Langsung ke konten utama

HASIL PENJARINGAN SUARA CALON DEKAN FPIK UB PERIODE 2021-2025

 

HASIL PENJARINGAN SUARA CALON DEKAN FPIK UB PERIODE 2021-2025


Kegiatan penjaringan suara Calon Dekan FPIK UB dilaksanakan pada Hari Senin, 19 April 2021. Sebanyak 132 pemilih (90,4%) dari total DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak pilihnya pada koridor luar FPIK UB mulai pukul 09.00 – 13.30 WIB. Panitia pelaksana melaksanakan penjaringan suara dengan memperhatikan protokol kesehatan, dengan konsep satu arah dari gerbang masuk hingga pintu keluar, dan membagi waktu pemilihan berdasarkan Program Studi masing-masing. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kerumunan.

Setelah waktu pemilihan selesai, dilakukan proses rekapitulasi suara. Kegiatan ini dilaksanakan di hall Gedung Utama FPIK UB, dengan menghadirkan unsur senat dan saksi dari masing-masing calon. Panitia pemilihan menyediakan live Zoom untuk para civitas akademika FPIK yang ingin mengikuti jalannya rekapitulasi perhitungan. Dari hasil rekapitulasi, calon nomor urut 1 yaitu Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si unggul tipis 8 suara atas calon nomor urut 2 yaitu Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP. Rincian rekapitulasi suara dari 132 total suara yang masuk adalah sebagai berikut:

Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si            69

Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP        61

Suara tidak sah                              2

Total suara                                     132

Dalam pernyataan yang diberikan, ketua panitia pemilihan yaitu Dr.Ir. Muhamad Firdaus, MP mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya proses penjaringan suara dengan lancar dan penuh antusias dari civitas akademika FPIK UB. Lebih lanjut, hasil dari proses penjaringan suara ini akan diserahkan kepada ketua Senat FPIK untuk dijadikan pertimbangan. Setelah kegiatan penjaringan suara ini, akan diselenggarakan pemilihan oleh Senat FPIK yang akan dilaksanakan pada Hari Jumat, 23 April 2021.

 

 

Sumber:

Fpik.ub.ac.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...

RESENSI BUKU: PERTEMUAN DUA HATI

PERTEMUAN DUA HATI (Sumber: bukabuku.com) A.                Identitas Buku a)                  Judul Buku                  : Pertemuan Dua Hati b)                  Pengarang                   : Nh. Dini c)                   Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Jakarta d)                  Tahun Terbit  ...

CERPEN: BUNGA YANG TERINJAK

  Bunga yang Terinjak (karya: Najla Kamiliya Gunawan ) (sumber: pinterest) Jam berdetak dengan keras mengikuti irama jantung. Dalam lorong yang gelap, beberapa wanita duduk dengan penuh ketegangan. Mereka duduk berjejer di lorong, tatapan yang penuh kecemasan saling bertaut dalam keheningan yang mencekam. Udara terasa beku, seolah lorong itu menjadi panggung bagi pertunjukan ketidakpastian. Setiap napas terasa berat, seakan-akan mereka menanti waktu yang akan mengguncang fondasi kehidupan mereka.  Dahinya basah berkeringat meskipun udara malam dingin menusuk panca indra. Dengan susah payah, ia kembali menelan salivanya. Bola matanya bergetar memancarkan ketakutan tatkala memandang kejadian mengerikan itu dari balik tirai, hatinya berdebar-debar di tengah ketakutan. Kegelapan malam menyaksikan bayangan-bayangan kekerasan, dan ia merasa terjebak dalam dunia gelap yang tak bisa diubah. Ia sontak menundukkan pandangannya, membiarkan rambutnya menutupi wajahnya, karena tak...