Keamanan Kurang, Barang Banyak yang Hilang
Malang,
LPM AQUA-Rabu (23/11/2022)
Sudah hampir satu semester perkuliahan dilaksanakan secara offline atau
luring (luar jaringan). Artinya, semakin banyak mahasiswa maupun civitas
akademik yang beraktivitas di FPIK. Setiap hari pasti ada banyak maupun segelintir
mahasiswa yang beraktivitas di FPIK, entah untuk praktikum, organisasi, UKM,
rapat maupun hal yang lain. Namun, sudahkah aman FPIK kita ini?
Melihat
dari terlaksananya perkuliahan satu semester ini, ada beberapa kejadian terkait
dengan kehilangan atau pencurian barang yang dimiliki oleh mahasiswa. Ternyata,
FPIK masih belum cukup aman. Masih banyak mahasiswa FPIK yang kehilangan barang-barang
mereka saat berada di FPIK. Mulai dari kotak pensil, helm, baju, tas, hingga
laptop, dan masih banyak yang lainnya. Agaknya pihak dekanat kurang memperhatikan
segi keamanan yang ada di FPIK.
Mari
kita tinjau lagi, sudahkah FPIK memiliki fasilitas CCTV yang memadai? Belum.
Kenyataannya CCTV yang ada di FPIK hanya ada di beberapa ruangan saja, sisanya
tidak ada. Lalu, apabila terjadi kejadian kehilangan maupun kejadian tak
mengenakan yang lain, bukti apa yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah
itu? Selain itu, sudahkah FPIK memiliki aparat keamanan yang memadai juga? Kenyataannya
aparat keamanan yang dimiliki hanya berjaga di beberapa gedung saja, seperti
gedung B, C, dan D, dan pos satpam samping parkiran, lainnya nihil.
LPM
AQUA telah melakukan survey terkait dengan keamanan yang ada di FPIK dan 8 dari
10 mahasiswa yang telah mengikuti survey menyatakan bahwa sistem keamanan yang
ada di FPIK kurang memadai.
“Kurang aman, karena masih terdapat berita kehilangan barang-barang
seperti laptop dll di FPIK.”
“Kurang aman, karena masih banyak berita
kehilangan.”
“Belum
bagus soalnya saya pernah kehilangan barang.”
“Kurang,
banyak helm yang hilang.”
“Kurang
aman.”
Ada
beberapa cerita kronologi kehilangan yang kami ambil dari dua responden survey
(responden A dan B) terkait kehilangan barang yang mereka miliki. Kasus
pencurian pertama adalah kotak pensil. Waktu itu responden A kehilangan kotak
pensil beserta dengan isinya yang lengkap di kelas C.3.1. Si A berniat untuk
mencari kotak pensil yang hilang tersebut ke satpam yang ada di gedung C, lalu
diarahkan untuk bertanya kepada satpam gedung B. Tak berakhir sampai disitu, proses
pencarian berujung rumit karena dari satpam gedung B mengarahkan kembali Si A
untuk bertanya ke satpam gedung C dan cleaning service lantai 3 yang
berujung masih tidak ketemunya kotak pensil Si A. Sampai sini paham kan
teman-teman bagaimana alur kelancaran penanganan keamanan di FPIK ini?
“Saya
pernah ketinggalan kotak pensil baru, lengkap dengan segala isinya (pulpen,
pensil, stabilo, spidol, correction tape, penghapus, sticky notes,
dll) di kelas C.3.1. Beberapa hari kemudian saya berniat cari barang tersebut
dan bertanya ke satpam gedung C, lalu saya disuruh ke satpam gedung B untuk
info lebih lanjut. Sama satpam gedung B disuruh nunggu nanti dikabarin sama
rekannya satpam gedung c padahal posisinya saya udah nanya ke satpam gedung C
duluan terus sama satpamnya juga disuruh cari bapak yang suka ngebersihin lantai
3 untuk nanya tentang barang yang hilang tersebut. Karena beberapa hari saya
coba buat nyari bapak tersebut namun mungkin memang lagi ga rejeki, jadi saya
relain aja barang saya yang hilang. Sampe sekarang belum mampu beli itu kotak
pensil sama isi-isinya lagi,” ungkap Si A.
Kasus
kedua dialami oleh Si B yang hampir kehilangan helm yang dikaitkan pada jok
motornya. Posisi motor Si B diparkirkan di Parkiran Fapet Lantai 2. Untungnya,
helm Si B masih bisa diselamatkan meskipun engsel jok motornya patah.
“Kejadian
paling parah yang saya alami ada di parkiran fapet lantai 2 yang mana helm saya
hampir di curi. Posisi helm saya dikaitkan di jok motor dan jok motor saya yang
di congkel sampai patah sebelah engselnya. Mungkin untungnya posisi helm saya
masih saya ikat tali satunya ke jaket saya di jok jadi masih aman helm saya,
hanya saja engsel joknya patah,” ungkap si B.
Hingga
sekarang beberapa korban kehilangan barang yang ada di FPIK masih belum
mendapatkan solusi juga dari pihak keamanan maupun dekanat. Ada yang sudah
pasrah dan merelakan barangnya, tapi pasti ada juga yang masih berusaha untuk
menemukan barangnya yang hilang.
Mahasiswa
pasti sangat menginginkan FPIK sebagai rumah kedua mereka untuk beraktivitas
menjadi tempat yang aman dan nyaman, minim kasus kehilangan, atau mendapatkan
penanganan yang baik dari pihak keamanan kampus. Tujuannya tak lain untuk
menunjang akademik mahasiswa juga. Banyak mahasiswa yang mengikuti survey kami memberikan
keluh kesah yang ingin disampaikan kepada pihak dekanat terkait dengan sistem
keamanan FPIK.
“Mohon sekali dipasang CCTV di ruang kelas, lorong-lorong, dan ruangan
lainnya karena pasti bakal amat sangat membantu, khususnya untuk yang
kehilangan barang/ada kasus pelecehan dsb. Adakan juga Corner Lost & Found
untuk barang yang hilang & ditemukan oleh orang lain. Lalu untuk perihal
prosedur kehilangan barang oleh satpam, mohon diperinci lagi instruksinya
karena jujur saya sempat bingung disuruh bolak balik tanya satpam. Terima kasih
Bapak & Ibu.”
“Tingkatkan
keamanan dengan memberi CCTV, khususnya di parkiran dan tempat-tempat mahasiswa
asistensi (seperti kortim (koridor timur), lorong penghubung gedung C-D,
musholla).”
“Mungkin
diberikan CCTV di seluruh spot parkiran motor terutama daerah yang cukup sepi
di lalui seperti parkiran fapet lantai 2 dan 3.”
“Sebaiknya
sistem keamanan diperketat dan apabila terjadi kehilangan, sebaiknya dari
keamanan/dekanat bisa membantu.”
“Tolong
diperketat lagi, diberi CCTV atau penjaganya diperbanyak. Mengingat lahan
parkir FPIK juga minim.”
“Semoga
lebih diperketat lagi keamanannya untuk kenyamanan bersama.”
“CCTV
Pak, masa fakultas elit CCTV juga gaada.”
Adanya
ini, semoga dapat membantu membuka mata pihak dekanat bahwa FPIK masih minim
terkait dengan fasilitas keamanan dan penanganan kasusnya. Diharapkan Dekanat
juga mampu menyisihkan sedikit waktu untuk melihat permasalahan yang ada di
lingkungan FPIK terlebih lagi yang dirasakan oleh mahasiswa. Tak hanya mementingkan
fasilitas saja, namun juga keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswanya. (dnp)
Komentar
Posting Komentar