Hari Penyu Sedunia: Mulai Langkah Awal Pelestarian Penyu
Penyu
merupakan salah satu hewan ikonik di dunia akuatik yang biasa tersebar di
perairan laut. Hewan ini termasuk dalam salah satu jajaran hewan purba yang
dipercaya oleh para peneliti sudah hidup sejak akhir zaman Jura (seusia
dinosaurus). Keberadaannya di perairan laut menjadi pelengkap kecantikan
ekosistem yang ada. Penyu adalah hewan yang memiliki kemampuan berenang sangat
handal yang mampu menempuh jarak jauh, tetapi penyu betina memiliki kebiasaan
unik kembali ke daerah pantai saat waktunya bertelur. Meskipun dapat bertahan
dari perubahan iklim yang bahkan memusnahkan kelompok dinosaurus, keberadaan
penyu saat ini dapat dipertanyakan.
Pada 16 Juni setiap tahunnya
diperingati sebagai Hari Penyu Sedunia, dimana hal tersebut bertujuan untuk
menyorot pentingnya penyu pada ekosistem di alam ini. Banyak penyu sekarang ini
dalam keadaan yang rentan, karena adanya perburuan, perubahan iklim, bahkan
masuknya sampah-sampah ke area laut. Bahkan baru-baru ini banyak kasus penyu
memakan sampah ataupun mati karena adanya sampah. Sebab itu, perlu adanya
kesadaran dari beberapa kalangan demi menjaga kelestarian dari hewan ini.
Contohnya saja seperti salah satu Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap.
Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap
didirikan pada awal tahun 2018, karena adanya keprihatinan terhadap penyu di
pesisir pantai selatan yang banyak dikomersilkan, diambil telurnya maupun
dikonsumsi. Pak Jumawan selaku perintis sekaligus pendiri Konservasi Penyu
Nagaraja ini berani mengambil langkah awal pelestarian salah satu hewan ikonik
ini. Mulai dari melakukan kegiatan patroli, bekerjasama dengan masyarakat,
sampai dengan perilisan penyu.
“Pertama kami tentunya melakukan kegiatan
patroli malam hari dan juga ada temuan masyarakat. Temuan dari masyarakat (nantinya)
kita ganti dengan sembako,” jelas Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja
Jumawan.
“Tentunya
setelah temuan masyarakat tersebut kita tetaskan dan saat akan dirilis tidak
lupa kita mengundang penemu tersebut untuk kita banggakan di depan para pejabat
terkait sewaktu perilisan penyu, yang kita anggap seorang pahlawan. Sebab hal
tersebut merupakan salah satu bentuk pendekatan kita kepada masyarakat,”
sambungnya. Jadi langkah awal yang diambil dalam upaya menyelamatkan populasi
penyu di Cilacap adalah pemberian edukasi dan kesadaran pada masyarakat sekitar.
Pendekatan pada masyarakat ini
dilakukan secara persuasif atau tidak bertindak sewenang-wenang meskipun sudah
mengantongi SK Penetapan Kawasan Konservasi. Penyu temuan masyarakat tidak
diambil secara paksa tanpa adanya ganti rugi.
“Kita
harus ada pendekatan pada masyarakat tentunya dari hati ke hati, temuan mereka
tidak kita beli tapi kita ganti, istilahnya sebagai tanda terimakasih kepada
masyarakat yang menemukan. Nah, nantinya kita mengajak mereka untuk melakukan
pelepasan penyu agar mereka memiliki rasa empati, rasa kesadaran pada
keberadaan penyu yang ada di Cilacap,” terang Ketua Konservasi Penyu Cilacap
ini.
Saat ini di tempat konservasi
terdapat dua ekor penyu dengan usia 2 tahun lebih yang masing-masing beratnya
mencapai 10 kg dan masih terdapat kurang lebih enam ekor penyu dengan usia 1
tahun 12 bulan yang sedang dikonservasi. Terdapat juga agenda perilisan penyu
pada bulan Juli yang telah diadopsi oleh salah seorang masyarakat Tionghoa.
Pada bulan-bulan ini juga dilakukan proses penetasan telur penyu yang berada di
Pantai Selatan Cilacap, dimana terdapat 4 sarang penyu yang masing-masing
sarang tersebut memiliki total telur yang berbeda. Rata-rata keseluruhan jumlah
telur di Konservasi Penyu Cilacap ini mencapai 400 butir yang kemungkinan memiliki
waktu penetasan pertama yang berbeda dengan penetasan selanjutnya.
Baru-baru ini agenda dari Konservasi
Penyu Cilacap adalah melakukan patroli malam selama bulan April hingga Agustus,
sebab bulan-bulan tersebut merupakan bulan dimana penyu-penyu ke pesisir pantai
untuk bertelur. Namun, di Cilacap sendiri mengalami keterlambatan, yaitu pada
bulan Mei penyu bertelur dan puncaknya diprediksi akan terjadi pada bulan Juni
hingga Juli.
“Kemungkinan
pada penetasan pertama berbeda, tidak setiap hari bertelur. Untuk satu bulan
biasanya penyu bisa bertelur 1 sampai 3 kali sebab keberadaan penyu di Cilacap
sudah sangat langka sehingga penyu yang bertelur setiap tahun semakin menurun,”
tegas beliau.
“Kami
berharap dari kelompok kami maupun relawan yang mau dapat berpatroli bersama
untuk melakukan kegiatan penyelamatan telur-telur penyu.” pungkasnya.
Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap
tentunya dapat berjalan dengan optimal karena adanya operasional yang baik.
Biaya-biayanya pun ditangguhkan secara swadaya dengan dukungan dari masyarakat,
pengunjung wisata ataupun sekolah-sekolah setiap hari sabtu dan minggu secara
sukarela. Meskipun biasanya masalah operasional dengan waktu menjadi salah satu
momok kesulitan, namun dengan adanya tekad kuat dari kelompok Konservasi Penyu
Nagaraja Cilacap untuk bisa menyelamatkan penyu-penyu tersebut dan juga menjaga
kelestariannya, semua dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, satu-satunya Konservasi
Penyu di Cilacap ini juga mendapat respon positif dari masyarakat sekitar dan
pemerintah. Sebab, dengan adanya konservasi penyu ini masyarakat sekitar dapat
belajar bahwa telur penyu maupun seluruh bagian tubuh penyu dilindungi dan
memiliki peran penting bagi ekosistem. Pemerintah setempat pun sangat mendukung
dan mengapresiasi kegiatan konsevarvasi ini. Bahkan Presiden Joko Widodo pernah
mengunjungi Konservasi Penyu Cilacap dan melakukan perilisan penyu bersama.
Konservasi Penyu Cilacap merupakan langkah awal dalam mewujutkan pelestarian penyu di Indonesia. Dengan adanya konservasi ini secara tidak langsung dapat membuka mata jendela masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem di alam serta keberlangsungan hidup organisme di dalamnya demi masa depan yang lebih baik. Pendirian Konservasi Nagaraja Cilacap dapat menjadi contoh berani dalam memperbaiki ekosistem alam sekitar. Jika bukan dari masyarakat sekitar siapa lagi yang bisa menjaga keasrian hewan-hewan di sekitar. Ekosistem di alam sangatlah penting demi keberlangsungan masa depan bumi ini. Oleh karena itu, kita harus berani membuat perubahan menuju hal yang lebih positif demi menjaga kelestariannya. (nf)
Komentar
Posting Komentar