Langsung ke konten utama

HARIAN AQUA (Vol. 35): FAKULTAS ELIT, FASILITAS SEDIKIT

Fakultas Elit, Fasilitas Sedikit


(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Malang, LPM AQUA-Senin (03/10/2022) Semester ganjil ini Universitas Brawijaya telah memperbolehkan mahasiswanya untuk 100% hadir dalam perkuliahan offline, begitu juga dengan FPIK. Dimulai dengan adanya Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) hingga saat ini, FPIK semakin ramai saja tiap harinya. Namun selama adanya pandemi dengan uang UKT yang tidak mendapat keringanan, apakah fasilitas di FPIK sudah berkembang?

Sebelum itu mari kita meninjau ulang fasilitas apa saja yang masih kurang dan sangat diperlukan oleh FPIK untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang ada. Apabila dilihat kembali sebenarnya FPIK masih perlu membangun beberapa fasilitas penting yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen maupun civitas akademik lainnya.

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

  1. Kurangnya tempat bagi teman-teman mahasiswa untuk mengerjakan tugas di fakultas
  2. Akses kecepatan Wi-Fi yang terkadang masih lambat
  3. Lapangan bola basket dan bola voli yang masih perlu perbaikan dan penambahan fasilitas pelengkap olahraga lainnya
  4. Beberapa fasilitas mushola yang sudah rusak
  5. Beberapa laboratorium yang masih perlu untuk diperbaiki serta dilengkapi lagi peralatannya

Lalu, apa kata mahasiswa terkait dengan fasilitas-fasilitas yang ada di FPIK?

“Kurang tempat duduk untuk menunggu kelas tiba.”

“Kursi (ruang kelas) yang masih lama sehingga membuat tidak nyaman saat duduk selama perkuliahan berlangsung, serta papan tulis yang sangat kecil di gedung D.”

“Fasilitasnya sudah bagus, tapi terkadang AC bermasalah.”

“Fakultas elit fasilitas sedikit. Kurang gazebo biar mahasiswa bisa mengerjakan laporan praktikum di gazebo atau sekedar kursi dan meja di depan gedung kelas.”

Teman-teman mahasiswa FPIK ternyata juga merasakan bahwa FPIK masih perlu melakukan pembenahan dalam hal penyediaan fasilitas perkuliahan. Fasilitas tersebut nantinya dapat sangat membantu teman-teman mahasiswa FPIK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran selama perkuliahan berlangsung.

Disamping itu, terdengar kabar bahwa FPIK ingin melakukan pembangunan sebuah kolam ikan di depan kantin FPIK. Poster rencana pembangunan tersebut sudah dipasang oleh pihak FPIK di depan area kantin FPIK. Dalam poster tersebut terlihat rancangan gambar kolam ikan yang ingin dibangun.

Terkait dengan keluh kesah dan adanya kabar pembangunan tersebut, LPM AQUA mencoba untuk melakukan wawancara langsung kepada Prof. Maftuch selaku Dekan FPIK. Beliau menyampaikan bahwa memang benar FPIK akan melakukan pembangunan kolam pada tanah kosong yang ada di depan kantin. Tujuan dari pembangunan tersebut tak lain untuk mendukung adanya program Green Campus yang diangkat oleh FPIK.

“Di sana tidak hanya sekedar kolam, tapi sudah kita buat perencanaan namanya kolam terbuka hijau. Di tengahnya ada kolam, di pinggir-pinggirnya nanti sangat rimbun dengan kehijauan. Itu sebagai jantung, paru-parunya dari FPIK UB, sehingga orang masuk FPIK UB itu nanti merasa udaranya sangat bagus, sirkulasi, flow udara sehat juga sangat bagus, kemudian view yang penting. Kuncinya adalah kolam terbuka hijau, kita akan mendukung policy universitas yang namanya Green Campus,” jelas Prof Maftuch.

 
(Sumber: Dok. LPM AQUA)

“Jadi di sana nanti ada kolam, ada jogging track untuk melihat view, dermaga yang bisa dipakai untuk praktikum mahasiswa. Selain itu juga di kolam akan kita kasih ikan hias yang bagus. Sebelahnya ada gazebo-gazebonya sebagai tempat mahasiswa untuk berkarya, produktif,” sambung beliau.

Terkait dengan fasilitas lain yang masih kurang di FPIK, Prof. Maftuch menjelaskan bahwa akan membangun beberapa fasilitas untuk menunjang kualitas mahasiswa FPIK UB. Salah satunya terkait dengan tempat atau ruang yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas kuliah. Prof. Maftuch menyatakan bahwa FPIK akan membangun selasar untuk mahasiswa agar bisa mengerjakan tugas dengan lebih baik.

“Kami akan membangun selasar untuk mahasiswa. Nanti parkir mobil (dekat pohon beringin) kami bongkar yang nanti akan berbentuk letter L. Itu nanti menjadi tempatnya mahasiswa untuk bekerja. Ini juga merupakan bagian dari green campus,”

“Untuk tempat pengerjaan tugas yang lesehan, nanti juga akan diberikan kursi, saat ini masih dibuatkan. Itu termasuk dalam fasilitas mahasiswa untuk bisa berkarya dan jauh lebih produktif,” ungkap Prof. Maftuch.

Prof. Maftuch menyatakan bahwa akan memprioritaskan pembangunan selasar terlebih dahulu yang ditujukan untuk mahasiswa, sedangkan untuk pembangunan kolam masih akan dilakukan tahun depan. Rencananya, pembangunan selasar bagi mahasiswa tersebut akan dilakukan tahun ini dan diharapkan akhir tahun sudah selesai.

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Selain itu, fasilitas olah raga yang dimiliki oleh FPIK UB juga masih minim. Dengan adanya dua lapangan olah raga, yaitu basket dan voli yang diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa untuk berolah raga maupun menyampaikan minatnya ke dalam bidang tersebut. Namun, sangat disayangkan bahwa kedua lapangan tersebut masih memiliki fasilitas yang minim.

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

“Lapangan voli Alhamdulillah sudah kita renovasi, sekarang sudah ready, tapi masalah kapan digunakan nanti tinggal Pak WD3 (Wakil Dekan 3) bersama dengan teman-teman aktivis kemahasiswaan untuk mengaktifkan kembali. Lapangan basket akan kita renovasi juga, supaya bisa bermanfaat. Jadi lapangannya kita dorong masuk ke belakang, karena saya melihat dibagian belakang masih kosong, sehingga gazebonya nanti kita dorong ke belakang. Nanti kita kasih tembok tinggi dan kita dorong ke belakang, sehingga lapangan basketnya sudah penuh dan bisa dimanfaatkan dengan baik,”

“Gazebonya kita perbaiki semuanya. Kita tambahkan ruangan, bahkan kita beri juga kamar mandi di sebelah sana. Jadi Insya Allah adek-adek akan bisa berolahraga dengan baik,” jelas Prof. Maftuch terkait dengan pembaharuan fasilitas olahraga yang ada di FPIK UB.

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Sebenarnya, fasilitas apa saja yang sudah berhasil dibangun dan direnovasi oleh FPIK UB selama masa pandemi?

Prof. Maftuch berpendapat bahwa “Laboratorium Pendidikan Harus Dikuatkan”. Beliau kemudian mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2021, FPIK UB sudah mulai merenovasi beberapa laboratorium yang ada di FPIK. Dalam sesi wawancara Prof. Maftuch juga mengungkapkan bahwa akan membangun Laboratorium Research yang nantinya bisa digunakan oleh teman-teman mahasiswa yang ingin melakukan penelitian.

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

“Tahun depan Insya Allah isu Laboratorium Research akan dibangun. Jadi nanti adek-adek penelitian sudah tidak bingung lagi. Kalau sekarang kan masih campur antara penelitian dengan praktikum dan seterusnya,”

“Untuk sekarang laboratorium praktikum sudah dibenahi secara keseluruhan, sampai dengan akhir tahun ini Insya Allah akan difasilitasi alat. Sudah cukup banyak ini, sudah lebih dari 1,5 M tahun ini untuk alat,” jelas Prof. Maftuch.

Terlihat juga bahwa ada pembangunan gazebo baru penghubung antara gedung D dan gedung C. Gazebo tersebut dilengkapi dengan beberapa bangku yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas perkuliahan maupun untuk tempat istirahat. Terdapat juga parkiran mobil baru di depan lapangan basket yang dikhususkan untuk dosen dan karyawan, serta terdapat gedung laboratorium terpadu yang dilengkapi dengan fasilitas laboratorium bahasa dan multimedia pada lantai 3 dan gazebo terbuka pada bagian rooftop.

 
(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Rencana FPIK ke depannya selain adanya pembangunan selasar bagi mahasiswa, laboratorium research, perlengkapan alat laboratorium, Prof. Maftuch juga menyampaikan bahwa terdapat rencana untuk merenovasi masjid FPIK yang apabila ditinjau ulang lagi memang sudah banyak fasilitas yang perlu dibenahi. Misalnya, pintu kamar mandi putri yang rusak, tempat wudhu yang masih terlihat kotor dan kurang pencahayaan, alas untuk salat, mukena yang terkadang kotor saat digunakan, serta atap teras masjid yang terkadang bocor saat hujan.

“Saat ini sudah saya bangun perencanaan mau saya robohkan, mau saya bangun lantai 3. Gambarnya (desainnya) sudah jadi, tinggal 3D nya saja. Nanti lantai 1 untuk putra, lantai 2 untuk putri, lantai 3 untuk kajian-kajian. Jadi Insya Allah sudah kami gambar (desain), selesai gambarnya (desainnya),” ungkap Prof. Maftuch.

Apabila ditarik garis besar, FPIK akan melakukan pembangunan besar terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di FPIK. Dekan FPIK UB, Prof. Maftuch sudah menyampaikan bahwa FPIK akan sebisa mungkin memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswanya.

 
(Sumber: Dok. LPM AQUA)

“Sebenarnya Pak Maftuch masih ingin bercita-cita memberikan fasilitas bagi mahasiswa. Saya ingin mahasiswa kita sebagai start up-start up, tapi masih dalam perencanaan. Ini karena lobby dengan universitas, tapi intinya mahasiswa akan saya berikan suatu fasilitas untuk Open House sama Crew Working Space. Jadi siapa punya kreativitas kita berikan tempat di working space, silahkan kamu kerja di situ,”

“Masyarakat juga kami buatkan suatu tempat yang dinamakan Unit Pelayanan Masyarakat Perikanan Kelautan. Jadi masyarakat kami undang ke sini untuk menyampaikan keluhan dan masalahnya, kami berusaha menjadi penyelesai (para dosen). Mahasiswa kami berikan Unit Inkubator, Kreativitas dan Kewirausahaan Mahasiswa (UIKKM),” jelas Prof. Maftuch.

Banyaknya rencana yang ingin dilakukan oleh pihak FPIK, dengan ini menjadikan mahasiswa perlu untuk melakukan pengawasan serta pengawalan terhadap jalannya proses pengembangan FPIK sesuai dengan rencana yang dijelaskan oleh Prof. Maftuch selaku Dekan FPIK. Mahasiswa mendapatkan hak untuk meminta kejelasan terkait dengan rencana FPIK yang berhubungan dengan kesejahteraan mahasiswa maupun civitas akademik lainnya. Terus kawal hingga rencana-rencana tersebut berhasil diwujudkan. (dnp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dil...