Langsung ke konten utama

HARIAN AQUA: KULIAH HARUS GOOD LOOKING?

KULIAH HARUS GOOD LOOKING?

(Sumber: Kampus Production-pexels.com)

 

Malang, LPM AQUA-Senin (18/07/2022) Pengetahuan, keahlian, kemampuan menjadi salah satu syarat dasar sekaligus umum yang diterapkan oleh institusi pendidikan. Calon peserta didik dituntut untuk memenuhi beberapa persyaratan yang disediakan, baik itu dari bidang akademik, non akademik, dan lainnya. Pihak institut pendidikan selanjutnya akan menyeleksi peserta didik yang dianggap memenuhi persyaratan-persyaratan yang diajukan.

Namun, hal yang tak biasa terjadi pada Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya. Program Studi Diploma III Keuangan Perbankan - Bidang Minat Perbankan memberikan persyaratan bagi peserta didik yang ingin mendaftar pada program studi tersebut untuk memiliki penampilan yang menarik atau good looking. Hal ini selanjutnya memicu perdebatan di masyarakat umum khususnya mahasiswa. Banyak yang mengkritisi persyaratan yang kurang tepat tersebut. Persyaratan tersebut dirasa bersifat subjektif.

Sebenarnya apa sih good looking itu?

Good looking dilansir dari gramedia.com memiliki arti tampan atau cantik, menarik secara fisik atauu enak dipandang. Good looking sendiri tak hanya berpacu pada cantik dan tampan saja, namun menyangkut seluruh penampilan tubuh mulai dari kebersihan diri, gaya berpakaian, sikap hingga kepribadian yang dimiliki. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa good looking merupakan penilaian subjektif yang berasal dari seseorang. Penilaian good looking seseorang bisa berbeda-beda tergantung siapa yang menilainya atau dapat dikatakan sebagai penilaian subjektif. Subjektif dalam KBBI sendiri yaitu mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Subjektif berarti pandangan perseorangan atau pribadi terhadap suatu hal berdasarkan selera yang dimiliki. Calon mahasiswa yang ingin mendaftar berarti tidak dapat memastikan standar good looking yang bagaimana atau yang seperti apa agar bisa lolos mendaftar pada program studi tersebut.

Pihak Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya akhirnya melakukan klarifikasi

Setelah ramainya berita persyaratan Program Studi Diploma III Keuangan Perbankan - Bidang Minat Perbankan yang mewajibkan untuk berpenampilan menarik atau good looking, pihak Fakultas Vokasi akhirnya meluruskan terkait alasan diberlakukannya persyaratan tersebut melalui akun instagram resmi Universitas Brawijaya (@univ.brawijaya). Alasan dibalik adanya persyaratan tersebut yaitu adanya kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sehingga pihak Fakultas Vokasi mencoba untuk memenuhi kualifikasi atau persyaratan tersebut. Tujuannya agar lulusan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya mampu memenuhi kebutuhan industri perbankan sehingga tingkat lulusan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya yang bekerja di luar bidang maupun tidak mendapatkan kerja menjadi kecil. Pihak Fakultas Vokasi juga menambahkan bahwa good looking yang dimaksud dalam persyaratan ini adalah berpenampilan menarik, rapi, bersih, enak dilihat dan ramah.

Pihak Fakultas Vokasi memaparkan bahwa segi pengetahuan yang baik juga harus dimiliki oleh calon mahasiswa Program Studi Diploma III Keuangan Perbankan - Bidang Minat Perbankan. Calon mahasiswa akan melewati seleksi pertama yang dilakukan untuk melihat kemampuan akademiknya yang dilihat dari pelaksanaan tes tulis dan nilai raport yang dimiliki calon mahasiswa. Seleksi kedua barulah nantinya calon mahasiswa akan melakukan test performance yaitu berpenampilan menarik tadi. Pihak Fakultas Vokasi menuturkan bahwa proses seleksi test performance akan dibantu oleh praktisi yang berasal dari perbankan. Pihak Fakultas Vokasi juga menjelaskan bahwa persyaratan mengenai calon mahasiswa diharuskan berpenampilan menarik atau good looking ini memang sudah ada sejak tahun 2012 atau sejak Fakultas Vokasi berdiri.

 

Referensi:

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Subjektif

https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/good-looking/amp/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH (Sumber: goodreads.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (08/04/2022) Buku dengan judul “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” merupakan karya Alfialghazi yang sukses menarik pembaca dalam tulisannya. Buku ini mengajarkan mengenai lika-liku kehidupan dengan surga sebagai akhir. Buku ini memberikan inspirasi serta motivasi bagi mereka yang terpuruk dan mendorong seseorang untuk bangkit kembali. Tidak semua hal dalam kehidupan berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saatnya harapan yang kita impikan serta langkah yang telah kita tuai dihentikan secara paksa. Rasa putus asa yang muncul dalam menjalani kehidupan hingga muncul keinginan untuk menyerah. Dalam buku ini dijabarkan bahwa setiap orang memiliki masalah serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Selain itu, buku “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” mengajarkan untuk beristirahat ketika lelah terhadap hiruk pikuk kehidupan, semangat untuk jangan menyerah, serta semangat untuk bangkit demi menc...

ESAI: The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education

  The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education By: Mutahassin Bilhaq mentatdgt_pexels.com Malang, LPM AQUA -Wednesday (29/12/2021) Since March 2020, Indonesia has been experiencing a Covid-19 pandemic. This condition undoubtedly has a significant impact on several sectors, including education. Regulations imposed by the government, such as the wearing of masks, the keeping of a safe distance, the prohibition of gathering, and so on, have caused many agencies, including educational institutions, to implement a variety of new policies in the conduct of their activities. At the start of the pandemic, the government instructed people to study for 14 days online from home, and it turned out that this instruction was extended into the following year. When we arrive in November 2021, the world has changed dramatically. Many schools and universities throughout this country have and will continue to have limited face-to-face teaching and learning processes with stri...