Langsung ke konten utama

HARIAN AQUA (Vol. 23): PELAKSANAAN WISUDA HYBRID UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PELAKSANAAN WISUDA HYBRID UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(Sumber: edukasi.kompas.com)

Malang, LPM AQUA­-Senin (06/06/2022) Pelaksanaan wisuda di Universitas Brawijaya semenjak 2 tahun pandemi ini akhirnya mulai mengalami pelonggaran. Adanya pelonggaran ini memberikan kesempatan bagi para wisudawan agar bisa merasakan kembali atmosfer wisuda secara offline di universitas, setelah sebelumnya diharuskan untuk melakukan wisuda secara online. Prosesi wisuda Universitas Brawijaya kali ini bertempat di Gedung Samantha Krida. Meskipun dalam prosesinya masih dibatasi terkait dengan kuota beserta protokol kesehatannya, namun wisudawan menyambut dengan suka cita kesempatan untuk kembali merasakan wisuda secara offline.

Prosesi wisuda yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya diikuti sebanyak 50% wisudawan dari tiap fakultas dengan kuota pendamping maksimal 2 orang. Sedangkan untuk wisudawan yang tidak mendapatkan kuota untuk melakukan wisuda secara offline akan mengikuti prosesi wisuda secara online. Tentunya selama prosesi wisuda, pihak Universitas Brawijaya tetap memperhatikan jalannya protokol kesehatan demi menunjang keamanan dan kenyamanan wisudawan beserta pastisipan wisuda lainnya. Para wisudawan akan dipersilahkan untuk menempati tempat duduk yang telah diatur jaraknya oleh panitia. Selain itu, adanya pemberlakuan untuk tetap menggunakan masker selama prosesi wisuda berlangsung juga mendukung terlaksananya prokes (protokol kesehatan) dengan baik. Namun, nyatanya masih terdapat kekurangan terkait dengan jalannya protokol kesehatan tersebut, seperti yang telah dijelaskan oleh salah satu wisudawan, Marhen Andan Prasetyo, bahwa saat proses masuk ke dalam Gedung Samantha Krida tidak dilakukan pengecekan suhu dan scan QR peduli lindungi.

“Wisuda kemarin meriah walaupun dengan sistem hybrid setelah pandemi covid-19, dimana untuk wisuda offline diberi kuota 50% tiap fakultas. Terkait prokes menurut saya sudah bagus, tiap wisudawan diberi jarak dan tetap memakai masker. Akan tetapi ada yang perlu diperhatikan, terutama di awal memasuki gedung tidak ada pemeriksaan suhu dan scan QR Peduli Lindungi,” ungkap Mas Andan.

“Untuk pendamping maksimal 2 orang dengan syarat mendapatkan undangan yang dibagikan saat gladi bersih,” sambung Mas Andan, terkait dengan sistematika proses wisuda offline Universitas Brawijaya.

Bagi wisudawan yang ingin mengikuti wisuda offline tidak terdapat persyaratan khusus yang diberikan oleh universitas yang harus dipenuhi. Wisudawan hanya diminta untuk mengisi list nama pada Google form yang telah disediakan sebagai bukti bahwa mereka bersedia untuk mengikuti prosesi wisuda secara offline. Setelah proses pendaftaran dengan pengisian list nama, wisudawan akan menunggu untuk mendapatkan kuota wisuda offline, kurang lebih selama 3 bulan.

“Untuk dapat periode sampai pelaksanaan wisuda harus menunggu sekitar kurang lebih 3 bulan setelah pendaftaran lewat Gform (Google form). Tapi untuk pengumuman wisuda offline baru diberitahu H-7 wisuda. Jadi sistemnya harus konfirmasi ke koordinator wisuda fakultas untuk ikut wisuda offline,” jelas Mas Andan.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Mas Andan untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir maupun skripsi agar tetap semangat untuk menyelesaikan tugas akhir atau skripsinya.

“Pesan buat teman-teman yang belum lulus tolong hapus aplikasi game kalian ya, karena bikin males ngerjain skripsi. Tips yang lagi ngerjain skripsi, kerjakan skripsi kalian walaupun hanya dapat 1 paragraf dalam sehari, soalnya kalo putus sehari ga ngerjain, pas mau ngerjain lagi jadi blank dan males hehe.” (dnp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...