Langsung ke konten utama

Resensi Novel : Kami (Bukan) Sarjana Kertas

 

Resensi Novel : Kami (Bukan) Sarjana Kertas

Oleh : Mutahassin Bilhaq

 

Identitas Buku

Judul               : Kami (Bukan) Sarjana Kertas

Penulis            : Jombang Santani Khairen

Penerbit           : Bukune

Tahun Terbit    : 2019

Halaman         : 372 halaman

Kategori           : Fiksi

Bahasa            : Indonesia

Harga              : Rp. 88.000

Ringkasan

"Nanti setelah kalian lulus, di luar sana, dunia nyata jauh lebih menjijikkan daripada tikus-tikus ini! Mau jadi apa kalian setelah lulus? Sarjana Kertas? Ngerasa pintar, hebat di atas kertas, tapi menghadapi dunia nyata malah gak bisa? Kalian ini mahasiswa, bukan maha-sisa! ". Begitulah sedikit kutipan dalam karya pertama J. S. Khairen dari seri novel “Kami (Bukan)” yang terbit tahun 2019. Novel ini menceritakan tentang sekelompok mahasiswa yang kuliah di kampus UDEL, kampus yang mempunyai reputasi amat buruk dan menjadi pilihan terakhir orang-orang untuk kuliah, sampai-sampai namanya tidak muncul jika dicari lewat google. Diceritakan tokoh mahasiswa dalam novel ini yaitu Ogi, Ranjau, Gala, Arko, Juwisa, Sania, dan Catherine yang mempunyai alasan beragam mengapa mereka semua bisa masuk kampus UDEL.

Pada awal masuk kuliah di kampus UDEL, mahasiswa baru dibentuk kelompok dengan satu dosen pendamping dan harus bertahan sampai lulus dengan tujuan agar mereka bisa saling mengenal dan mengingat mimpi mereka saat lulus nanti. Salah satunya kelompok Ogi dengan dosen pendamping Bu Lira. Selanjutnya pembaca akan di ajak untuk menyimak peristiwa lengkap dengan masalah yang berkaitan tentang kesulitan menjalani hidup sebagai mahasiswa. Mampukah mereka melewati masalah yang datang bertubi-tubi hingga lulus dan tidak sekedar menjadi sarjana kertas? Silahkan baca novel “Kami (Bukan) Sarjana Kertas” secara lengkap untuk menemukan jawabannya.

Kelebihan

Alur ceritanya menarik, terdapat pesan juga tentang kekuatan persahabatan untuk menghadapi setiap tantangan dan masalah yang datang. Sifat pantang menyerah dan bangkit lagi dari setiap tokoh setelah bergelut dengan batin dan masalahnya juga menjadi pesan yang sangat bagus.

Kekurangan

Walaupun dikemas dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, terdapat beberapa diksi atau istilah yang mungkin membutuhkan sedikit waktu untuk mengerti maksudnya, serta tokoh utama tidak digambarkan secara jelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH (Sumber: goodreads.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (08/04/2022) Buku dengan judul “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” merupakan karya Alfialghazi yang sukses menarik pembaca dalam tulisannya. Buku ini mengajarkan mengenai lika-liku kehidupan dengan surga sebagai akhir. Buku ini memberikan inspirasi serta motivasi bagi mereka yang terpuruk dan mendorong seseorang untuk bangkit kembali. Tidak semua hal dalam kehidupan berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saatnya harapan yang kita impikan serta langkah yang telah kita tuai dihentikan secara paksa. Rasa putus asa yang muncul dalam menjalani kehidupan hingga muncul keinginan untuk menyerah. Dalam buku ini dijabarkan bahwa setiap orang memiliki masalah serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Selain itu, buku “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” mengajarkan untuk beristirahat ketika lelah terhadap hiruk pikuk kehidupan, semangat untuk jangan menyerah, serta semangat untuk bangkit demi menc...

ESAI: The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education

  The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education By: Mutahassin Bilhaq mentatdgt_pexels.com Malang, LPM AQUA -Wednesday (29/12/2021) Since March 2020, Indonesia has been experiencing a Covid-19 pandemic. This condition undoubtedly has a significant impact on several sectors, including education. Regulations imposed by the government, such as the wearing of masks, the keeping of a safe distance, the prohibition of gathering, and so on, have caused many agencies, including educational institutions, to implement a variety of new policies in the conduct of their activities. At the start of the pandemic, the government instructed people to study for 14 days online from home, and it turned out that this instruction was extended into the following year. When we arrive in November 2021, the world has changed dramatically. Many schools and universities throughout this country have and will continue to have limited face-to-face teaching and learning processes with stri...