Langsung ke konten utama

Akhirnya, Mentoring terlaksana !!





Akhirnya, Mentoring terlaksana !!



Malang, LPM AQUA - Kegitan Mentoring yang sedianya satu rangkaian dengan kegiatan Selar Day akhirnya terlaksana pada minggu ketiga Selar Day. Hal tersebut menuai banyak kontroversi, mulai dari jalannya acara yang tidak dilaksanakan mulai minggu pertama, pembagian kelompok yang terupload di website resmi FPIK masih belum semua maba terdata sesuai agamanya, hingga pembagian mentor yang terkesan sangat mendadak dan kurang siap, hal ini bisa dilihat dari nama mentor yang tertera di Surat Keputusan Dekan yang kemudian diganti menjelang hari H pelaksanaan. Selain itu kegiatan mentoring dilaksanakan di ruang terbuka. Kegiatan Mentoring yang menitik beratkan pada Ketuhanan dan akhlak tersebut membagi kelompok berdasarkan agama mahasiswa baru, terdiri dari 30 kelompok mahasiswa muslim, 2 kelompok mahasiswa protestan, dan 1 kelompok mahasiswa katolik serta hindu. Dengan jumlah mentor yang berjumlah 35.

Mentoring menurut silabus pelaksanaan akan diadakan sebanyak lima kali pertemuan. Lima pertemuan tersebut meliputi materi yang pertama yaitu Ketauhidan, materi kedua yaitu Al-Qur’an sebagai petunjuk, materi ketiga yaitu manusia sebagia khalifah, materi keempat manusia dengan manusia, dan yang terakhir adalah peran mahasiswa dalam masyarakat.

Menurut Agung Wiradiguna selaku Koordinator Mentor yang kami temui selepas kegiatan mentoring hari pertama, sebenarnya idealnya 1 mentor membawahi 10 orang mentee, hanya saja ketika memang adanya seperti saat ini satu mentor memegang 30 orang mentee maka para mentor dituntut untuk kerja ekstra. Agung juga menambahkan bahwasannya para mentor khususnya muslim akan melakukan upgrading atau pembekalan dengan dosen-dosen fakultas terkait materi yang akan disampaikan pada setiap minggunya. Diharapkan pula untuk mentor Protestan, Katolik dan Hindu melaksanakan hal yang sama demi menunjang kegiatan mentoring. (zp/eng)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: BUNGA YANG TERINJAK

  Bunga yang Terinjak (karya: Najla Kamiliya Gunawan ) (sumber: pinterest) Jam berdetak dengan keras mengikuti irama jantung. Dalam lorong yang gelap, beberapa wanita duduk dengan penuh ketegangan. Mereka duduk berjejer di lorong, tatapan yang penuh kecemasan saling bertaut dalam keheningan yang mencekam. Udara terasa beku, seolah lorong itu menjadi panggung bagi pertunjukan ketidakpastian. Setiap napas terasa berat, seakan-akan mereka menanti waktu yang akan mengguncang fondasi kehidupan mereka.  Dahinya basah berkeringat meskipun udara malam dingin menusuk panca indra. Dengan susah payah, ia kembali menelan salivanya. Bola matanya bergetar memancarkan ketakutan tatkala memandang kejadian mengerikan itu dari balik tirai, hatinya berdebar-debar di tengah ketakutan. Kegelapan malam menyaksikan bayangan-bayangan kekerasan, dan ia merasa terjebak dalam dunia gelap yang tak bisa diubah. Ia sontak menundukkan pandangannya, membiarkan rambutnya menutupi wajahnya, karena tak...