Rokat Tase'
Judul : Rokat Tase’
Penulis : Muna Masyari
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
ISBN : 978-623-241-207-1
Tebal : vi +178 hlm
Edisi : Cetakan pertama, 2020
Deskripsi:
Buku yang ditulis oleh seorang perempuan berdarah Madura ini telah berhasil membawa cerita yang berbeda dari tempat lahirnya. Berisi 20 cerpen yang menampilkan kearifan lokal pulau Madura dengan cara yang berbeda. Buku ini begitu banyak mengandung spiritualitas, tradisi, serta kebudayaan yang dimiliki pulau Madura. Rokat Tase’ adalah judul yang ia berikan pada kumpulan cerpen ini. Beliau menggunakan bahasa Madura dalam pemberian judul adalah untuk memberikan sentuhan budaya kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Madura. Melalui buku ini, beliau juga telah merepetisi budaya-budaya Madura yang sudah mendapatkan stigma tidak baik diluaran sana. Stigama yang paling melekat seperti carok.
Dalam buku Rokat Tase’ ini terdapat cerpen yang berjudul Celurit Warisan. Cerita ini menganalogikan mengenai carok yang sudah tidak asing terdengar di khalayak ramai. Muna menepis semua anggapan mengenai kasar bahkan sadisnya orang Madura yang selalu mengancam nyawa bahkan saat bercanda. Hal yang paling masif terdengar sangat tidak enak adalah mengenai orang Madura yang dianggap sangat senang berkelahi. Dalam buku tersebut terdapat sebuah kalimat yaitu “Celurit ini tidak akan melukai orang yang tidak bersalah”. Kalimat tersebut menganalogikan bahwa celurit yang dimiliki oleh masyarakat Madura tidak semena-mena melukai seseorang tanpa adanya sebab dan akibat. Masyarakat Madura juga memiliki tatakrama dan hukum yang tentu sudah tertanam dalam diri setiap manusia Madura.
Muna juga mengangkat isu mengenai tradisi kerapan sapi yang ada di Madura. Muna menganggap bahwa kerapan sapi saat ini sudah sangat melenceng dari fitrahnya. Kerapan sapi yang dilakukan oleh masyarakat Madura saat ini sudah jauh berbeda dengan kerapan sapi pada zaman dulu. Muna mengkritik hal tersebut dalam cerpennya yang berjudul Warisan Leluhur. Dalam cerpen tersebut, Muna mencoba untuk mengkritik cara kerja dari tradisi kerapan sapi yang ada saat ini. Beliau menganggap bahwa kerapan sapi saat ini dilakukan hany menyiksa para sapi. Warisan yang seharusnya menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat Madura sudah jauh dari makna aslinya.
Kelebihan Buku:
Membaca kumpulan cerpen Rokat Tase’ ini membawa saya untuk kembali ke lingkaran nilai-nilai tradisi yang ada di pulau Madura. Begitu banyak ragam konflik dan keindahan yang berkeliaran tanpa arah di telinga-telinga semua pendengar. Muna menyajikan Madura dari sisi yang berbeda dengan sangat eksotis dan menyenangkan.
Kekurangan Buku:
Sayangnya, buku ini memiliki bahasa yang sedikit susah untuk dipahami oleh pembaca. Khususnya bagi seseorang yang belum mengetahui secara menyeluruh mengenai bahasa-bahasa yang ada di pulau Madura. (sa)
Komentar
Posting Komentar