Langsung ke konten utama

HARIAN AQUA (Vol. 41): KEAMANAN KURANG, BARANG BANYAK YANG HILANG

 

Keamanan Kurang, Barang Banyak yang Hilang

 

(Sumber: Dok. LPM AQUA)


Malang, LPM AQUA-Rabu (23/11/2022) Sudah hampir satu semester perkuliahan dilaksanakan secara offline atau luring (luar jaringan). Artinya, semakin banyak mahasiswa maupun civitas akademik yang beraktivitas di FPIK. Setiap hari pasti ada banyak maupun segelintir mahasiswa yang beraktivitas di FPIK, entah untuk praktikum, organisasi, UKM, rapat maupun hal yang lain. Namun, sudahkah aman FPIK kita ini?

Melihat dari terlaksananya perkuliahan satu semester ini, ada beberapa kejadian terkait dengan kehilangan atau pencurian barang yang dimiliki oleh mahasiswa. Ternyata, FPIK masih belum cukup aman. Masih banyak mahasiswa FPIK yang kehilangan barang-barang mereka saat berada di FPIK. Mulai dari kotak pensil, helm, baju, tas, hingga laptop, dan masih banyak yang lainnya. Agaknya pihak dekanat kurang memperhatikan segi keamanan yang ada di FPIK.

 

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Mari kita tinjau lagi, sudahkah FPIK memiliki fasilitas CCTV yang memadai? Belum. Kenyataannya CCTV yang ada di FPIK hanya ada di beberapa ruangan saja, sisanya tidak ada. Lalu, apabila terjadi kejadian kehilangan maupun kejadian tak mengenakan yang lain, bukti apa yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah itu? Selain itu, sudahkah FPIK memiliki aparat keamanan yang memadai juga? Kenyataannya aparat keamanan yang dimiliki hanya berjaga di beberapa gedung saja, seperti gedung B, C, dan D, dan pos satpam samping parkiran, lainnya nihil.

LPM AQUA telah melakukan survey terkait dengan keamanan yang ada di FPIK dan 8 dari 10 mahasiswa yang telah mengikuti survey menyatakan bahwa sistem keamanan yang ada di FPIK kurang memadai.

Kurang aman, karena masih terdapat berita kehilangan barang-barang seperti laptop dll di FPIK.

Kurang aman, karena masih banyak berita kehilangan.”

“Belum bagus soalnya saya pernah kehilangan barang.”

“Kurang, banyak helm yang hilang.”

“Kurang aman.”

Ada beberapa cerita kronologi kehilangan yang kami ambil dari dua responden survey (responden A dan B) terkait kehilangan barang yang mereka miliki. Kasus pencurian pertama adalah kotak pensil. Waktu itu responden A kehilangan kotak pensil beserta dengan isinya yang lengkap di kelas C.3.1. Si A berniat untuk mencari kotak pensil yang hilang tersebut ke satpam yang ada di gedung C, lalu diarahkan untuk bertanya kepada satpam gedung B. Tak berakhir sampai disitu, proses pencarian berujung rumit karena dari satpam gedung B mengarahkan kembali Si A untuk bertanya ke satpam gedung C dan cleaning service lantai 3 yang berujung masih tidak ketemunya kotak pensil Si A. Sampai sini paham kan teman-teman bagaimana alur kelancaran penanganan keamanan di FPIK ini?

“Saya pernah ketinggalan kotak pensil baru, lengkap dengan segala isinya (pulpen, pensil, stabilo, spidol, correction tape, penghapus, sticky notes, dll) di kelas C.3.1. Beberapa hari kemudian saya berniat cari barang tersebut dan bertanya ke satpam gedung C, lalu saya disuruh ke satpam gedung B untuk info lebih lanjut. Sama satpam gedung B disuruh nunggu nanti dikabarin sama rekannya satpam gedung c padahal posisinya saya udah nanya ke satpam gedung C duluan terus sama satpamnya juga disuruh cari bapak yang suka ngebersihin lantai 3 untuk nanya tentang barang yang hilang tersebut. Karena beberapa hari saya coba buat nyari bapak tersebut namun mungkin memang lagi ga rejeki, jadi saya relain aja barang saya yang hilang. Sampe sekarang belum mampu beli itu kotak pensil sama isi-isinya lagi,” ungkap Si A.

Kasus kedua dialami oleh Si B yang hampir kehilangan helm yang dikaitkan pada jok motornya. Posisi motor Si B diparkirkan di Parkiran Fapet Lantai 2. Untungnya, helm Si B masih bisa diselamatkan meskipun engsel jok motornya patah.

“Kejadian paling parah yang saya alami ada di parkiran fapet lantai 2 yang mana helm saya hampir di curi. Posisi helm saya dikaitkan di jok motor dan jok motor saya yang di congkel sampai patah sebelah engselnya. Mungkin untungnya posisi helm saya masih saya ikat tali satunya ke jaket saya di jok jadi masih aman helm saya, hanya saja engsel joknya patah,” ungkap si B.

 

(Sumber: Dok. LPM AQUA)

Hingga sekarang beberapa korban kehilangan barang yang ada di FPIK masih belum mendapatkan solusi juga dari pihak keamanan maupun dekanat. Ada yang sudah pasrah dan merelakan barangnya, tapi pasti ada juga yang masih berusaha untuk menemukan barangnya yang hilang.

Mahasiswa pasti sangat menginginkan FPIK sebagai rumah kedua mereka untuk beraktivitas menjadi tempat yang aman dan nyaman, minim kasus kehilangan, atau mendapatkan penanganan yang baik dari pihak keamanan kampus. Tujuannya tak lain untuk menunjang akademik mahasiswa juga. Banyak mahasiswa yang mengikuti survey kami memberikan keluh kesah yang ingin disampaikan kepada pihak dekanat terkait dengan sistem keamanan FPIK.

Mohon sekali dipasang CCTV di ruang kelas, lorong-lorong, dan ruangan lainnya karena pasti bakal amat sangat membantu, khususnya untuk yang kehilangan barang/ada kasus pelecehan dsb. Adakan juga Corner Lost & Found untuk barang yang hilang & ditemukan oleh orang lain. Lalu untuk perihal prosedur kehilangan barang oleh satpam, mohon diperinci lagi instruksinya karena jujur saya sempat bingung disuruh bolak balik tanya satpam. Terima kasih Bapak & Ibu.”

“Tingkatkan keamanan dengan memberi CCTV, khususnya di parkiran dan tempat-tempat mahasiswa asistensi (seperti kortim (koridor timur), lorong penghubung gedung C-D, musholla).”

“Mungkin diberikan CCTV di seluruh spot parkiran motor terutama daerah yang cukup sepi di lalui seperti parkiran fapet lantai 2 dan 3.”

“Sebaiknya sistem keamanan diperketat dan apabila terjadi kehilangan, sebaiknya dari keamanan/dekanat bisa membantu.”

“Tolong diperketat lagi, diberi CCTV atau penjaganya diperbanyak. Mengingat lahan parkir FPIK juga minim.

“Semoga lebih diperketat lagi keamanannya untuk kenyamanan bersama.”

“CCTV Pak, masa fakultas elit CCTV juga gaada.”

Adanya ini, semoga dapat membantu membuka mata pihak dekanat bahwa FPIK masih minim terkait dengan fasilitas keamanan dan penanganan kasusnya. Diharapkan Dekanat juga mampu menyisihkan sedikit waktu untuk melihat permasalahan yang ada di lingkungan FPIK terlebih lagi yang dirasakan oleh mahasiswa. Tak hanya mementingkan fasilitas saja, namun juga keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswanya. (dnp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dil...