AKTIVIS MAHASISWA, BENERAN AKTIVIS ATAU CUMA NUMPANG EKSIS?
Oleh: Titis Dwi Andhani
Katanya puncak tertinggi dalam status siswa adalah menjadi
mahasiswa. Julukan mahasiswa secara umum digunakan pada saat sudah memasuki
bangku perkuliahan. Serangkaian proses pengenalan mahasiswa dilakukan di setiap
kampus, tanpa adanya diskriminasi dan polemik internal kampus yang menjadi
bumbu-bumbunya. Menjadi mahasiswa sudah sepatutnya terbiasa bersuara untuk
kepentingan masyarakat dan harapan masyarakat untuk memberi kritik seputar
kebijakan-kebijakan blunder yang diresmikan pemerintah. Namun, apakah jiwa
aktivis mahasiswa masih melekat kuat pada mahasiswa? Masuk dalam ranah aktivis
mahasiswa menjadi sebuah kebanggaan
sendiri. Sebenarnya apa tujuan mahasiswa menjadi aktivis? Kalau hanya numpang
eksis lebih baik jadi selebritis. Menjadi aktivis tidak semudah hanya bersuara lantang
dan kata penuh metafora lalu sudah di juluki aktivis. Aktivis harus bertanggung
jawab tentang apapun yang dikeluarkan dari mulutnya. Tanggung jawab secara
penuh untuk mendorong kehidupan yang layak untuk masyarakat.
Bangga terhadap jiwanya namun sopan santunnya justru menipis.
Menjadi aktivis tidak boleh semena-mena dan berpikir bahwa dirinya berkuasa
atas segalanya. Pada dasarnya tidak semua mahasiswa mampu secara penuh berperan
menjadi aktivis. Hal itu bukan berarti mahasiswa tersebut tidak mau menyumbang suara
untuk kepentingan bersama. Sudah banyak aktivis mahasiswa yang turun ke jalan yang
disisi lain juga untuk numpang eksis dan di-posting di media sosial. Bahkan tidak tahu
tujuan turun ke jalan, hanya berteriak membawa tulisan seolah memperjuangkan
hak masyarakat, tanpa investigasi terlebih dahulu. Sopan santun perlu
dipertanyakan pada aktivis mahasiswa, terutama saat perkuliahan. Bebas bersuara
bukan berarti seorang aktivis melanggar aturan kampus dan semena-mena
menggunakan jabatannya. Itu bukan ciri seorang aktivis mahasiswa. Tidak semua
orang bisa menjadi aktivis dan tidak sedikit yang menggunakan kata aktivis
untuk kepentingan pribadinya.
Mendorong kesejahteraan masyarakat yang diinisiasi oleh aktivis, harus mengetahui hak masyarakat dan pelanggaran masyarakat yang menyebabkan keputusan resmi pemerintah dikeluarkan. Tidak semua kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah itu menyiksa masyarakat, namun sebagai aktivis, mendorong untuk menghasilkan kebijakan berkelanjutan dan tidak mengorbankan rakyat dalam dampaknya perlu diperjuangkan. Perjuangan itu perlu dilakukan. Perjuangan yang benar adalah mengerti tujuan dan arti berjuang.
Komentar
Posting Komentar