Langsung ke konten utama

G30SPKI : Sebuah Luka Lama yang Terjadi pada Indonesia

G30SPKI : Sebuah Luka Lama yang Terjadi pada Indonesia

 


Hari ini, tepat pada tanggal 30 September, menyimpan fakta yang hingga saat ini masih susah untuk dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Kejadian tragis yang menggemparkan negara. Menyisakan luka yang mendalam bagi bangsa. Pada hari ini, tepat 56 tahun yang lalu, peristiwa G30SPKI telah terjadi. Peristiwa yang menewaskan tujuh jenderal dengan cara yang sadis.

Tepat pada tanggal 1 Oktober dini hari, atas utusan dari Kolonel Untung pasukan Tjakrabirawa diminta untuk menculik tujuh jenderal. Tujuh jenderal yang menjadi sasaran pasukan Tjakrabirawa yaitu Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Letjen (Anumerta) M.T. Haryono, Mayjen (Anumerta) D.I., Letjen (Anumerta) Suprapto, Letjen (Anumerta) S.Parman, Mayjen (Anumerta) Sutoyo, dan Jenderal A.H. Nasution. Namun, Jenderal A.H. Nasution berhasil melarikan diri yang akhirnya menyebabkan Perwira Pierre Tendean ditangkap dan ikut diculik oleh pasukan Tjakrabirawa. Ketujuh jenazah jenderal tersebut ditemukan pada sebuah sumur tua di daerah lubang buaya.

Apa saja sebenarnya faktor yang melatar belakangi terjadinya peristiwa G30SPKI? Peristiwa G30SPKI dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu dominasi ideologi NASAKOM, pertentangan antara TNI dan PKI, kesehatan Presiden Soekarno yang menurun pada waktu itu, serta kondisi ekonomi Indonesia. Faktor-faktor tersebut mendongkrak Kolonel Untung selaku Komandan Tjakrabirawa untuk melakukan pengkhianatan tersebut.

Lalu, apa yang harus dilakukan generasi muda dengan adanya peringatan hari G30SPKI ini? Satu hal yang pasti, kita bagaimana pun juga harus semakin menanamkan rasa cinta tanah air kita dan tetap berpedoman terhadap dasar negara Pancasila beserta UUD 1945. Banyak kegiatan positif yang dapat kita lakukan untuk semakin mengembangkan rasa cinta tanah air. Dengan adanya sejarah ini, pastinya kita dapat mengambil banyak pelajaran yang dapat menjadikan kita sebagai warga negara yang baik. Terakhir, jangan lupakan slogan JAS MERAH. JANGAN MELUPAKAN SEJARAH! Karena dengan sejarah, kita dapat membuat kehidupan kita selanjutnya menjadi lebih baik lagi (dnp).


Sumber gambar : medcom.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dil...