Duka Tragedi Kanjuruhan
Malang,
LPM AQUA-Senin (10/10/2022) 01 Oktober 2022 menyisakan duka yang mendalam pada
masyarakat Indonesia, terutama keluarga suporter Arema FC. Pertandingan yang
diakhiri dengan derai tangis air mata hasil dari ketidakadilan oknum. Stadion
Kanjuruhan, Malang menjadi saksi bisu tragedi yang menewaskan 200 lebih
penonton bola malam itu.
Satu
persatu runtutan peristiwa diusut oleh media. Masyarakat dan keluarga korban
meminta keadilan dan pertanggung jawaban akibat adanya lemparan gas air mata ke
arah suporter. Penembakan tanpa alasan yang jelas tersebut menyebabkan
kericuhan di antara par suporter. Mereka panik menyelamatkan diri dari tembakan
gas air mata yang perih di mata dan menyebabkan sesak di dada. Para suporter
berebut untuk bisa keluar dari dalam stadion, sedangkan beberapa pintu keluar
stadion masih dikunci, tak ada akses keluar. Dobrak dan terus dobrak sambil
meneriakkan permintaan “Tolong, buka pintunya!”. Namun, sudah terlambat. Sudah
banyak korban jatuh akibat sesak, terjepit, terinjak dan lain sebagainya. Di
dalam stadion pun masih ribut pula aparat yang “mengamankan” para suporter
lain. Betapa menyedihkan tragedi yang menimpa dunia sepakbola Indonesia.
Hari-hari selanjutnya, media, keluarga, suporter bola, masyarakat Indonesia terus meminta keadilan atas terjadinya tragedi Kanjuruhan tersebut. Suporter bola dan beberapa masyarakat yang ada di beberapa kota melakukan doa bersama di tempat-tempat penting yang ada di kota tersebut. Malang tak terkecuali. Arema, berbaur dengan masyarakat dan mahasiswa melakukan doa bersama serta menyuarakan pendapat dan permintaan di depan Balai Kota Malang. Semua berkumpul menjadi satu untuk berbela sungkawa dan menuntut adanya pengusutan terhadap tragedi Kanjuruhan.
Beberapa tribute diberikan untuk korban tragedi Kanjuruhan, seperti adanya doa bersama, peletakan bunga, bersama menyalakan 1000 lilin, dst. Hal tersebut dilakukan untuk mengenang dan mendoakan korban-korban yang tak bisa terselamatkan saat tragedi Kanjuruhan. Mahasiswa FPIK pun memberikan tribute spesial untuk korban tragedi Kanjuruhan. Penulisan beberapa kata di atas bendera yang merujuk pada tragedi Kanjuruhan telah dilakukan. Doa bersama telah dipanjatkan. Suara-suara yang menyuarakan kekecewaan telah dilantunkan. Saat ini, tinggal keadilan yang perlu diperjuangkan. Keadilan bagi ratusan korban tak bersalah akibat kesalahan aparat. (dnp)
Komentar
Posting Komentar