Langsung ke konten utama

FIB UB GELAR PENDAMPINGAN GERAKAN LITERASI CULTURAL: PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI PEREMPUAN DI DESA PESANGGRAHAN MOJOKERTO

FIB UB GELAR PENDAMPINGAN GERAKAN LITERASI CULTURAL: PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI PEREMPUAN DI DESA PESANGGRAHAN MOJOKERTO

Sahiruddin dan Lilik Wahyuni, FIB UB 2024


Desa Pesanggrahan, Mojokerto - Di tengah semangat untuk mengembangkan potensi lokal dan mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan, masyarakat Desa Pesanggrahan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, telah meluncurkan Gerakan Literasi Cultural. Gerakan ini bertujuan untuk menggali serta mempromosikan pengetahuan lokal dan warisan budaya sebagai sumber daya ekonomi yang potensial, khususnya bagi para perempuan di wilayah tersebut. Kegiatan pendampingan kepada komunitas perempuan di Desa Pesanggrahan dimulai dari FGD, Praktik memasak, Mengemas Produk, dan Memasarkan produk secara online. Dalam peluncuran resminya, Gerakan Literasi Cultural memperkenalkan serangkaian kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat dalam pembelajaran dan promosi budaya lokal.

“Sangat senang bisa mendampingi ibu-ibu untuk mengolah produk makanan dan minuman sehingga nanti dipasarkan dan mempunyai label halal” Ujar Bapak Sahiruddin FIB UB.

Salah satu fokus utama gerakan ini adalah memberdayakan perempuan desa untuk memanfaatkan kearifan lokal dan keterampilan tradisional mereka dalam menciptakan produk-produk bernilai tambah. Mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, Gerakan Literasi Cultural juga menekankan pentingnya mempertahankan dan memperbarui pengetahuan lokal serta tradisi budaya. Hal ini diharapkan dapat menjaga identitas budaya Desa Pesanggrahan sambil membuka peluang baru dalam ekonomi kreatif dan pariwisata. Tak hanya itu, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk power perempuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Seperti yang disampaikan pada kegiatan FGD “Mari bersama-sama untuk berkontribusi dan belajar untuk mengepak produk-produk yang unik, bernilai tambah, tahan lama, dan higenis. Kenapa? Karena saat ini semakin pesat perkembangan teknologi, makanan juga perlu diperhatikan. Semoga semua bisa terferivikasi” Ujar Ibu Lilik Wahyuni FIB UB.





Salah satu inisiatif yang telah diluncurkan dalam rangka Gerakan Literasi Cultural adalah pelatihan keterampilan tradisional seperti pengolahan makanan lokal dan membuat minuman. Melalui pelatihan ini, para perempuan desa diberdayakan untuk menjadi produsen dan pengrajin yang mampu menciptakan produk-produk berkualitas tinggi dengan nilai tambah budaya yang tinggi pula. Ini adalah contoh dari beberapa produk minuman yang sudah dihasilkan oleh komunitas Sekar Ayu dan Puem Flamboyan Desa Pesanggrahan Mojokerto. 

Dalam hal makanan, Desa Pesanggrahan terkenal dengan kue tradisionalnya. Para perempuan desa telah dilatih untuk meningkatkan kualitas produksi dan memperluas jangkauan pasar untuk makanan dan minuman tersebut, baik secara lokal maupun melalui pemasaran online. Melalui Gerakan Literasi Cultural, para perempuan desa diajarkan untuk mengolah bahan-bahan tersebut menjadi minuman siap saji yang berkualitas tinggi dan dapat bersaing di pasar lokal maupun regional. Tidak hanya itu, gerakan ini juga melibatkan kolaborasi dengan pelaku ekonomi lokal, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan akses pasar bagi produk-produk lokal Desa Pesanggrahan. Hasil pelatihan pengemasan produk makanan yang sudah dihasilkan oleh komunitas Sekar Ayu dan Puem Flamboyan sebagai berikut.





Upaya ini diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi perempuan desa serta meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan ekonomi di wilayah tersebut. Melalui program kegiatan Gerakan Literasi Cultural, Ibu Nastin, salah seorang perempuan desa yang terlibat dalam program ini, mengatakan, "Saya sangat bersyukur dengan adanya gerakan ini. Kami dapat mempertahankan budaya kami sambil meningkatkan penghasilan keluarga melalui keterampilan tradisional yang kami miliki."

Diharapkan, Gerakan Literasi Cultural ini akan menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan potensi budaya lokal sebagai motor penggerak ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.


karya: Sahiruddin dan Lilik Wahyuni


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: The 5 Levels of Leadership

  gambar: media.oiipdf.com Oleh : Mutahassin Bilhaq   Identitas Buku Judul               : The 5 Levels of Leadership Penulis            : John C. Maxwell Penerbit          : Center Street Tahun Terbit   : 2011 Halaman         : 452 halaman Kategori          : Leadership Bahasa             : Inggris Harga              : $17.66 Ringkasan "Leadership is one of my passions. So is teaching it. I’ve dedicate more than thirty years of my life to helping others learn what I know about leading. In fact, I spend about eight days every year teaching l...

HARIAN AQUA (Vol. 33): HARGA BBM NAIK, APA KATA MAHASISWA?

Harga BBM Naik, Apa Kata Mahasiswa? (Sumber: garta.com) Malang, LPM AQUA -Selasa (12/09/2022), BBM atau singkatan dari bahan bakar minyak merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari suatu pengilangan ( refining) minyak mentah ( crude oil ). Minyak mentah yang berasal dari perut bumi ini diolah dalam pengilangan dahulu untuk menghasilkan suatu produk-produk minyak yang termasuk di dalamnya yaitu BBM. Pemerintah pada S abtu, 3 September 2022, resm i menaikkan harga BBM atau menghapus subsidi BBM. Berbagai tanggapan menanggapi kenaikan dari harga BBM tidak menyurutkan langkah pemerintah. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.      (Sumber: pertamina.com) Berbagai respon pun tertuai terutama dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa memberikan beragam tanggapan mengenai kenaikan BBM yang terjadi d...

CERPEN JEJAK DI UJUNG SENJA - YAHYA AHMAD KURNIAWAN

  Jejak di Ujung Senja  karya: Yahya Ahmad Kurniawan Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Setiap sore, saat matahari mulai merunduk di balik bukit, Arif selalu berjalan ke tepi danau yang tenang. Danau itu adalah tempat favoritnya, tempat di mana ia bisa merenung dan melupakan segala beban hidup.  Suatu hari, saat Arif duduk di tepi danau, ia melihat seorang gadis asing yang sedang menggambar. Rambutnya panjang dan berkilau seperti sinar matahari, dan senyumnya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Arif merasa tertarik dan mendekatinya.  “Nama saya Arif,” katanya dengan suara pelan.  Gadis itu menoleh dan tersenyum. “Saya Lila. Saya baru pindah ke desa ini.”  Mereka pun mulai berbincang. Lila bercerita tentang kota asalnya yang ramai, sementara Arif menceritakan keindahan desa danau yang mereka tempati. Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Setiap sore, mereka bertemu di tepi ...