Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Cerpen : Dari Jendela Depresi

  Adalah lara yang tak terlihat. Dari diri yang tak sebenarnya Dari bahagia yang tertutup paksa, pada batin yang terbiasa oleh luka Aku rasa menertawai ketidakberdayaan adalah suatu yang wajar bagiku. Darinya aku belajar bahwa semua bahasa tak bisa terkatakan, dan mungkin warna, tatap, tangis, simbol, serta senyuman akan sedikit melukiskan; bahwa kita tak terluka sendirian dan untuk itu kita perlu saling membersamai tanpa niat bertambah melukai, seharusnya. Jangan membandingkan luka – Kita tak sama “Lagi….”,  untuk kesekian kali aku selalu terbangun di tengah malam dengan segala mimpi buruk, kulihat jam menunjukkan pukul 00.07 WIB, aku menghela nafas panjang dan sejenak aku terdiam, terpaku menatap dentingan jam di diding kamar. Seakan mengisyaratkan bahwa tak ada jeda sedikitpun untuk bernafas dan terlelap. Hampir setiap malam aku dilanda rasa ketakutan dan kebingungan, relung-relung di dadaku penuh sesak dan nadiku berdetak liar. Aku berusaha menutup kembali mataku, menarik ...

Puisi : Rindu Tak Bernada

  Ada rindu yang tak sempat aku ucapkan Dari dua jiwa yang berusaha kembali ku eratkan Dingin menyapa malam memberi keheningan Memaksa rasa kembali diteguhkan   Alur cerita belum sampai tujuan Namun radar dari Tuhan memberi sinyal untuk perpisahan Tetaplah genggaman harapan tak boleh lepas tangan Untuk menerka melangkah bersama angan Terselip doa untuk segera kembali berpegangan   Bisakah kau memberiku solusi untuk tak merindu? Tak mengapa jika kau tak menginginkan bertemu Mungkin raga mu sudah terlalu berat untuk bertemu Sudah terlalu pekat pula hadirmu dalam malamku Kurasa sudah cukup untuk pertanda kesabaran merindu Oleh : Titis Dwi Andhani

Opini : Tingkat Jabatan dan Pendidikan Tidak Menjadi Acuan Rasa Hormat

  Baru-baru ini tersiar kabar mengejutkan, seorang pimpinan tinggi yang memiliki gelar yang tinggi pula melakukan suatu tindakan rendahan. Terkait kasus penyuapan dan penangkapan di Bandara beberapa waktu lalu membuktikan bahwa untuk menilai tingkat kehormatan seseorang bukan gelar atau jabatan, melainkan sikap dan attitude. Berkacalah dari ‘Para Terhormat’ yang duduk dikursi eksklusif. Mari bicara tentang beberapa kasus memalukan yang terjadi di negara ini: Kasus Korupsi Pimpinan Daerah Sebut saja kasus Penerbitan Usaha Pertambang yang menggandeng nama pimpinan daerah. Dalam kasus ini negara menggalami kerugian hingga Rp 5,8 triliun dan 711 ribu dollar AS. Kasus Korupsi Seorang Ketua Umum Kasus korupsi E-KTP yang menjadi perbincangan panas beberapa tahun yang lalu menyeret Ketua Umum sebuah partai besar. Kasus ini menyumbangkan kerugian sebesar Rp 2,3 triliun untuk negara. Kasus Korupsi Pejabat Tinggi Bagaimana dengan kasus korupsi proyek Hambalang yang bahkan menyere...