Langsung ke konten utama

Rinai Renjana

 

Rinai Renjana

Hikmah Karimatul Maghfiroh

 

         karena sebuah hati

 diri ini berada kembali di sini

          terjelampah sepi sunyi nan sendiri

                  menguar rasa pedih jauh dalam sanubari

               pada sebuah hati yang tak henti kian berlari

             aku tertambat keelokan renjana, sedih nan perih

           karena sebuah hati yang kini telah kehilangan sari

         lelah, penat, jengah diriku memohon doa bertaut jari

         menengadah diri sepenuh hati pada sang batari dewi

         bagaimana jika perasaan hati rindu milik dirimu kini

         tidak bisa lagi memainkan perannya sebagai relikui

          otak pintarku ini bahkan tak lagi mampu mengerti

           kalbuku yang tulus jua tak bisa tuk memahami          

            daksa yang dulu tak ada hentinya kudekapi

 kini slalu setia bersikap berlagak menuli

               nada yang dulu tiada henti ku gemari                                                                           

                 kini menjadi tak hingar, tapi sunyi

                   apakah masih terdapat anomali

                     yang kan kuhadapi, kutemui

                         yang diberikan sosok diri

                           yang tak pernah berhenti

                              untuk slalu kupuji-puji

                                   pada waktu detik ini

                                       kubersumpah janji

                                          diriku kan sudahi

                                                kebodohan ini

                                                     rasa hati ini

                                                          degup ini

                                                               jiwa ini

                                                                       diri

                                                                          ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: Pelangi Dibawah Langit Basah

  Pelangi Dibawah Langit Basah        Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang pelukis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tepi sungai, menciptakan lukisan-lukisan indah yang terinspirasi dari alam sekitarnya. Namun, meski hidup dikelilingi keindahan, hatinya terasa sepi. Suatu sore, saat langit mulai gelap, Langit melihat seorang gadis duduk di tepi sungai. Gadis itu bernama Senja pendatang baru di desa itu. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang bersinar, Senja tampak terpesona oleh keindahan alam di sekelilingnya. Langit merasa tertarik dan, tanpa ragu, ia mendekatinya. "Hai, aku Langit. Apa yang kamu lukis?" tanyanya sambil melihat sketsa di tangan Senja.  Senja tersenyum. "Aku sedang mencoba menggambar pemandangan ini, tapi rasanya sulit. Kamu seorang pelukis?"  Langit mengangguk. "Aku lebih suka melukis lanskap. Mari aku tunjukkan beberapa teknik."  ...