Langsung ke konten utama

Jangan Mau Kalah! 6 Hewan Ini Bekerja Lebih Giat daripada Manusia

Jangan Mau Kalah! 6 Hewan Ini Bekerja Lebih Giat daripada Manusia

Oleh : Mutahassin Bilhaq

(Sumber : greenqueen.com.hk)

Pada umumnya manusia bekerja 40 jam dalam seminggu atau 8 jam per hari dalam 5 hari kerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, manusia harus melakukan usaha lebih dengan giat bekerja. Walaupun sama-sama makhluk ciptaan tuhan, hewan dan manusia memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu pada akal dan pikirannya. Namun hal itu tidak menghalangi hewan- hewan berikut untuk bekerja keras, bahkan lebih giat daripada manusia. Berikut daftarnya!

1. Lebah Madu

(Sumber : independent.co.uk)

elain sangat membantu dalam proses penyerbukan bunga, lebah madu sepertinya diciptakan untuk menjadi hewan pekerja keras. Jika kita amati, aktivitas di sarang lebah madu seperti perusahaan yang sangat sibuk tempat setiap lebah menjalankan peran mereka. Dengan kesibukan mereka masing-masing lebah madu bekerja setiap hari atau bisa dikatakan tidak memiliki hari libur.

2. Cacing Tanah

(Sumber : sciencefocus.com)

Bagi beberapa orang, cacing tanah mungkin hewan yang menjijikkan dan membuat mereka geli. Namun bagi petani, hewan ini memiliki peran penting untuk meningkatkan kesuburan tanah. Cacing tanah bisa setiap hari dan menghabiskan seluruh waktu hidupnya untuk menggali terowongan di bawah tanah. Terowongan ini lah yang nantinya menjadi tempat pertukaran udara dan air sehingga menambah nutrisi di dalam tanah.

3. Singa

(Sumber : livingwithlions.org)


Singa juga diketahui sebagai hewan yang bekerja sangat keras. Namun sebenarnya singa betina lah yang mengerjakan hampir semua pekerjaan, sementara singa jantan bertugas menjaga keluarga atau koloni mereka

4. Berang-berang

(Sumber : columbiametro.com)


Hewan ini dikenal sebagai insinyur atau arsitek alam, mereka membangun bendungan sebagai pembatas untuk melindungi mereka dari pemangsa. Bendungan yang dibuat oleh berang-berang biasanya terdiri dari lumpur, batu, hingga kayu. Kerja keras dari hewan ini tidak perlu diragukan lagi, ketika bendungan mereka rusak, berang-berang bisa memperbaikinya hanya dalam waktu satu malam.

5. Semut

                                                (Sumber : terminix.com)



Singa juga diketahui sebagai hewan yang bekerja sangat keras. Namun sebenarnya singa betina lah yang mengerjakan hampir semua pekerjaan, sementara singa jantan bertugas menjaga keluarga atau koloni merekaSemut juga punya reputasi sebagai hewan pekerja pekerja keras di dunia. Walaupun koloni semut terlihat sangat sibuk, tapi hewan ini sebenarnya beristirahat sesekali. Hewan ini juga sangat sukses dalam bekerja sama, hal ini dikarenakan pembagian kerja yang sangat ketat. Saking banyaknya, jumlah semut dapat mencapai 15-25 persen dari seluruh makhluk hidup di darat.

6. Gajah

(Sumber : britannica.com)

ajah adalah salah satu contoh hewan yang sering membantu pekerjaan manusia, terutama pekerjaan di dalam hutan. Dengan badan yang sangat besar, gajah mempunyai kemampuan mengangkut beban hingga 9 ton, atau setara berat 130 orang dewasa. Hewan ini juga dapat melakukan pekerjaan yang kompleks seperti menumpuk balok kayu dengan urutan tertentu. Itulah 6 hewan yang bekerja lebih giat daripada manusia. Semoga informasi menarik tadi bisa menambah wawasan serta pengetahuan kamu.



PERNAH TERBIT DI IDN TIMES

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH (Sumber: goodreads.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (08/04/2022) Buku dengan judul “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” merupakan karya Alfialghazi yang sukses menarik pembaca dalam tulisannya. Buku ini mengajarkan mengenai lika-liku kehidupan dengan surga sebagai akhir. Buku ini memberikan inspirasi serta motivasi bagi mereka yang terpuruk dan mendorong seseorang untuk bangkit kembali. Tidak semua hal dalam kehidupan berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saatnya harapan yang kita impikan serta langkah yang telah kita tuai dihentikan secara paksa. Rasa putus asa yang muncul dalam menjalani kehidupan hingga muncul keinginan untuk menyerah. Dalam buku ini dijabarkan bahwa setiap orang memiliki masalah serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Selain itu, buku “Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah” mengajarkan untuk beristirahat ketika lelah terhadap hiruk pikuk kehidupan, semangat untuk jangan menyerah, serta semangat untuk bangkit demi menc...

ESAI: The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education

  The Significance of Identity Formation in Early Childhood Education By: Mutahassin Bilhaq mentatdgt_pexels.com Malang, LPM AQUA -Wednesday (29/12/2021) Since March 2020, Indonesia has been experiencing a Covid-19 pandemic. This condition undoubtedly has a significant impact on several sectors, including education. Regulations imposed by the government, such as the wearing of masks, the keeping of a safe distance, the prohibition of gathering, and so on, have caused many agencies, including educational institutions, to implement a variety of new policies in the conduct of their activities. At the start of the pandemic, the government instructed people to study for 14 days online from home, and it turned out that this instruction was extended into the following year. When we arrive in November 2021, the world has changed dramatically. Many schools and universities throughout this country have and will continue to have limited face-to-face teaching and learning processes with stri...