mereka duduk berjejer di lorong, tatapan yang penuh kecemasan saling bertaut dalam keheningan yang mencekam. Udara terasa beku, seolah lorong itu menjadi panggung bagi pertunjukan ketidakpastian. Setiap napas terasa berat, seakan-akan mereka menanti waktu yang akan mengguncang fondasi kehidupan mereka.  Dahinya basah berkeringat meskipun udara malam dingin menusuk panca indra. Dengan susah payah, ia kembali menelan salivanya. Bola matanya bergetar memancarkan ketakutan tatkala memandang kejadian mengerikan itu dari balik tirai, hatinya berdebar-debar di tengah ketakutan. Kegelapan malam menyaksikan bayangan-bayangan kekerasan, dan ia merasa terjebak dalam dunia gelap yang tak bisa diubah. Ia sontak menundukkan pandangannya, membiarkan rambutnya menutupi wajahnya, karena tak...