Langsung ke konten utama

Perempuan dan Kesetaraan Gender

 

Perempuan dan Kesetaraan Gender

Oleh : Dian Nisa Pristasari

 

Mengapa angka kekerasan pada perempuan cenderung naik bahkan disaat masa pandemi? Apakah kekerasan yang dialami pada perempuan masih berkaitan dengan pandangan kesetaraan gender yang masih tabu di masyarakat Indonesia?

Menurut siaran pers Komnas Perempuan yang dirilis pada 5 Maret 2021, Data pengaduan ke Komnas Perempuan mengalami peningkatan drastis 60% dari 1.413 kasus di tahun 2019 menjadi 2.389 kasus di tahun 2020.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa di Indonesia saat ini masih darurat dalam hal perlindungan perempuan. Kekerasan yang dialami oleh perempuan tersebut masih sejajar dengan ketidaksetaraan gender yang mengakar di masyarakat Indonesia. Berkaca dari sejarah Indonesia dulu, para perempuan muda dilarang keluar rumah, hanya diperbolehkan mengurus rumah dan memasak hingga nantinya menikah dengan laki-laki yang meminangnya. Hal tersebut yang menjadikan banyak masyarakat beranggapan bahwa derajat perempuan masih berada di bawah laki-laki.

Seperti yang disampaikan oleh BPMPK, salah satu kasus ketidaksetaraan gender yang terjadi di lingkungan masyarakat khususnya pendidikan yang mengklaim bahwa perempuan yang bersekolah hanya untuk dapat membaca dan menulis saja. Perempuan pada akhirnya juga akan menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di rumah.

Perempuan juga dianggap makhluk yang lemah. Dengan pemikiran seperti itulah yang menjadikan banyak lawan jenis yang merasa bisa semena-mena dalam memperlakukan perempuan. Akibatnya banyak perempuan yang mengalami kekerasan fisik dan pelecehan.

Menurut siaran pers BBC, WHO mengklaim bahwa sejak tahun 2013 sampai sekarang kasus yang mengatas namakan kekerasan atas perempuan masih sama banyaknya. Diperkirakan sudah 641 juta perempuan pernah mengalami dan melaporkan tindak kekerasan pada perempuan.

Akibat yang dirasakan perempuan dengan masih mengakarnya pandangan bahwa perempuan memiliki derajat yang rendah serta kurangnya sikap kesetaraan gender adalah adanya ketidakadilan kepada para perempuan di lingkungan masyarakat. Dengan pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang saat ini seharusnya semakin tinggi pula tingkat kesadaran masyarakat akan masalah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

RESENSI BUKU: SEIKHLAS AWAN MENCINTAI HUJAN

Seikhlas Awan Mencintai Hujan (Sumber: pustakabukubekas_pinterest.com) Malang, LPM AQUA -Jumat (25/03/2022) Buku ini mengajarkan cara bagaimana kita mengikhlaskan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melepaskannya. Terkadang tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam berharap pada seseorang. Tidak ada siapa pun yang akan sanggup kehilangan seseorang yang paling kita inginkan dalam hidup. Seseorang yang sangat kita harapkan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang pernah kita bayangkan tentang menjalani suatu pagi dan menyambut matahari berdua bersama. Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi, tempat di mana bisa duduk untuk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia.  Bagaimana bila nama yang kau sebut di sepertiga malammu bukan nama yang ingin Tuhan satukan denganmu?  Pada akhirnya, tidak ada yang mampu dil...